Bab 01-6: Rahasia Aldsteins

253 37 30
                                    

Regi memejamkan matanya, merasakan angin laut yang berhembus menerbangkan suraian peraknya mengikuti arah angin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Regi memejamkan matanya, merasakan angin laut yang berhembus menerbangkan suraian peraknya mengikuti arah angin. Indera pendengarannya menangkap suara kicauan burung camar. Meskipun hari masih pagi, tapi ada beberapa burung yang terbang mengikuti kapal laut yang berlayar.

Sangat menenangkan, meskipun hari masih gelap karena mereka berangkat seperti yang direncanakan, pergi pagi buta untuk menghindari antek-antek Penyihir Hitam menemukan mereka.

Saat ini, mereka sudah berada dalam kapal layar sedang berlayar menuju Reruntuhan Kuno Traquilem.

"Tuan Klaussé!" sapa Lemyth mendekati Regi, pemuda itu masih merasakan semilir angin pagi. "Mulai sekarang sepertinya aku akan memanggilmu dengan nama Klaussé," sambungnya meledek.

"Kau masih berhutang cerita tentang Klaussé padaku," ujar Regi tanpa mengubah posisinya sedikitpun.

"Aku tahu. Velix memanggilmu, katanya ada rencana yang harus kalian diskusikan."

"Baiklah, ayo."

Regi melangkahkan kakinya memasuki kapal, menuju ruangan tempat Velix dan Lalafeil berada. Lemyth yang berada di belakangnya, mengekori pemuda itu sambil menatap sekitar, mencari tahu keberadaan penyusup kembali karena saat ini cukup banyak penumpang.

Perdagangan di Kota Viernir memanglah cukup tinggi, mengingat mereka berada di pesisir pantai. Mengakses melalui jalur laut lebih mudah.

Mereka berdua telah berkumpul di ruangan tertentu yang sudah dipesan berada dalam kabin kapal, dan Velix memberikan masukan tentang rencananya karena setelah mereka tiba di dermaga, hanya berjarak berapa kilometer lagi akan sampai di Reruntuhan Kuno Traquilem. Velix sendiri tidak yakin jika di wilayah sana aman tentang masalah Argo penyusup kemarin.

"Apakah Phoenix sangat sulit ditemui?" tanya Regi untuk meyakinkan dirinya mencari cara supaya dapat dengan mudah darah Makhluk Legenda itu.

"Tidak, tapi ujian dibuatnya cukup sulit. Terlebih lagi Tuan akan mengambil darahnya, aku yakin Gardana akan menguji Tuan untuk bertarung kembali dengannya," jelas Velix melipat kedua lengannya di depan dada.

Pemuda bersurai biru itu sangat ingat dengan jelas saat pertama kali bertemu dengan Gardana--nama Phoenix di Reruntuhan Kuno Traquilem, Makhluk itu sangatlah kuat dan memiliki kecerdasan yang unik untuk mengelabui lawannya. Terlebih lagi dengan bulu-bulu emasnya, Ia mampu menarik lawannya dengan pesona yang Gardana miliki.

Velix mengira Regi tidak mengingat kejadian yang dulu, karena memang Ia menganggap Regi hilang ingatan. Karena kejadian yang dulu dan Regi juga hilang ingatan, Velix mulai cemas dengan keadaan Regi jika bertarung dengan Gardana.

Sedangkan Regi sendiri, Ia hanya diam memikirkan bagaimana caranya membela diri. Sejak awal Ia juga sudah menyangka kalau bertarung akan menjadi satu-satunya cara yang harus Ia lakukan untuk menyelamatkan Gissél. Tidak ada pilihan lain, Regi akan melakukannya.

Emperor Crown: The Cursed ChildWhere stories live. Discover now