Bab 02-4: Rahasia Siren

124 19 17
                                    

"Reg, tumben lo berangkat sepagi ini?" Seseorang menepuk pelan pundak Regi sehingga membuat pemuda itu terkejut bingung. "Kenapa lo?" lanjutnya sambil berjalan pergi menuju mejanya.

"Bang Regi, laporannya berhasil diterima Pak Boss loh, oh iya, pagi ya Bang!" sapa seorang perempuan sambil tersenyum ke arahnya.

Ini aneh. Jelas aneh. Apakah Ia sudah kembali ke dunia asalnya?

"Kenapa Reg? Kok lo kayak bingung gitu?" Teman dekatnya merangkul tubuh Regi yang masih diam di posisinya, berada di depan pintu masuk kantor.

"Gue masih nggak nyangka aja, ini beneran? Bukannya gue di Rumah Sakit?" tanya Regi yang mengingat kejadian sebelumnya.

"Rumah sakit? Lo sakit apaan emang?" tanyanya tertawa, Ia pun menepuk pelan pundak Regi setelahnya berjalan pergi kembali ke mejanya.

Masih tidak menyangka dengan apa yang dilihatnya saat ini, Regi berjalan kembali ke meja kerjanya. Beberapa aksesoris serta kertas dan dokumen yang masih tergeletak di atas meja benar-benar sama dengan hal yang Ia lakukan setiap hari.

Tapi ini aneh.

"Yud, Yud!" panggil Regi menghampiri seorang temannya yang bernama Yuda tengah memberikan laporannya ke ruangan Atasan.

"Apaan?" tanyanya sambil mengecek kembali dokumen di tangannya.

"Lo masih inget ama makhluk-makhluk mitologi? Phoenix?" tanya Regi langsung ke intinya, Ia memperhatikan Yuda untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Jika dugaannya benar, itu artinya dirinya bukan di dunia aslinya.

Yuda mengangkat satu alisnya, "Phoenix? Nggak pernah denger. Udah ah, gue buru-buru."

Tepat. Yuda sangat menyukai hal yang berbau dengan mitologi terutama seekor Phoenix, tetapi jika Ia tidak menyukai hal itu tentu saja ini bukanlah dunia aslinya. Lantas terjebak di dimensi mana lagi?

Regi sudah muak untuk terjebak di berbagai dimensi, Ia ingin kembali. Tetapi bagaimana caranya keluar dari sini?

"Tuan...."

Kata yang sering didengar itu akhir-akhir ini, Regi mengulas senyum dengan antusias menoleh ke arah pemanggil. Bukan Lemyth, Velix atau Lalafeil, siluet tubuh seseorang yang benar-benar berbeda. Siapa?

Ia pun berjalan mendekati Regi, di tangannya berbagai dokumen dipegangnya secara erat. Lalu suraian pirang bergelombang itu, serta manik mata yang kemerahan indah dan seksi itu.

Tunggu.

"Lamia?" tanya Regi terkejut, Ia membulatkan matanya lebar. Benar-benar tidak mungkin Lamia ada di dunianya, tidak, ini benar hanya ilusi saja. Saat ini dirinya sedang terpengaruh masuk ke dimensi aneh.

"Makan malam kemarin maaf jika kautidak menyukainya, tetapi aku akan berusaha untuk menjadi istri yang baik!" serunya dengan semangat, bibirnya juga mengulas senyum manis lalu suaranya yang lembut itu.

"Istri?" ulang Regi yang kembali terkejut, tidak, ini tidak mungkin. Iya 'kan?

"Reg, lo keren bisa dapetin bule secantik dia. Gue iri jadinya," ucap seseorang rekan kerjanya merangkul pundak Regi. "Tapi wajar sih kalo lo dapet, soalnya lo 'kan Klaussé."

Deg.

Rekan kerjanya tadi tertawa setelahnya pergi meninggalkannya kembali berdua bersama Lamia yang terlihat malu-malu. Bagaimana mungkin rekannya tahu tentang Klaussé? Dan apa maksudnya dengan perkataannya tadi?

"Tuan senang 'kan bisa menjadi Klaussé?"

***

Regi membuka matanya lebar, Ia memandang sekeliling. Saat ini dirinya berada di gua yang gelap dan hanya ditemani dengan penerangan api unggun yang tidak jauh dari posisi Regi.

Emperor Crown: The Cursed ChildOnde histórias criam vida. Descubra agora