Part 28

98 15 2
                                    

"Jadi pada hari Jumat sore, suami Anda benar-benar ada Bersama dengan Anda?" tanya Allie pada Bella.

Bella mengangguk, "Ya, dia ada di sini Bersama saya."

"Apakah ada bukti yang menguatkan hal itu?"

"Bukti? Apakah kesaksianku tidak cukup menjadi bukti?" sanggah Bella.

Sore itu, Allie dan Jeff pergi ke rumah Andre. Waktu itu kira-kira seminggu setelah Allie menginterograsi Andre di kantor polisi. Mereka mencari waktu di mana Andre sedang tidak di rumah, sehingga bisa menanyai Bella dengan leluasa. Setelah dipaksa, Jeff akhirnya mau mengikuti Allie ke rumah Andre. Padahal Jeff sudah yakin bahwa Vitalah pelaku pembunuhan berantai itu.

"Ngomong-ngomong, bukankah kalian memerlukan surat untuk datang dan menanyaiku seperti ini?" tanya Bella.

Allie dan Jeff terdiam. Kenyataannya memang mereka tidak memiliki surat apapun. Mereka hanya menggunakan kekuasaan mereka sebagai polisi.

"Hal ini sungguh tidak wajar," bisik Bella, "Menggunakan kekuatan kalian untuk menanyai warga sipil yang bahkan tidak ada bukti keterlibatan!"

"Kami minta maaf sekali," ujar Jeff, "Mari Allie, kita pergi!"

Allie terpaksa beranjak. Jika Bella melaporkan hal ini tentu dia akan mendapatkan masalah! Mau tidak mau, dua detektif itu pergi dari rumah Bella dengan tangan hampa.

"Kalau benar Andre pelakunya, berarti istrinya ikut membantunya," pikir Allie. Ini berbeda dengan kasus-kasus di mana sang istri sama sekali tidak tahu perbuatan suaminya.

"Jika dia sudah tahu suaminya pembunuh, kenapa masih mau membelanya? Itu nggak wajar," komentar Jeff.

"Memang tidak wajar, tetapi di dunia ini tidak ada yang mustahil," jawab Allie, sambil menstarter mobilnya.

Sementara itu, Bella masih duduk diam di posisinya. Perlahan aku keluar dari persembunyianku. Aku bertepuk tangan dengan keras, "Akting yang bagus!" seruku.

***

Dua hari yang lalu... BELLA POV

Malam itu Bella mengemasi barang-barangnya dan barang-barang Lea. Ia meyakinkan terlebih dahulu bahwa Andre sudah terlelap, baru ia berani mengambil tas kopernya dan berkemas-kemas.

Bella baru menyadari bahwa dirinya benar-benar tidak bisa mengikuti permainan Andre. Ia tidak ingin Lea tumbuh tanpa sosok ayah, tetapi ia juga tidak ingin Lea tumbuh dengan sosok ayah yang sama sekali berbeda dengan apa yang disangkanya... Tumbuh Bersama seorang pembunuh berantai...

Bella sendiri tidak bisa dan tidak tahan hidup dengan Andre. Setelah ia mengetahui kedok Andre, ia benar-benar mencoba untuk menerima Andre sepenuhnya, dan yakin bahwa suatu hari Andre akan berubah. Namun ia sadar hal itu tidak mungkin... Kalaupun mungkin, akan makan banyak waktu.

Oleh sebab itu, ia memutuskan untuk kabur. Kabur adalah satu-satunya solusi. Pasalnya, jika Bella tetap di sini dan mengikuti rencana Andre, maka Andre tidak akan mendapatkan hukuman yang setimpal. Tetapi sebaliknya jika Bella mengaku pada polisi bahwa suaminya adalah pelaku pembunuhan berantai, ia takut akan keselamatan dirinya sendiri dan Lea. Apalagi Bella menyadari Andre sekarang sudah mencium gelagat bahwa Bella takut padanya. Bisa-bisa Andre menghabisi Bella dan Lea sebelum polisi datang untuk menanyainya. Satu-satunya pilihan terbaik di pikiran Bella adalah kabur diam-diam dari rumah ini.

"Sssttt!" bisik Bella pada Lea yang dirangkulnya erat dalam pelukan. Ia menyeret kopernya melewati tangga dan menuju ke pintu keluar. Namun naas, koper itu malah terjatuh dari tangga dan menimbulkan suara keras, "DUK! DUK!"

"Sial!!" geram Bella. Ia buru-buru berlari ke bawah dan menyeret koper itu. Ia memutar kunci pintu depan dan...

"Bella!" sebuah suara mengagetkan Bella. Suara Andre. Bella menoleh. Andre berdiri di tangga, menatapnya kosong dan dingin. Bella gemetar. Ia menyadarkan dirinya sendiri untuk buru-buru kabur. Ia membuka kenop pintu dan kabur ke luar. Lea dipeluknya erat di dadanya. Ia berlari menuju kegelapan malam. Ia sudah membuat janji dengan taksi di depan pagar mereka. Tetapi karena rumah baru itu memiliki taman yang luas, Bella masih harus berlari sekitar 300 meter untuk menuju ke pagar rumah mereka.

Andre lebih cepat. Begitu melihat Bella berlari keluar, ia buru-buru melompati tangga dan mengejar Bella.

"Sedikit lagi," bisik Bella sambil terus berlari. Pagar itu tampak begitu dekat... TAP! Ia merasa tanggannya dicekal dari belakang. Bella menoleh kaget.

"Mau kemana, sayang?" tanya Andre, sambil tersenyum. Senyum paling menakutkan yang pernah dilihat Bella...

BELLA POV END

OH MY GOD INI MAKIN SERU GUYS.. SEBENTAR LAGI JUGA UDAH MAU TAMAT. BANTU VOTE YA GAES...

TWOWhere stories live. Discover now