Part 13

101 11 0
                                    

NB: Untuk mengkhayal wajah Bella dan Lea, lihat background yaa...

Pesta ulangtahun Lea berlangsung meriah. Rata-rata tamu yang diundang adalah tetangga dan teman baik kami. Konsep pesta ini adalah pesta kebun, sehingga semua kegiatan dilaksanakan di taman kami yang luas. Boneka beruang memenuhi dekorasi taman itu, karena Lea paling suka boneka beruang.

"Hai, selamat datang," sapaku pada Elvan, tetangga kami.

"Hei, Ndre! Selamat ya! Aku dengar kamu sekarang menempati posisi direktur?"

"Baru asisten direktur," ralatku, "Bagaimana denganmu? Ada yang bisa kubantu?"

"Yah, tidak sih," jawab Elvan, tapi langsung disikut oleh istrinya, Henny.

"Sebenarnya kami butuh rekomendasimu untuk memperkerjakan Elvan, Ndre..." ujar Henny, "Dia payah, tidak sepertimu."

Aku tertawa, "Aku yakin tidak demikian. Baiklah, Senin depan aku akan beri rekomendasi."

"Ah, terimakasih Ndre, aku jadi tidak enak nih," ujar Elvan malu, "Kamu memang yang terbaik."

Aku tersenyum dan menepuk punggung Elvan. Aku berkeliling lagi untuk menyapa tamu-tamu.

"Sayang," tiba-tiba Bela menarikku dari belakang, "Ada masalah!"

"Ada apa?" tanyaku.

"Fotografer tidak datang... Payah! Jadi kupikir... Bisakah aku meminjam kameramu untuk memotret acara ini? Kameramu yang bagus itu," ujar Bella, "Momen ini tidak boleh terlewat begitu saja."

Aku terdiam sebentar. Masalahnya, kamera itu biasa juga kugunakan untuk memotret tubuh korban Aku melakukannya sebagai koleksi. Dan aku lupa apakah kartu memorinya sudah kulepas atau belum.

"Kau bercanda?" aku terkekeh, "Tentu saja boleh, sayang! Aku ambilkan kameranya ya?"

"Eh, biar aku saja, kamu fokus jaga Lea dulu," ujar Bella. Aku spontan menarik tangan Bella dengan keras. Bella terkejut. Aku buru-buru memasang senyum.

"Biar aku saja, kamu jaga Lea, oke?" Bella mengangkat bahu dan mengangguk.

Aku buru-buru naik ke lantai dua untuk mencari kameraku. Tentu tidak lupa aku mencabut kartu memoriku dan menyimpannya di tempat yang aman. Sebagai gantinya aku memasang kartu memori baru.

"Ini kameranya sayang," aku menyerahkan kamera itu pada Bella.

"Wah Bell, suamimu ini memang dapat diandalkan ya," puji Stella, teman baik Bella.

"Tentu saja," ujar Bella senang.

Seterusnya, acara pesta berjalan meriah. Semua orang senang.

NANTI MALAM BAKAL UPLOAD PART YANG SERU BANGET. TUNGGUIN YAH...

TWOWhere stories live. Discover now