Part 2

246 22 0
                                    

Ditemukan lagi mayat seorang perempuan di sebuah bak sampah. Motif pembunuhan sama seperti sebelumnya: tangan diikat ke belakang dengan tali raffia, kaki dipatahkan sehingga dapat ditekuk dan dimasukkan ke bak sampah. Sebelumnya, mulut perempuan itu dijejali dengan plastik sehingga tidak dapat berteriak, selama si pembunuh mengukir tanda kemenangannya di bagian vital perempuan itu. Sebuah symbol seperti angka 8 yang diukir dengan pisau kecil dengan rapi. Setelah itu, perempuan itu dijejali lagi dengan plastik yang lebih banyak sehingga kehabisan napas dan meninggal.

"Ia adalah korban ke delapan, dengan motif dan tanda-tanda yang persis sama dengan tujuh korban sebelumnya," ujar Jeff.

Allie menarik napas, "Aku tahu. Segera cari identitas wanita ini," ujarnya pada seorang opsir polisi. Jeff mengangguk.

"Tampaknya pembunuh ini makin percaya diri sekarang," Jeff melanjutkan, "lihatlah betapa ia berani melakukan hal ini dengan lebih terang-terangan sekarang."

"Apa maksudmu terang-terangan?" tanya Allie, "Seorang serial killer selalu terang-terangan. Motivasinya jelas, supaya kita mengakui dirinya. Itu sebabnya ia melakukan semua ini dengan cara yang sama."

"Maksudku adalah," Jeff menunjuk jalanan di depan mereka, "lihatlah, ada noda darah di aspal itu. Biasanya dia sangat rapi. Tapi kurasa kali ini dia kurang hati-hati, karena ia sudah terlalu percaya diri."

"Yang benar saja!" seru Allie, "Jeff, kamu seperti baru jadi detektif saja!"

Allie menyeret Jeff ke jalanan itu, dan ia menunjuk noda darah itu, "perhatikan baik-baik!"

Jeff menggeleng, "Apa maksudmu?"

Sejenak kemudian Jeff menjentikkan jari, "Ini bukan kesalahan! Dia sengaja meninggalkan noda darah ini di sini!"

Allie mengangguk, "Ia meninggalkan noda darah dengan symbol yang sama, walaupun tidak cukup rapi. Ia mau menunjukkan diri kepada polisi. Bahwa ia lebih hebat dari polisi."

Allie menggeleng-geleng. Ia sendiri tidak habis pikir dengan perilaku psikopat itu. Korbannya semua perempuan dan kira-kira berusia 20-30 tahun. Mereka tidak diperkosa, tapi dipermainkan anggota tubuhnya dan bagian vitalnya diukir simbol. Lalu mereka dibunuh dengan perlahan-lahan Pembunuh itu tidak langsung membiarkan korban mati kehabisan napas, melainkan ia menambahkan plastik ke dalam mulut korban perlahan-lahan, seakan-akan ia menikmati pertunjukan seni.

"Menurutmu, apakah dia benar-benar merasa percaya diri sekarang?" tanya Jeff.

"Membiarkan dia percaya diri kadang-kadang bagus," jawab Allie, "Seperti yang kau katakan tadi, mungkin ia akan membuat kesalahan."

Tapi berapa korban lagi?

Mereka berdua terdiam. Dalam hati berdoa agar si psikopat gila itu cepat membuat kesalahan fatal.

TWOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang