Prolog

382 24 1
                                    

Shanty mengucapkan selamat tinggal pada rekan-rekan kerjanya. Ia memakai jaketnya dan memanggul ranselnya. Ia melihat jam tangan. Sudah pukul sebelas malam. Hari ini kafe sibuk, maklum hari Minggu. Shanty harus lembur, padahal biasanya jam 10 malam ia sudah sampai di rumah.

Shanty menggigil. Udara malam ini terasa lebih dingin dari biasanya. Ia melangkahkan sepatu hak tingginya di jalanan beraspal. Sepi. Pasti jam segini, semua orang sudah masuk ke rumah dan beristirahat. Apa daya, Shanty hanyalah seorang mahasiswi yang harus membiayai semua biaya kuliahnya sendiri.

Shanty mempercepat langkahnya. "Tak tak tak tak" Bunyi sepatu hak tinggi Shanty terdengar semakin cepat. Shanty merasa aneh. Seperti ada yang mengikutinya. "Taktaktaktaktaktak!" Langkah kaki Shanty berubah menjadi berlari. Ujung mata Shanty sedikit melirik ke belakang. Bayangan hitam itu semakin mendekat. Semakin mendekat Dan meraih Shanty

"Tidakk!!! Tolong!! Tolonggg!!" Shanty menjerit.

Sayangnya, tidak ada yang mendengar jeritannya di malam yang sepi itu.

TWOWhere stories live. Discover now