2. Pemaksaan

9.4K 498 42
                                    

-Sudah di revisi-

****

Dera membereskan buku-bukunya. Saat ini ia sedang mengerjakan tugas kelompok bersama teman-teman sekelasnya di rumah Rara. Dan baru selesai sekitar lima menit yang lalu.

''Otak gue ngebul'' Ujar Mita-salah satu teman kelas Dera.

Mereka berenam merebahkan tubuhnya di lantai, menghadap langit-langit balkon dengan mata yang terpejam. Tiga jam berkutat dengan tugas benar-benar membuat mereka lelah, bukan hanya fisik tetapi otak dan pikiran mereka juga sangat lelah.

''Nasib punya guru kejam mah kayak gini'' Ucap Fiki lesu ''Setiap saat tugas selalu menghantui'' Lanjutnya.

Kelima orang itu lantas mengangguk, membenarkan perkataan Fiki.

''Gue heran sama Pak Dodo, apa dia gak bosan ya ngasih kita tugas mulu. Gue aja sebagai murid bosan banget setiap dapat tugas dari dia'' Sahut Rendy sambil meneguk kopi miliknya.

''Nah benar juga. Apa dia gak bosan ya ngasih kita tugas'' Timpal Galang.

Kelompok mereka memang terdiri dari enam orang. Tiga orang perempuan dan tiga orang laki-laki.

''Biarin aja sih terserah mereka. Ngerjain tugas gak bikin lu mati kan?'' Sentak Dera tanpa mengalihkan perhatiannya dari ponsel yang berada di dalam genggamannya.

Rendy berdecak kesal ''Lu bisa ngomong kayak gitu, karena lu pinter! Gak kayak gue yang dapet nilai 70 aja udah seneng'' Balas Rendy sewot.

Dera melirik Rendy sekilas tetapi ia kambali memusatkan perhatiannya kepada ponselnya. ''Gue gak pinter, buktinya tiga besar aja gak masuk'' Ucap Dera.

''Terserah! Gue males berdebat sama lu!'' Ujar Rendy ketus.

Sementara Dera memutar bola matanya malas, kemudian berdecih ''Siapa juga yang mau berdebat sama lu. Gak ada untungnya juga buat gue'' Balas Dera tak kalah ketus.

Dera dan Rendy memang punya masalah pribadi. Merka menjadi tidak akur karena dulu Rendy pernah menuduh Dera menilap uang kas, padahal Dera sama sekali tidak pernah melakukannya.

Karena kejadian itulah Dera begitu membenci Rendy.

''Dera ada Akbar di luar'' Mereka berenam lantas menoleh ke arah pintu masuk. Menatap Ratna-ibu kandung Rara.

Dera berjalan menghampiri wanita paruh baya itu ''Sekarang dia dimana Bun?'' Tanya Dera.

''Di teras sama Raka'' Jawab Ratna.

Dera mengangguk ''Makasih ya Bun'' Ucap Dera. Setelah itu Ratna kembali keluar dari kamar anaknya, wanita itu juga tidak lupa menutup pintu kamar.

Dera berjalan menghampiri teman-temannya, mengambil tas miliknya dan menyampirkannya di bahu ''Gue balik duluan'' Pamitnya. Tanpa mau mendengar balasan dari teman-temannya, Dera sudah melenggang pergi. Menghampiri Akbar yang sudah menunggunya di teras.

Saat sampai teras ia langsung menepuk bahu Akbar membuat sang empunya menoleh ''Udah selesai?'' Tanya Akbar yang di balas dengan anggukan kepala saja oleh Dera, karena saat ini moodnya sedang tidak baik akibat tamu bulanannya sudah datang.

''Bun Dera pamit pulang'' Dera menyalimi tangan Ratna yang diikuti oleh Akbar.

Setelah itu ia langsung menarik tangan Akbar ke tempat mobil laki-laki itu terparkir.

Dera menyenderkan punggungnya di pintu dengan kaki yang ia taruh di atas paha Akbar. Tidak sopan memang, tetapi ia memang sudah biasa seperti ini dan sangat susah menghilangkan kebiasaan itu.

CRAZY MARRIAGE [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang