26

8.2K 672 75
                                    

"Apakah kau sudah menemukan Haechan ku? Dimana dia?" Jaehyun menatap skertarisnya yang baru begitu ia memasuki ruangannya. Ia tidak sabar dengan informasi yang Taeil dapatkan.

Sudah dua hari ini bocah nakal Johnny dan Jaehyun menghilang. Jangan tanya bagaimana paniknya kedua orang dewasa itu saat tidak melihat Haechannya di sana. Bahkan Johnny mengancam restoran yang mereka kunjungi.

Bagaimana bisa restoran terkenal dan termahal itu CCTV nya rusak? Apakah mereka tidak memiliki cukup uang untuk membeli yang baru? Menyetok salmon kualitas terbaik didunia saja mereka mampu. Cih! Johnny benar-benar ingin membeli restoran itu dan menjadikannya gudang.

Jaehyun berpikir bahwa mereka sudah menyabotase CCTV sebelum menyulik Haechan. Sehingga sangat sulit untuk mencari bukti.

"Saya sudah menyerahkan detektif yang bos Jaehyun sarankan. Dan mereka melihat jejak orang yang membawa Haechan. Tapi masih harus kita selidiki lebih lanjut, karena medannya sangat sulit bos, jauh dari keramaian."

Jaehyun mengusap wajahnya kasar. Sungguh ia sangat lelah. Selama bocah gempalnya menghilang  ia tidak pulang kerumah. Lebih memilih tidur dikantor. Ia sangat khawatir pada bocah itu. Apakah Haechan baik-baik saja? Apakah ia sudah makan? Bagaiman kalau terjadi sesuatu padanya?

Banyak sekali pikiran-pikiran negatif yang bersarang di otak Jaehyun.

"Dimana kamu, baby? Daddy merindukanmu"

.
.
.
.
.

Dilain tempat, suasana diruangan sempit ini begitu mencekam, sunyi dan senyap. Ruangan yang begitu usang dan bau tak sedap sampai ke indra penciuman bocah yang terikat di tengah ruangan itu.

Lee Haechan!

Terlihat begitu rapuh. Ia merasa semua badannya terasa sakit. Lihatlah wajahnya begitu pucat.

"Hiks~"

Runtuh sudah tembok yang dibangun Haechan agar tidak cengeng lagi. Menahan rasa takut yang sedari kemarin menyerangnya. Perutnya sangat perih, tak ada sesuap nasipun yang ia telan dari kemarin.

"Haech-annie ingin pu-lang hiks~" Pipi gembilnya lagi-lagi basah oleh air mata sialan yang selalu turun.






BRAKKK!!!

Haechan berjengkit kaget saat seseorang menendang pintu ruangan dengan sangat kasar. Ia mendongak saat melihat segerombolan orang menghampirinya.

Tak begitu jelas wajah mereka, bahkan Haechan harus menyipitkan matanyapun masih sama saja.

"Owh owh! Bocah manis, kau ketakutan ya? Ck ck ck! Bagaiman semalam kau tidur nyenyak? Apakah kau tidak merasa takut? Kudengar tempat ini sempat dijadikan markas pembunuhan. Hiii seram..."

Setelah mengatakan itu, wanita yang memakai jubah hitam tertawa sombong bersama pengawal- pengawalnya yang berjumlah tiga orang.

Wajah mereka-mereka tak bisa di kenali karna tertutup jubah.

Berbeda dengan Haechan, kringat dingin membanjiri pelipisnya. Hachan takut h-a-n-t-u!!!

Nafasnya tak teratus, ia menggigil ditempat tak berani menoleh sedikitpun kesamping.

"Haechanie ingin pu-lang hiks. Pulangkan Hae-chanie, chanie mo-hon hiks" Dengan susah payah, bocah malang itu mencoba berbicara tak perdulikan tenggorokannya yang sakit. Ingat! Haechan tak diberikan makan dan minum oleh mereka sejak kemarin.

Apakah mereka tak punya hati?

"Enak saja melepaskan mu. Kau ini pengganggu! Kau mendapatkan kebahagiaan, kenapa aku tidak? Kau harus menderita. Biarkan kau mati membusuk disini. Aku tak perduli dengan mu, sekalipun kau mencium kakiku dan memohon, aku tak kan pernah membiarkan mu hidup dengan enak!"

Wanita itu mencengkram wajah Haechan dengan begitu kuat, "Kau harus mati!" Penuh penekanan disetiap katanya.

"Terserah kalian apakan bocah ini. Ingat, jangan sampai lepas!" Wanita itu pergi meninggalkan Haechan dam para pengawalnya.

"Hai manis?"

"Awas! Jangan sen-tuh Haechanie. HIKS~ Papa, daddy tolong!"

.
.
.
.

"Aku hampir gila"

"Kau sudah gila"

"Haechan ku hilang"

"Aku sudah tau sialan! YAK!!! Berhenti minum, kau sudah menghabiskan lima botol Johnny Seo" Lelaki pendek itu mencak-mencak saat melihat sahabatnya sudah teler akibat kebanyak minum.

Ia tak sengaja melihat Johnny di bar sendirian. Dengan penasaran ia menghampiri pejantan kaya raya itu. Tumben sekali ia mau mendudukkan pantat nya disini? Biasanya, jangankan mampir, melirik pun tidak.

"Hehehe~ Haechanku hilang. Ayo menyelam, siapa tau Haechanie tenggelam. Dia kan tak bisa berenang. Hehe~"

"Apakah dia baik-baik saja? Oh tidak, aku hampir lupa! Kemarin ia meminta dibelikan es krim. Ayo kita beli,

- Tennie"








"Saat seperti ini, ku terlihat konyol John. Ck ck ck! Usia mu berapa sih? Sepertinya sama dengan sepupu ku yang berusia 6 tahun."












.
.
.
.
.
Hai hai haiii,

Aing kambekk nih.

Maaf ya aku lama up nya. Aku sibuk buat persiapan PAT kenaikan kelas.

Jangan lupa VOTE AND COMMNT❤❤❤❤

Gimana cap ini? Ngebosenin nggk?

Mau dilanjut nggk?

Kayaknya habis ini bikin work baru, tamatin ini dulu keknya ya?

kalian pilih buat next work aku

Johten?

Markyuck?

Jaeyuck?

•Papa John sama baby bear?

Atau isi sendiri..?

Nanti aku pilih yang pling banyk❤❤❤❤❤

Baby Bear ||End||Where stories live. Discover now