21

8.9K 812 54
                                    

Mata dan hidungnya memerah. Di pipi gembilnya terlihat bekas air mata yang mengering. Sudah berapa lama bocah kecil itu menangis dalam diam? Percayalah, itu sangat menyakitkan.

Matanya terpejam, malam ini sangat berbeda. Sunyi dan sepi. Sepertinya alam mengerti isi hati bocah kecil ini.

"Haechanie anak pungut ya? Mommy Haechanie mana? Kenapa tega sekali membuang Haechanie?" Ia bermonolog kecil, membiarkan air matanya yang kembali menetes di pipi gembilnya.

"Haechanie ingin bertemu mommy, hiks. Haechanie ta-kut. Daddy marah sama Haechanie." Bocah berpipi berisi itu kembali menangis meraung. Tangannya terkepal.

"Sayang"

"Papa~ kenapa dulu Haechanie diambil? Biarkan saja Haechanie disana sendirian." Bocah kecil itu masih enggan menatap sang papa yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya.

"Ke-kenapa papa dan daddy memanjakan Haechanie hiks. Haechanie tak pantas mendapatkan i-ni semua. Haechanie seharusnya tak ada di sini, hiks"

"Rasanya sa-akit sekali papa, hiks"

"Baby, jangan bicara seperti itu" Johnny membawa Haechan ke dalam pelukannya. Menciumi kening sang bocah. Ia sangat kecewa pada Jaehyun, ini belum waktu yang tepat untuk mengatakan semuanya pada Haechan.

"Haechanie merasa ini bu-bukan rumah yang pantas buat Haechanie, HIKSS~" Tangan mungil nya memukul-mukul dada bidang sang papa. Sungguh, hatinya sangat hancur  saat ini.

.
.
.
.
.

"BAJINGAN!!!" Johnny memukul wajah Jaehyun berkali-kali.

"Ini semu salah mu sialan" Nafas Jaehyun terengah, ia diam saja saat Johnny memukul wajahnya. Ini pantas ia dapatkan.

Johnny mendapati Haechan tenggelam di bathtub, dengan pergelangan tangannya yang terus mengeluarkan darah.

Haechannya mencoba bunuh diri.

"Maafin da-ddy sugar" Jaehyun terduduk didepan pintu operasi. Membiarkan air matanya menetes.

Ia merutuki kebodohannya, mudah sekali ia terhasut jalang seperti Krystal itu.

"Maaf, maafin daddy sayang"


.
.
.
.

"Sayang, ini pasti sakit ya?" Seorang laki-laki dewasa mengelus pergelangan bocah kecilnya yang terbalut perban, sesekali ia mengecup tangan tersebut.

Dokter bilang, luka tusukannya sangat dalam. Untung saja tak mengenai nadi sang bocah. Tetapi membuat Haechan harus mengalami masa kritis karena ia kehabisan darah.

"Haechanie mau memaafkan daddy kan? Haechanie sayang daddy tidak? Kalo sayang daddy, lekas bangun, nee?"

Jaehyun menundukkan kepalanya disamping perut gembil sang bocah yang terbaring lemah. Ia merasa amat berdosa. Melihat mata sembab Haechan.

"Daddy sayang kamu, baby. Cepat bangun" Jaehyun tak bisa membendung air matanya. Merindukan sosok bocah cerewet yang menggemaskan itu.

"Daddy tak akan memarahi Haechanie lagi, daddy janji sayang."

Melihat bocah berbadan gempal terbaring lemah di ranjang rumah sakit, membuat dada Jaehyun sesak. Apalagi penyebabnya adalah dirinya.

"Maaf,maafin daddy. Hiks"

Beribu kata maaf yang diucapkan Jaehyun, ia berharap agar semuanya kembali seperti semula.

.
.
.

Johnny menatap Jaehyun yang menangis di samping ranjang Haechan dengan mata yang berkaca-kaca. "Get well soon baby, papa menyayangimu" Ucapnya lirik.

Ia membiarkan kedua nya didalam, agar dapat memberi pelajaran pada Jaehyun.























Ia membiarkan kedua nya didalam, agar dapat memberi pelajaran pada Jaehyun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Haechan nangis lagi:"(




Gak tau, kayaknya nggk ngena ya ke hati? Yodah maap

VOTE AND COMMNT BIAR LANJOT TEROS

Baby Bear ||End||Where stories live. Discover now