━ A Hug ━

12.3K 1.3K 309
                                    

Play mulmednya



미안하지 마
(Jangan meminta maaf)
걱정하지 마
(tak perlu khawatir)
무서워하지 마
(tak perlu merasa takut)
이젠 울지 마
(sekarang jangan menangis)
나에게는 넌
한없이 너무도 소중한 걸
(bagi ku kamu sangat amat berharga)
오늘 하루도 힘들었을
너에게 말해줄래
(untuk mu yang pasti memiliki kesulitan hari ini,ku ingin mengatakannya)
내가 있다고
수고했다고
사랑한다고
(bahwa aku ada disini,bahwa kamu telah bekerja keras,bahwa aku mencintai mu)
꽉 안아준다고
(dan aku kan memelukmu dengan erat)

- Seventeen Hug -





Wanita berpakaian jas dokter itu tersenyum simpul melihat interaksi anaknya dengan dokter pendampingnya, meski ia hanya melihat dari kejauhan. Ia sudah mengetahui semuanya, tentang kondisi putra bungsunya. Dan ia tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya juga penyesalannya. Semua salahnya juga suaminya, ia mengakui itu.

Nyonya Lee berjalan memasuki ruang rawat anaknya. Rasanya sesak melihat bagaimana kondisi Jeno saat ini. Tubuh itu kurus, dengan wajah pucat pasi. Namun ia sedikit lega karena Jeno lebih tenang sekarang. Bisa ia lihat anaknya tengah berbincang dengan dokter yang merawatnya.

Dua orang yang berada di dalam ruangan itu sontak menoleh saat merasakan kehadiran sosok lain. Dan ketika pandangan Jeno bertemu dengan sosok ibunya, sikapnya mulai berubah. Tubuhnya beringsut ke tepian ranjang, sorot matanya berubah tajam, dan tangannya terkepal kuat. Dan ketika ibunya mendekat, tubuhnya mulai bergetar.

Nyonya Lee tertegun di tempatnya. Melihat perubahan sikap putranya yang disebabkan oleh kehadirannya, membuatnya tanpa sadar meremat ujung jas dokternya. Ia enggan untuk menebak berapa banyak luka yang ia berikan pada putra bungsunya itu.

Berjarak beberapa meter dari tempat tidur Jeno, Nyonya Lee masih terdiam memandang putranya yang semakin beringsut.

"Tidak apa-apa nyonya, ini hanya refleks yang timbul saat melihat sesuatu atau seseorang yang berkemungkinan besar menyebabkan traumanya kembali" tutur dokter Yoona.

"Jeno, dokter tinggal ya?" ujar dokter Yoona.

Jeno lantas menggeleng ribut. Tidak, tolong jangan tinggalkan Jeno sendiri.

"Gapapa sayang, dokter diluar kok. Nanti dokter kesini lagi" ujar dokter Yoona memberi pengertian. Ia mengusap pelan surai Jeno. Kemudian, ia undur diri meninggalkan pasangan ibu dan anak itu.

Nyonya Lee perlahan mendekati Jeno dan duduk di tepi ranjang putranya, tepat di samping Jeno. Ia merasakan tamparan keras di hatinya melihat bagaimana tubuh Jeno yang semakin bergetar ketakutan. "Jeno" panggilnya.

Jeno hanya bisa menunduk, tak berani menatap wajah ibunya. Ia takut ketika ia menatap ibunya, ia akan kembali mengulang kejadian yang lalu.

Tangan Nyonya Lee terulur untuk menggenggam tangan putranya, meski sempat menghindar, ia akan tetap menggenggam tangan itu. "Jeno... Mama minta maaf" lirihnya. Tak pernah ia merasa sebersalah ini sebelumnya.

Satu tangannya ia gunakan untuk mengusap lembut wajah Jeno. "Jeno, lihat mama nak" pintanya. Membuat Jeno kembali menatap ibunya.

Ia hampir saja menangis ketika melihat sorot mata Jeno yang penuh luka, kecewa, sedih, dan emosi lainnya. Mata yang kini menatapnya penuh ketakutan.

Ia menilik wajah putranya dari dekat. Baru ia sadari Jeno punya rahang yang tegas seperti papanya, putranya memiliki wajah yang tampan seperti kakaknya. Dan matanya, ia seperti melihat replika dirinya, mereka memiliki bentuk mata yang sama.

Breathe《Lee Jeno》Where stories live. Discover now