━ Berubah ━

11.1K 1.5K 58
                                    


Akhir-akhir ini Jeno berubah. Sifatnya, tingkah lakunya, semua berubah. Hal itu membuat teman-temannya bingung. Ada apa sebenarnya dengan Jeno?

Ia terlalu bersemangat, ia juga berbicara dengan cepat. Jeno sering mengalami insomnia, bahkan ia tidak tidur selama dua hari, bisa dilihat dari kantung matanya yang jelas terlihat. Ia akhir-akhir ini mudah tersinggung, cepat emosi, dan bicara tidak jelas.

Saat ini ia tengah berada di kelas bersama dengan Jaemin. Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak tadi.

"Jen, kau sudah dijemput?" tanya Jaemin yang kini tengah membereskan barang-barangnya.

"Aku membawa kendaraan sendiri" ucapannya itu membuat Jaemin menoleh ke arahnya.

"Kau? Membawa kendaraan sendiri? Kau bercanda?" tanya Jaemin tak percaya.

"Aku serius Jaemin. Memangnya aku tak boleh membawa kendaraan sendiri?"

"Tapi....orangtuamu?"

"Mereka sedang pergi"

"Baiklah, ingin pulang bersama?" tawar Jaemin.

"Tidak, aku akan pulang sendiri. Lagi pula rumah kita berlawanan arah"

"Oke, kalau begitu aku duluan ya" pamit Jaemin.

Jaemin melangkah pergi meninggalkan Jeno sendirian.

Jeno ikut beranjak setelahnya. Tungkainya melangkah menuju parkiran dengan langkah ringan. Sesekali ia menelisik sekitarnya, sepi.

Jeno segera menaiki mobilnya dan melajukannya menembus jalanan kota pada sore hari. Ia langsung menuju rumah, ia sedang tidak ingin pergi ke tempat kursus.

Jeno melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Mengindahkan rambu lalu lintas, bahkan menerobos lampu merah. Ia juga mengabaikan rentetan caci maki dan bunyi klakson di belakangnya. Entahlah, ia hanya sedang kelewat semangat hari ini.

Begitu sampai di rumah, ia bisa melihat garasi yang masih kosong, menandakan orangtuanya belum datang. Bagus, berarti tidak akan ada yang mengganggu Jeno untuk hari ini. Tapi ia melihat ada satu motor, milik kakaknya.

Ia melangkah masuk ke dalam rumahnya, beraiap menikmati akhir hari ini bersama sang kakak.




.




Tepat dini hari, Jeno masih terjaga. Sama sekali belum memejamkan matanya barang semenitpun. Ia tidak bisa tidur, lagi. Ini sudah hari ketiga ia tidak tidur.

Jeno bangkit dari posisi tidurnya dan duduk di pinggiran ranjang. menatap kosong pada dinding di depannya.

Sebuah ide tiba-tiba terlintas di kepalanya. Ia segera beranjak menuju kamar di samping kamarnya.

Pintu diketuk dengan brutal oleh Jeno. Membuat seseorang yang berada di dalam terbangun dengan terpaksa. Detik selanjutnya pintu terbuka dan menampilkan sosok Jaehyun yang tampak dengan wajah bantalnya.

"Ada apa jen?" tanya Jaehyun dengan suara seraknya.

"Ayo berenang" ajak Jeno.

Jaehyun menatap adiknya datar. Dahinya sukses berkerut mendengar penuturan Jeno. Apa tadi katanya? Berenang? Di jam tengah malam seperti ini? Apa adiknya sudah gila?

"Ini sudah tengah malam Jeno, besok saja"

"Justru karena sekarang masih tengah malam, makanya ayo berenang. Mumpung airnya hangat" tukas Jeno.

"Jen, ini tengah malam, dan airnya sama sekali tidak hangat, malah dingin"

"Ayolah kak kita berenang, berenang tengah malam itu sehat loh"

"Ada apa dengan mu? Berenang di tengah malam justru membuatmu sakit. Besok pagi saja"

"Kenapa harus pagi jika tengah malam bisa?"

Jeno langsung melangkah masuk ke dalam kamar kakaknya. Berjalan menuju balkon dan membukanya. Ia melihat ke bawah, tepat di bawah balkon terdapat kolam renang yang dibicarakan tadi.

Ia segera menaiki pembatas balkon dan duduk di atasnya.

"Jen kau mau apa?! Turun!" panik Jaehyun saat melihat adiknya berada di atas pembatas balkon.

"Aku ingin berenang kak"

BYUURRR

Jeno menjatuhkan dirinya dari atas balkon. Melompat ringan seolah itu sudah menjadi kebiasaan.

Refleks, Jaehyun sontak berlari mendekati balkon dan melihat ke bawah, memastikan keadaan adiknya.

"JENO" teriaknya dari atas.

Jaehyun segera berlari turun menuju kolam renang. Ingin memastikan adiknya baik-baik saja setelah melompat dari lantai dua.

Sesampainya ia di pinggiran kolam renang, ia bisa melihat Jeno sudah berenang kesana kemari, seakan benar jika airnya hangat. Padahal jelas-jelas hari itu cuaca sedang dingin-dinginnya. Jadi di mana letak kehangatan yang dibilang Jeno?

Melihatnya, Jaehyun mulai khawatir dengan Jeno. Ada apa dengan anak itu?





______________________________

Jadi, ada apa dengan Jeno?




Turut berbela sungkawa dengan meninggalnya Sulli.

Dia wanita yang baik hatinya, dia adalah wanita yang kuat. Dia hanya ingin hidup bahagia dengan caranya sendiri. Namun justru itu yang membuat dia dihujat habis-habisan oleh netizen. Membuat wanita hebat itu jatuh dalam jurang nestapa.

Choi jinri atau Sulli, dia di diagnosia mengidap gangguan mental DID juga depresi yang mengikutinya. Depresi tidak selucu itu hingga bisa dibuat bercandaan.

Pernahkah kalian dan kita berpikir bahwa tulisan dan kata-kata yang keluar dari kita bisa membawa pengaruh besar pada diri seseorang?

Kalo kalian emang gak suka sama seseorang atau idol, cukup diam.

Sekali lagi, selamat tinggal wanitaku, gadisku, semoga kau menemukan tempat terindah di atas sana. Bahagialah bersama Jonghyun di sana.

R.I.P Sulli

Breathe《Lee Jeno》Where stories live. Discover now