Epilog - Spring Day

Beginne am Anfang
                                    

"Wahh gilaa. Makasih banget semuanyaa. Gue aja lupa kalo hari ini gue ulang tahun..." ucap Arthur yang sekarang merasa sangat senang dan terharu.

Tak lama, dari belakang Arthur, terdengar suara yang sangat Arthur kenali. Iapun menoleh ke belakangnya. Dan ia mendapati kedua orangtuanya berada disana. Dua orang sosok yang juga sangat dirindukan oleh Arthur. Kedua ayah dan ibunya pun memeluk erat-erat putra kebanggaannya itu. Arthur pula membalas pelukan tersebut. Ia tak menyangka kedua orangtuanya kini telah berada didepannya sekarang.

"Maa, paa... Mama sama papa kemana ajaa? Kenapa ga ada kabar sama sekali...?" ucap Arthur yang menangis terharu di pelukan kedua orangtuanya.

"Maaf yaa Thur. Mama ga ngangkat telepon kamu kalo kamu nelpon... Maaf yaa nak..." ucap Mama Tasia yang tak kalah terharu karena dapat kembali melihat dan memeluk sosok putra kebanggaannya itu.

"Iya. Papa juga minta maaf ya udah ninggalin kamu disini lama banget..." ucap ayahnya pula. Arthur pun melepaskan pelukannya. Mama Tasia pun menjelaskan bahwa ia dan suaminya sudah kembali damai lagi. Yang artinya, mereka akan hidup satu rumah lagi bersama dengan Arthur dan kedua adik-adiknya.

"Mama udah denger semuanya dari Remi sama Rachel, Thur. Termasuk tentang Josia dan Orion..." ucap Mama Tasia sambil memegangi wajah Arthur yang agak sembab karena menangis.

"Iya... Arthur juga udah inget semuanya ma..." ujar Arthur meresponi ucapan ibunya.

"Ya sudah... Sekarang kan ulang tahun kamu nih, dan disitu udah ada makanan banyak. Makan dulu deh kita. Kasian juga tuh kayaknya udah pada laper. Apalagi Remi ya." ucap Mama Tasia sambil melihat ke arah dua orang yang disebutkan namanya tadi.

Merekapun makan-makan bersama disana. Suasana hangat mengudara di saung itu. Semua menikmati momen ini bersama-sama sembari bercerita banyak hal. Mulai dari Arthur yang berpacaran dengan Rachel, hingga Zefa yang ketika retreat dijedor oleh Josia. Semua tertawa. Semua terlihat bahagia di hari yang bahagia itu.

Tak lama setelah mereka selesai menyantap makanan yang ada, mereka mengajak Arthur ke suatu tempat. Dan sudah jelas, mata Arthur pun ditutup kembali dengan kain.

Tidak berselang lama, mereka sampai ditempat yang dituju. Rachel membuka penutup mata Arthur. Ketika Arthur melihat apa yang ada didepannya, terlihat hamparan taman bunga yang begitu indah. Arthur baru sadar kalau mereka mengajak Arthur ke taman bunga yang terkenal itu. Banyak sekali bunga-bunga yang bermekaran disana-sini. Dari bunga mawar, melati, violet, bunga matahari, dan lain sebagainya. Bahkan terdapat pohon bunga sakura disana berdiri kokoh. Sontak, Remi, Rachel, Agnes, Zefa, Arthur, dan kedua adiknya berlarian di taman bunga tersebut. Mereka disana bermain-main layaknya seperti anak kecil yang sangat bahagia.

Beberapa saat kemudian, Arthur duduk berteduh dibawah pohon yang rindang. Ia melihat semua orang berharganya terlihat sangat senang dengan hari ulang tahunnya yang ke 17 tahun. Ia terhanyut dalam pikirannya. Tergambar wajahnya yang terlihat bahagia nan damai. Pohon yang teduh serta angin sepoi-sepoi benar-benar membawa perasaannya begitu nyata.

Tak lama, Remi datang menepuk pundak Arthur dan membuyarkan lamunannya. Remi duduk disamping Arthur untuk berteduh.

"Well?"

"Good things take some times to happen." ucap Arthur merespon kata-kata Remi barusan. Tak lama, Rachel datang diam-diam dari belakang Arthur dan mengagetkannya. Ia datang bersama dengan Agnes. Rachel duduk disamping Arthur, dan Agnes disamping Remi. Mereka memandangi Josia, Zefa, dan Elizabeth yang berlarian kesana kemari dengan bahagia. Sesekali mereka tertawa melihat perlakuan sweet Josia pada Zefa yang terkesan lucu bagi mereka.

Spring Day [COMPLETED]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt