Chapter II : Lungsin Fleet Survivor

30 3 0
                                    

Terkilas beberapa kejadian dimasa lalu, mengenai masa kecilnya, keluarga dan yang sangat membekas ialah mengenai teman-temannya yang gugur lima tahun yang lalu ketika tragedi Lungsin Sacramen. Rasa bersalah menyelimuti dirinya, Iruka yang merupakan salah satu kapten kapal kala kejadian itu merasa sangat bersalah karena ia adalah satu satunya orang yang berhasil selamat dari tragedi itu dan tidak dapat menyelamatkan satupun anggota kapalnya.

Ketika itu masih teringat jelas penugasan kepada para perwira muda untuk membawa 9 kapal luar angkasa kelas battleship menuju stasiun luar angkasa Wardern. Ini seharusnya hanyalah sebuah misi pelayaran biasa melalui jalur yang sudah diamankan. Namun penyergapan yang tidak terduga menggubah segalanya, Iruka yang masih berusia 19 tahun kala itu kebingungan. Walapun ia adalah lulusan terbaik dari akademi, tetap saja ia masih memilik pengalaman yang sedikit dilapangan. Dalam bayangnya terlihat samar seorang wanita, namun ketika wanita itu mendekat seketika Iruka tersentak bangun.

Iruka : "Aaaaarrrgghh" iruka terperanjat dari tempat tidurnya.

Menyadari bahwa ia tidak berada ditempat tinggalnya Iruka merasa was was, ia mencoba merogoh pistol disabuknya namun yang tersisa hanya sarung pistolnya saja.

[Swwing] Pintu otomatis terbuka. Seorang wanita dengan pakaian laboratorium masuk ke ruanga itu, diikuti oleh dua orang prajurit dibelakangnya.

Wanita : "aaaa, sepertinya kau sudah bangun, kau mungkin kebinggungan kenapa kau bisa berada disini, dan bertanya siapa wanita yanga ada di depan mu ini."

Iruuka hanya mengangguk.

Wanita : "Baiklah perkenalkan namaku Jill Montreal dan aku merupakan kepala divisi riset dan pengobatan di kapal ini, dan alasan kau bisa berada disini karena Erica memohon untuk membawamu dan temanmu bersama kami, well awalnya kami sempat berpikir bahwa kau mungkin sudah mati. But here you are, masih hidup walapun sedikit bau apek."cemooh Jill.

Iruka menoleh ke sebelahnya, terlihat Drake terbaring tak sadarkan diri namun terlihat baik-baik saja.

Jill : "Tenang dia masih hidup"

Iruka : "terima kasih sudah menyelamatkan kami" sembari menunduk hormat.

Jill : "Aku saran kau segera pergi membersihkan dirimu, kapten Armstrong ingin menjumpaimu, jangan membuat dia menunggu. Arman pandu dia menuju area senitasi"

Setelah diperintahkan, Arman salah satu dari prajurit yang mengikuti Jill meminta Iruka untuk mengikutinya. Arman memandu Iruka menuju area senitasi setelah sampai Arman meninggalkan Iruka.

Di dalam area senitasi Iruka sedikit kebingungan sebab terdapat dua kamar mandi disana dan tidak ada tanda sama sekali, Iruka sudah merasakan firasat buruk mengenai ini. Perlahan Iruka mendekati kamar mandi di sebelah kiri, terdengar suara rintikan dari kepala shower, menyadari hal itu kemudian Iruka mengintip kamar mandi sebelah kanan, kamar mandi sebelah kanan terlihat sepi, melihat hal itu dengan percaya diri Iruka masuk ke kalar mandi di sebelah kanan. Ketika Iruka hendak membuka bilik mandi. Terdengar teriakan wanita dari dalam.

Suara Wanita : "Jangan di buka!"

Dengan panik Iruka berlari keluar ke arah lobi dengan handuk yang masih melingkari pinggangnya, Iruka sangat panik hingga berkeringat dingin.

Iruka : [Sial sial, sepertinya tadi tidak ada orang sama sekali, tapi kok bisa. Sial apa yang harus kulakukan. Sepertinya aku akan diadili disini. Sial ini sungguh tidak lucu jika akhir hidupku dieksekusi karena mengintip] ujar Iruka dalam hati sembari ketakutan.

Tak lama setelahnya, seorang wanita yang tidak terlalu tinggi dengan rambut merah pun keluar menghampiri Iruka sembari memegang pistol. Iruka duduk terpojok di tengah lobi dengan wajah yang pucat dan kondisi panik maksimal.

Avalon Special UnitWhere stories live. Discover now