Bonus Chapter 2 - Confession (ft. Bang Chan)

620 69 3
                                    

Hallo, aku kembali setelah hiatus panjang. Selain karena jadwal yang sangat padat, aku juga sempet kena writers block lama. Tapi berhubung sudah kembali, aku akan mulai menulis lagi~

Terima kasih banyak untuk kalian yang masih stay💕


Happy reading!^^



~°~°~



Aroma manis dari kue dan roti menyambutku ketika melangkah memasuki sebuah kafe. Aroma kopi yang sedap juga turut menyapa. Menghadirkan senyuman tipis di bibirku.

Kutolehkan kepala ke kanan dan ke kiri, mencoba mencari sosok yang berniat kutemui. Senyumanku melebar begitu menemukan sosoknya duduk di salah satu sofa yang terletak di bagian belakang kafe. Pria berambut pirang itu menyadari keberadaanku dan langsung mengangkat tangannya. Membuatku buru-buru menghampiri.

"Anyyeong, Oppa," sapaku seraya mendudukkan diri di depannya. "Mian ... kau pasti sudah lama menunggu."

Pria itu, Bang Chan, terkekeh canggung. "Aku yang harusnya mengatakan itu. Mianhae, tiba-tiba mengajakmu bertemu. Habisnya aku tidak tahu lagi harus menemui siapa."

"Tidak papa, kebetulan aku sedang kosong. Jason juga sedang pergi dengan Aera Eonni dan Changbin Oppa," balasku dengan senyuman lebar.

Chan ikut tersenyum. Seorang pelayan tiba-tiba datang dan menaruh dua iced coffe di depan kami.

"Aku memesan saat menunggu tadi," ucap Chan. "Tidak papa, kan?"

"Tidak papa. Gomawo," balasku kemudian menyesap kopi yang disediakan.

Bang Chan menarik napas panjang kemudian berujar, "Aku mau melamar Aera."

"Uhuk! Uhuk!" Kalimat itu membuatku tersedak. Buru-buru aku mengambil tissue untuk mengusap bibirku.

"Sorry," ucapnya seraya memberiku tissue baru.

"Okay," balasku kemudian menaruh kopi di atas meja. "So, what's your plan?"

"Wow, kukira kau akan lebih terkejut dari ini dan mencecarku," gumamnya.

Aku terkekeh geli. "Aku sudah tahu ini akan terjadi cepat atau lambat. Tadi itu aku terkejut karena kau to the point sekali."

Chan tersenyum lebar, menunjukkan deretan giginya sambil mengangkat dua jari guna melambangkan perdamaian.

"Boleh aku bertanya?" tanyaku yang langsung dibalasnya dengan anggukan. "Kenapa kau ingin menikahi Aera Eonni sekarang?"

"Aku menyukai segala hal yang dia lakukan," ucapnya sambil menggaruk tengkuk. "Kurasa tidak ada hal yang lebih baik untuk mengekspresikan itu selain dengan pinangan."

"Kau luar biasa," pujiku sambil menepuk tangan. "Aku benar-benar senang bisa memiliki kakak ipar sepertimu."

"Masih calon," ralatnya. "Aku tidak tahu akan diterima atau tidak. Kemungkinannya 50:50."

"Karena kau tidak tahu Aera Eonni sudah melupakan Woojin Oppa atau belum?" tebakku.

Chan mengangkat bahunya. "Mungkin?"

"Dia akan menerimamu, Oppa, percaya padaku," balasku seraya menyesap kembali kopi. "Kalau tidak biar aku saja yang menerimamu. Itu juga kalau kau tidak keberatan dengan wanita yang sudah punya anak satu."

"Minho akan membunuhku," guraunya kemudian tertawa.

Aku terkekeh geli kemudian menaruh kembali kopi di tanganku. Aku menatapnya dan tersenyum lebar. "Jadi, apa yang perlu kulakukan?"

Cruel Destiny [Stray Kids Imagine Project]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang