Caught Up

1.1K 208 93
                                    

Yuhu~

Aku kembali ❤️


Happy reading!^^



~°~°~



Aku menatap kepulan asap putih yang berasal dari cangkir kopi di depanku. Aku menghela napas kemudian mengalihkan pandanganku menuju jendela. Kulihat titik-titik air mulai turun. Awan hitam berkumpul memayungi sebagian besar daerah.

Aku kembali memfokuskan diri pada laptop. Berusaha mengerjakan tugas kuliah yang tertinggal. Aku terus menyibukkan diri dengan banyak kegiatan akhir-akhir ini. Dengan begitu aku tak perlu mengangkat telepon, tak perlu menemui orang, juga tak perlu banyak berinteraksi dengan Minho.

Ponselku bergetar di atas meja. Namun, aku mengabaikannya. Sudah yang ke sepuluh kali mungkin. Siapa yang menelepon juga aku tidak tahu dan tidak mau tahu.

Aku mulai menyibukkan jariku di atas keyboard. Menari-nari seolah tak pernah lelah meskipun aku merasa sangat lelah. Tentu saja, ini sudah pukul sepuluh malam. Aku berada di sini berjam-jam. Bahkan sudah menghabiskan tiga cangkir kopi.

Minho mungkin menggila di ujung sana. Mendapati istrinya belum pulang dan tak memberi kabar.

Tapi aku ingin menghindarinya lebih daripada apa pun. Semenjak kejadian pagi itu ... aku tak sanggup melihatnya berlama-lama. Aku bahkan tak bisa bicara padanya meskipun aku ingin.

Aku sampai membayangkan diriku mengatakan seluruh rahasia yang kusimpan padanya. Memintanya untuk membiarkanku kembali ke London, terserah ia mau benar-benar membiarkanku atau ikut denganku.

Namanya juga hanya membayangkan. Meski yang kubayangkan berakhir dengan indah, di dunia nyata tetap tak terjadi apa-apa. Aku masih menyimpan semuanya sendirian dan Minho tetap tidak tahu apa pun.

Ponselku akhirnya berhenti bergetar juga. Aku sedikit bernapas lega karena akhirnya bisa berkonsentrasi dengan baik. Namun, sepertinya aku memang tidak dibolehkan menyelesaikan tugas dengan tenang.

"Aww!" Aku memekik dan segera menyingkirkan tangan yang menarik telingaku. Bukannya lepas, telingaku malah diputar.

"Senang minum kopi di sini sampai lupa pulang?"

Aku meringis dan langsung melihat wajah pelaku begitu ia bicara. Mataku langsung membulat melihat Minho berdiri di sampingku dan tentu saja menarik telingaku tanpa ampun. Tapi, bukan itu yang membuatku terkejut. Melainkan kondisi wajahnya yang babak belur.

"Apa yang terjadi pada wajahmu?" tanyaku, mengabaikan rasa sakit yang seolah lenyap begitu saja.

Minho memutar bola matanya. Tampak kantung matanya menghitam. Ia sepertinya sangat lelah. Belum lagi, rambutnya terlihat sedikit basah entah karena apa.

"Changbin menghajarku karena kau belum pulang dan aku tak bertindak," jawabnya. "Ia pikir aku macam-macam sampai kau kabur."

Ia akhirnya melepaskan telingaku. Aku langsung melirik ponsel. Kulihat yang menghubungiku sejak tadi rupanya Changbin dan Seungmin. Tapi ... tidak ada satu pun pesan atau telepon dari Minho.

"Kenapa kau tahu aku ada di sini? Kau bahkan tidak mencoba menanyakan keberadaanku."

Ia menghela napas dan memutar bola matanya. "Ohh, ayolah ... apa aku harus menjelaskan tentang itu? Ayo pulang. Aku punya banyak pekerjaan."

Cruel Destiny [Stray Kids Imagine Project]Where stories live. Discover now