Prolog

7K 595 61
                                    

Hello~

This is my first story about Stray Kids^^


Lagi kobam banget sama mereka. Aku pengagum konsep gelap, dan lagu-lagu mereka aku banget. So, kobam parah apalagi sama yang namanya Lee Minho. Karena menemukan FF dengan cast Minho itu sulit sekaleh, aku memutuskan untuk bikin sendiri dan publish –yang tadinya mau buat asupan sendiri aja. Tapi tenang, aku gak akan mengabaikan yang sudah ada atau berhenti bikin cast Seventeen.

Semoga suka ya, komennya jangan lupa. Mungkin konflik awalnya agak ngagetin :')


Happy reading!^^



~°~°~



Postif.

Sudut bibirku terangkat dengan sendirinya ketika mataku menangkap dua garis merah pada benda pipih yang kupegang. Tidak hanya satu, tetapi ada tiga. Dan ketiganya menunjukkan hal yang sama.


Ahh... Aku jadi tidak sabar untuk menemuinya hari ini. Hari jadi yang keempat dan akan sangat berharga karena hadiah dari Tuhan menyertai hubungan kami tahun ini.

Apa sekiranya yang akan dia lakukan ketika melihat ini?


Apa ia akan menangis haru?

Memelukku? Menciumku?

Atau...



Langsung melamarku?


Ahh... Aku tidak sanggup membayangkan itu! Aku harus segera menemuinya!



Dengan langkah cepat, aku keluar dari kamar mandi, membawa ketiga benda itu dan berjalan menuju nakas. Aku membuka laci, mengambil sebuah kotak persegi panjang yang berhias pita putih di atasnya. Aku membuka kotak itu lalu memasukkan ketiga benda pembawa kabar baik ke dalam kotak dan menuliskan beberapa kata manis dalam secarik kertas untuk diikut sertakan sebagai hadiah.

Aku menarik napas panjang, berusaha mengusir rasa gugupku lalu memasukkan kotak itu ke dalam tas dan memeriksa riasanku sekali lagi sebelum melangkah keluar dari kamar. Debaran jantung yang tak beraturan membuatku bersemangat untuk menuruni tangga. Karena hal itu, aku hampir saja tersandung gaunku sendiri.

"Ehh ehh!"

Kakakku, Shin Aera, langsung menghampiri dengan cemas ketika aku sukses menuruni tangga tanpa tersandung. "Kau ini ceroboh sekali! Lain kali hati-hati!" tegurnya.

Aku memberikan senyuman terbaikku guna meluluhkan amarahnya. "Mianhae, ne? Aku terburu-buru. Bisa-bisa Minho Oppa bosan karena aku terlambat."

"Kau selalu terlambat di setiap perayaan anniversary kalian. Dia tidak akan mengharapkan apa pun darimu," sahutnya ketus. "Sudah ya? Aku sibuk. Akhir-akhir ini pekerjaanku menyebalkan sampai harus kubawa pulang."

Aku tertawa pelan dan mengangguk. "Sampai tak punya waktu berkencan juga ya?"

Aera Eonni segera memberiku tatapan tajam. Aku mengacungkan dua jariku sebagai tanda perdamaian sebelum mengangkat gaun panjang itu dan berlari cepat. Kabur sebelum masalah menjadi serius.

"Sialan kau! Tidak usah pulang sekalian!"

Aku tertawa geli mendengar ocehannya. Aku mengubah langkahku menjadi jalan santai begitu sampai di pintu depan. Aku mengatur napasku dan memeriksa riasan –lagi, karena berlari mungkin saja merusaknya.

"Nona Muda, apa kau sudah siap?"

Aku tersenyum lebar ketika Jang Ahjussi membuka pintu belakang mobil dan tersenyum. "Ne Ahjussi! Kajja!"

Cruel Destiny [Stray Kids Imagine Project]Where stories live. Discover now