I Can't Understand ... Why?

1.2K 202 56
                                    

Balik lagi nih aku 😙


Happy reading!^^



~°~°~



Aku tidak mengerti kenapa takdir mempertemukanku kembali dengan Minho dengan cara ini. Aku tidak mengerti kenapa Tuhan mengizinkan takdir melakukan itu padaku. Dan aku lebih tidak mengerti kenapa Minho diam saja meski orang tua kami terus menyinggung masalah pernikahan dan jodoh.

Aku menelan daging yang selesai kukunyah kemudian mendongak. Menatap Minho yang duduk tepat di depanku. Ia makan dengan tenang seolah sesuatu yang salah tak pernah terjadi. Ia memasang raut wajah tenang seolah pembicaraan orang tua kami sama sekali tak mengganggunya.

Aku melirik ke arah Aera Eonni yang duduk di sampingku. Ia sesekali bergabung dengan pembicaraan orang tua kami, juga ikut tertawa karena candaan mereka. Ia tampak antusias juga ketika orang tua kami menyinggung tentangku dan juga Minho seolah ia sangat mendukung jika aku dijodohkan dengannya. Apa ia lupa bahwa Minho adalah alasan terkuatku kembali ke London dua tahun lalu? Apa ia tak ingat bahwa aku mengalami masa sulit karena pria yang saat ini duduk di depanku?

Ohh atau mungkin sampai saat ini ia tak menyadari bahwa lukaku lebih dalam dari yang terlihat.

"Sejak kapan sebenarnya kalian saling mengenal? Aera dan Minho sudah bersahabat semenjak awal kuliah, berarti dekat juga dengan (y/n) selama ia kuliah di Seoul, kan?" tanya Nyonya Lee dengan tatapan berbinar.

Ibuku tersenyum. Ia menjawab, "Mereka dekat juga. Aku ingat bahwa (y/n) dan Minho datang dan pulang bersama ke acara wisuda Aera waktu itu. Hanya saja aku tidak tahu kalau Minho anakmu. Aku juga tidak tahu apa hubungan mereka dan tidak bertanya. Jadi, sebenarnya waktu itu kenapa kalian bersama? Kalian pernah dekat ya?"

"Kami pernah berkencan," jawab Minho. Ia menghentikan kegiatan makannya kemudian menatapku serius. "Empat tahun. Kemudian berpisah dan (y/n) kembali ke London."

"Omo! Jinjja?!" pekik Ibu. "Oh my ... kalian berpisah kemudian dipersatukan lagi sekarang. Kurasa kalian benar-benar berjodoh. Tidakkah kalian berpikir begitu?"

"Ya, benar. Aku setuju. Mungkin saja kalian juga masih menyimpan perasaan satu sama lain, kan?" sahut Nyonya Lee antusias.

Aku tersedak karena ucapan mereka. Sangat terkejut, tentu saja. Namun aku lebih terkejut lagi karena Minho menjadi orang pertama yang peka dan menyodorkan segelas air untukku.

"Ohh Tuhan, lihat ... Minho tidak pernah seperti itu sebelumnya," ucap Nyonya Lee antusias.

"Kurasa putraku masih menyimpan rasa," goda Tuan Lee kemudian tertawa, diikuti tawa yang lain sementara aku masih mematung setelah menerima gelas dari Minho.

Situasi macam apa ini?

Aku menghela napas, mencoba mengontrol emosiku agar terlihat biasa saja. Lalu, aku mencoba untuk fokus pada makananku meski pada akhirnya aku terus berpikir.

Kenapa Minho tidak menunjukkan penolakan atau mengajukan pertanyaan?

Ia terlihat seperti sudah tahu bahwa ini akan terjadi. Ia juga tak terkejut ketika melihatku tadi sore. Seperti memang datang setelah tahu bahwa ia akan dipertemukan denganku.

Dan juga ... aku bingung kenapa Minho sama sekali tidak keberatan mengungkapkan hubungan kami di masa lalu di hadapan orang tua kami. Seolah tak pernah ada yang salah.

Cruel Destiny [Stray Kids Imagine Project]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang