Promised

966 179 51
                                    

Yuhu aku kembali dengan agak cepat~

Ada yang udah nunggu?


Happy reading!^^



~°~°~



Minnie

Hya!
Eodiya?

Kenapa kau tidak ada di kampus?!
Kau tidak menungguku kan? Aku sudah bilang kalau aku ada perlu dan harus berangkat lebih dulu.




Aku menghela napas begitu membaca pesan dari Seungmin. Sungguh, aku begitu malas pergi ke kampus. Entahlah, aku tiba-tiba kehilangan semangatku untuk berangkat padahal sudah bersiap-siap pergi sejak tadi. Perasaanku tidak enak. Dan akhirnya aku kembali berbaring di ranjang.

Setelah membalas pesan Seungmin dengan memberitahunya bahwa aku takkan pergi ke kampus hari ini karena merasa kurang sehat, aku memutuskan untuk memakai jaket—kebetulan udara dingin dan aku bisa mencari alasan untuk tidak masuk kuliah di depan Aera Eonni—lalu turun ke bawah untuk membuat minuman hangat. Begitu sampai di bawah, aku sudah disambut oleh sosok Woojin yang entah sejak kapan berada di ruang televisi dengan beberapa tumpukan buku di depannya dan kertas-kertas milik eonni berserakan di sampingnya.

"Annyeong," sapanya. "Kau tidak masuk kuliah?"

"Annyeong, Oppa. Aku ingin beristirahat saja hari ini," sahutku.

"Eoh? Apa kau sakit?" tanyanya, raut wajahnya yang hangat mendadak berubah menjadi khawatir.

Aku memberinya seulas senyum lalu menggeleng pelan. "Tidak kok, aku hanya lelah."

Lelah memikirkan Nayoung yang terus mendekati Minho secara terang-terangan.

"Di mana Eonni?" tanyaku sedikit berbasa-basi.

"Mencari buku lain di kamarnya. Kalau kau lelah, duduklah di sini dan beristirahatlah. Biar kubuatkan teh hangat untukmu."

"Ehh tapi—"

"Gwaenchanha, aku senang melakukan hal-hal seperti itu," sahutnya. Dan sebelum aku sempat melontarkan protes, ia sudah lebih dulu melesat menuju dapur. Mau tak mau, aku duduk di ruang televisi. Aku meraih remote dan mengubah channel sesuai dengan apa yang kuhendaki. Akhirnya, aku memilih untuk menonton acara musik dan ikut bernyanyi ketika lagu-lagu yang kuketahui muncul.

"Woah ... suaramu bagus juga."

Aku langsung berhenti dan menoleh ketika suara Woojin kembali terdengar. Ia berjalan ke arahku dengan gelas besar berisi teh hangat.

"Minumlah," ujarnya begitu sampai di depanku.

"Gomawoyo, Oppa," ujarku lalu mengambil-alih gelas teh dari tangannya dan minum.

Ia memberiku seulas senyum dan mengangguk. "Hmm ... jangan sungkan untuk meminta bantuanku."

"Ne, Oppa."

"Hya ... jangan mengatakan hal seperti itu padanya, dia suka tidak tahu diri." Suara eonni tiba-tiba menyahut dari arah tangga. Aku menghela napas dan memutar bola mataku ketika eonni turun dengan tiga buku tebal yang ditumpuk.

Cruel Destiny [Stray Kids Imagine Project]Место, где живут истории. Откройте их для себя