Movie Marathon

1K 192 29
                                    

Cepet nih cepet nih cepet nih wkwkwk


Happy reading!^^



~°~°~



"Heee! Kenapa kau tidak mengatakan apa pun padaku?!"

"A- ampun!"

Aku memekik tertahan ketika tiba-tiba Changbin mengunci leherku dari belakang dan membuatku sesak napas. Aku memukul-mukul lengannya agar ia mau membebaskanku. Tapi, ia menjitak kepalaku sebelum membebaskanku dari kekangannya.

Aku mengusap kepalaku dan meringis. Lalu mencoba memberi pembelaan, "Semuanya terlalu mendadak. Lagipula, Oppa juga tengah malam menelponku selama satu jam hanya untuk membuat bukti gadungan kalau kaupunya kekasih dan wanita itu tidak mengejarmu lagi kan? Aku juga tidur, tidak benar-benar mendengarmu."

"Jadi kau tidak dengar kalau semalam aku bercerita?!"

"Tidak," sahutku polos lalu segera bangkit dan bergerak mundur agar tak mendapat jitakan lainnya.

Untuk sementara waktu, Changbin memicingkan matanya dan menatapku dengan tatapan tajam. Tapi, lambat laun kedua sudut matanya tertarik karena ia tersenyum lebar. "Ya sudah sih, lagipula aku juga sudah tahu kalau Minho akan menyatakan perasaannya dan kau tidak mungkin menolaknya."

Usai mengatakan itu, Changbin tertawa terbahak-bahak sementara aku memegangi leherku yang tadi sempat dicekiknya dan mengerjap. Tepat ketika sel-sel otakku mulai menyatu dan aku seratus persen mencerna perkataannya, aku membulatkan mata dan spontan melemparkan bantal sofa ke arahnya.

"Kalau kausudah tahu kenapa kau mencekikku?!"

Ia memeluk bantal yang kugunakan untuk menimpuknya dan tertawa keras-keras. "Aktingku bagus ya? Aku hanya mendramatisir saja supaya terlihat keren. Padahal aku yang mereservasi tempat makan itu."

Aku yang mendengar itu mendengus dan memutar bola mata. Aku ingin menyumpahinya, tapi sudah terlalu kesal sehingga aku beranjak dan meninggalkannya begitu saja.

Aku bergerak menuju kulkas, membukanya dan mengambil jus kotak dari sana. Aku butuh sesuatu untuk mendinginkan kepalaku.

"Hya! (Y/n)! Minhomu sudah datang!"

"Uhuk!"

Aku tersedak ketika tiba-tiba Changbin berteriak. Aku buru-buru menghabiskan jus kotak milikku dan membuangnya ke tempat sampah sebelum melangkah menuju ruang tengah lagi. Jika Minho belum datang aku akan-

"Annyeong!"

Aku mendapat lambaian tangan dan senyuman lebar dari pria yang dibalut sweater hitam dengan garis-garis berwarna oranye dan abu yang tampak baru saja tiba. Aku segera memberinya senyum lalu bergerak menghampirinya.

"Kausudah datang?" tanyaku berbasa-basi.

Ia tersenyum tipis lalu memberikan jinjingan yang ia bawa padaku. "Aku membawa es krim."

"Woah!"

Aku segera berlari menuju dapur, mengambil beberapa sendok dan kembali ke ruang tengah. Aku langsung membuka bungkusannya, lalu membuka tutup es krim yang ia bawa dan tanpa aba-aba menyendok es krim ke dalam mulutku.

Cruel Destiny [Stray Kids Imagine Project]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant