Trip to Unknown Place

916 154 31
                                    

Yuhu aku kembali setelah sakit gigi yang berkepanjangan dan menyebar menjadi demam, sakit mata, dan sakit kepala :') /curhat/


Happy reading!^^



~°~°~



"Pakaian tebal?"

"Sudah!"

"Mantel dan sarung tangan cadangan?"

"Sudah!"

"Piama?"

"Sudah!"

"Obat-obatan penting, peralatan mandi, dan pelembab?"

"Sudah, sudah, dan sudah!"

"Makanan ringan?"

"Kau tidak peru lagi menanyakan itu."

"Baiklah, selesai. Kau boleh menutup resleting tasnya."

"Huaaaa! Minnie-ku baik sekali mau membantuku packing," seruku lalu memeluk tubuhnya dan menciumi pipinya beberapa kali.

Seungmin memandangku jijik tapi tak berdaya karena aku melakukannya secepat kilat dan langsung melesat menjauhinya. Aku kemudian merapihkan tasku setelah mendapat pemeriksaan dari Seungmin lalu menaruhnya di atas meja belajarku yang rapih—bukan karena aku sedang rajin, tapi sekarang sedang libur semester sehingga aku sama sekali tak menyentuh buku.

"Sudah, mandi dan bersiaplah. Karena aku sedang baik hati aku akan menyiapkan makan siang untukmu sebelum Hyung menjemput," ujar Seungmin. Ia mengusap kepalaku lalu melangkah keluar dari kamar dan memberiku ruang untuk bersiap.

Hari ini, rencananya aku akan berlibur bersama Minho sampai tiga hari ke depan. Kami akan menginap selama dua hari di tempat yang masih dirahasiakannya dariku tetapi pasti sudah ia beritahukan pada eonni karena ia berhasil mendapat izin darinya. Jadi, aku meminta bantuan Seungmin untuk packing karena aku tidak tahu apa saja yang harus dipersiapkan. Seungmin juga sebenarnya bingung karena tidak tahu tempat seperti apa yang menjadi tujuan kali ini jadi ia hanya menyarankan membawa perlengkapan umum saja.

Di depan cermin aku mengulas senyum. Aku benar-benar bersemangat hanya dengan membayangkan bepergian dengan Minho dalam kurun waktu yang panjang. Pasalnya, kami memang jarang bepergian jadi aku senang membayangkan apa-apa saja yang akan ia lakukan untukku. Ya, berekspektasi tinggi itu selalu menyenangkan.

"Hari ini aku harus terlihat lebih cantik," gumamku. Aku mulai mengikat rambutku sembarangan lalu membuka kotak make up untuk memilih-milih apa saja yang akan kupakai hari ini.

Setelah cukup lama termenung, akhirnya aku memutuskan untuk memasang riasan natural tapi cukup modis sehingga tidak terlalu biasa. Aku menggerai rambutku yang baru kupotong sebahu lalu menambahkan kupluk berwarna peach sebagai hiasan. Aku juga memakai sweater berwarna senada dan kubalut lagi dengan mantel abu-abu—sekadar informasi, belakangan ini cuaca dingin sekali. Merasa sudah pas, aku segera turun ke bawah untuk makan siang. Tak lupa sudah membawa tas tadi agar tak perlu bolak-balik. Tadinya aku ingin pura-pura lupa untuk mengerjai Seungmin. Tapi, karena hari ini ia sedang baik maka aku juga akan berusaha baik.

Aroma beberapa rempah yang lezat tercium begitu aku sampai di lantai bawah. Aku tersenyum senang dan buru-buru menyimpan tasku di sofa ruang tengah lalu menyusul Seungmin ke dapur.

"Woah, apa yang kau buat?" tanyaku antusias.

Seungmin yang baru saja mencicipi masakannya itu tersenyum puas dan mendongak untuk melihatku. "Kimchi jjigae. Mau mencobanya?"

Aku mengangguk setelah mendudukkan diri di meja pantry. Seungmin mengambil kuah kimchi jjigae yang merah dengan sendok makan lalu menghampiriku. Ia meniup pelan kuah di sendok lalu menyodorkannya padaku. Aku langsung menerima suapannya dan spontan berseru.

Cruel Destiny [Stray Kids Imagine Project]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora