33. Flashback; Malas

130 20 8
                                    

Fei hari ini lebih malas daripada hari biasanya.

Dia hari ini hanya uring-uringan dikamar sambil menonton anime atau membaca novel atau mendengarkan lagu. Dia sangat bosan.

Bahkan sebenarnya dia sangat bosan menonton dan membaca novel. Hal itu dilakukannya hanya untuk membuang waktu saja berharap siang segera berlalu dan malam datang menjemput.

Nihil, waktu semakin lambat saja berlalu. Detik demi detik terasa lambat sekali berjalan.

Azka yang seharian ini dikamar Fei hanya menghela napas melihat kelakuan Fei lebih parah daripada biasanya. Fei bahkan tak ada keluar kamar sekalipun. Ia sepertinya benar-benar malas hari ini, pikir Azka.

"Fei, lo ngapain sih dari tadi gue liat cuma mindah-mindah episodenya doang, tuh Naruto gak ditonton." tegur Azka yang sudah bosan hanya memperhatikan Fei.

"Gue lagi bosen, Azka." balas Fei.

"Ya lo nonton aja, tuh kan anime kesukaan lo." titah Azka.

Gue lagi gak mood nonton nih anime, Azka. Balas Fei tak bersuara, hanya dalam pikirannya berharap Azka dapat mendengar isi pikirannya.

"Lo tuh yah, Fei." Azka kembali bicara karena tak kunjung mendapat jawaban dari Fei, "Kalau males jangan terlalu dipelihara, gini nih hasilnya." Azka menunjuk-nunjuk Fei yang hanya masa bodo.

"Gue ngomong, bego. Disahutin napa." sewot Azka.

"Lo tuh yang bego, gue udah nyahutin lo tahu," sahut Fei dalam pikirannya lagi, yang tentu saja tak dapat didengar oleh Azka.

Plak.

Azka menepuk pelan dahi Fei.

"Sakit, Azka bego," katanya sambil melotot pada Azka dan tangannya memegang pergelangan tangan Azka yang masih menempel didahinya.

"Elo tuh yang bego, gue mah pinter," Azka membela dirinya.

Fei membuang mukanya merasa kesal pada Azka.

"Lagian lo sih yang bikin masalah, dari tadi gue ngomong gak disahutin. Sakit gigi yah lo jadi diem aja dari tadi?" cerocos Azka.

Fei mendelik, tak terima tuduhan Azka, "dari tadi gue udah nyahutin lo bego, lo aja yang denger. Telinga lo tu yah, budeg. Makanya sana ke dokter THT buat bersihin telinga lo."

"Lo nggak ada ngomong daritadi bego!"

"Gue ngomong, bego!"

"Nggak ada!"

"Ada!"

"Nggak!"

"Gue ngomong tapi dalam hati bego!"

Tek tok!

Memang benar Fei sudah berbicara meskipun dalam hati.

Tapi bagaimana mungkin Azka bisa mendengarnya kalau suara itu hanya bergema dalam pikiran Fei?

Jadi, siapa yang sebenarnya bego?

Astaga, ini semakin membingungkan!

Azka menarik napasnya dalam lalu membuangnya secara perlahan.

"Fei," Azka memanggil Fei pelan, "dengerin baik-baik yah," sambungnya lagi dengan lembut, "YANG BEGO TUH ELO DASAR FEI BEGO! EMANG BISA YA GUE DENGER SUARA LO KALAU LO NGOMONGNYA DALAM HATI, HEH?" sekali-kali Azka juga perlu meledakkan emosinya bukan? Dan inilah saatnya. Meskipun Azka tidak benar-benar memarahi Fei.

Tak terima Azka memarahinya Fei balas setengah berteriak, "GUE ITU MALES BUAT NGOMONG AZKA BEGO. MAKANYA LO ITU BELAJAR CARANYA BUAT BISA DENGER SUARA DIPIKIRAN GUE JADI GUE GAK PERLU NGELUARIN SUARA LAGI."

Fei benar-benar sudah gila!

Memangnnya ada ilmu yang tentu saja sifatnya ilmiah yang mempelajari tentang bagaimana caranya mendengarkan suara hati seseorang?

Sepertinya Fei perlu dibawa ke psikiater.

"Fei," Azka merendahkan suaranya.

Fei menoleh, napasnya naik turun sehabis berteriak tadi.

"Kita ke rumah sakit yuk, kita perlu ke dokter jiwa, siapa tahu kita gila."

Fei mengangguk, setelah itu mereka berangkat bersama kerumah sakit untuk memeriksakan diri harap-harap cemas kalau diantara mereka ada yang benar-benar sudah gila.

--

Holla, udah lama banget aku gak update 😅😅😅.

Sorry, penyakit males nya Fei nular ke aku :'(

Sebenarnya, cerita Fei ini udah tamat aku ketik nya di laptop, cuma aku males mindah ke wattpad dari ms. Word 😅😅😅. Ada yang jualan obat anti males gak sih? Aku pengen beli.

Jadi, cerita Fei ini nanti akan tamat di part 42, kurang dari sepuluh part lagi. Endingnya? Entahlah, ya begitu aja. Aku cuma ngetik apa yang ada dipikiran aku aja. Entah bisa disebut happy ending atau enggak. Baca aja entar.

Untuk sequel? Entahlah.

Mungkin aku bakal post cerita yang lain. Udah tamat juga. Judulnya Re; Love.

Oke deh. Itu aja dulu.

Salam Ranisa :)

Change My Lazy Girl (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang