13. Permintaan Maaf

251 69 38
                                    

Olive masih di kantin bersama teman-temannya yang tadi, Resti, Tasya, dan Diva.

“Tuh cewek belagu banget sih!” komentar Tasya. Yang lainnya mengangguk setuju, kecuali Olive.

“Itu cewek yang namanya Fei kan? Cewek yang selalu nempel bareng Azka,” ucap Diva memainkan telinga bando Minnie Mouse yang dikenakannya.

Tasya dan Resti menatap Olive, meminta jawaban.

“Iya, namanya Fei. Tapi dia gak selalu nempel Azka, kok,” bela Olive. Ia tidak suka Fei dijelek-jelekkan didepannya. Biar bagaimana pun, Fei adalah orang yang merubah hidupnya.

“Kok lo mau sih temenan sama dia?” tanya Resti dengan nada jijik.

“Kalau gue sih gak mau, katanya dia itu suka caper sama Azka padahal Azka nya gak suka sama dia.”

“Oh, gue pernah denger kalau dia sering minta suapin sama Azka, minta suapinnya pake maksa malah.”

Dapat gosip darimana mereka itu?

Oke, Fei memang pemalas. Tapi dia tidak pernah caper dengan Azka, mereka sudah lama saling mengenal dan wajar saja jika tingkah keduanya menurut orang awam sedikit berbeda. Dan Fei memang sering minta suapi Azka ketika makan tapi Azka lebih sering menyuapinya tanpa diminta oleh Fei jadi semua gosip itu tidak semua benar, banyak salahnya malah.

“Btw katanya juga, tuh cewek ngejar-ngejar Azka banget tapi selalu ditolak sama Azka.”

“Dia juga katanya rela ditidurin sama Azka,”

Katanya, katanya.

Oke, ini sudah mulai kelewatan. Olive tidak tahan lagi temannya digosipkan tidak benar seperti ini.

“Fei itu,” Olive buka suara, “Fei itu orangnya baik. Dia gak pernah caper sama Azka. Dia emang males, tapi gak selalu minta suapin Azka ketika makan, Azka nya aja yang suka nyuapin Fei tanpa permisi. Gue tahu karena gue deket sama mereka, sering merhatiin mereka.”

Olive berhenti sejenak, mengambil napas. Teman-temannya menatapnya tak percaya.

“Fei itu temen gue, jadi gue gak suka ketika ada yang ngejelekin dia didepan gue. Dan kalau ada yang ngejelekin Fei, dia bakal berurusan langsung sama gue.”

Resti, Tasya, dan Diva saling tatap. Mereka kemudian berdiri.

“Ahh, gue mau balik kekelas aja,” ujar Resti yang diiringi oleh kedua temannya.

Olive tertinggal sendirian.

Jadi sampai sini saja kah pertemanan mereka berempat? Putus begitu saja kah? Pikir Olive.

Sudahlah, ada hal yang lebih penting yang harus Olive urus.

Ia kemudian berdiri, meninggalkan kantin dan bergegas menuju kelas.
Sesampainya dikelas, didapatinya Fei yang hanya diam dan Azka yang sedang sibuk dengan bukunya.

“Fei,” panggil Olive.

Yang dipanggil Fei tapi malah Azka yang menoleh, Azka menaikkan alisnya bertanya ada apa.

“Gue mau ngomong sama Fei,” kata Olive. Azka mengangguk dia menoleh pada Fei yang menatapnya dengan diam.

“Fei katanya Olive mau ngomong sama lo.”

Fei membuang muka, kemudian menoleh kearah Olive dan sedikit mengangkat kepalanya.

Olive mengerti, ia segera mendatangi Fei dan duduk dibangkunya yang tepat disebelah Fei.

Azka memutar kursinya kearah Fei tapi lagi-lagi Fei membuang muka darinya.

“Fei gue mau minta maaf sama lo.” Olive menangkupkan kedua tangannya, menatap Fei dengan sorot mata memohon.

“Lo mau minta maaf buat apa? Kan lo gak ada salah sama gue.” Fei memiringkan kepalanya seraya menunjukan ekspresi bingung.

“Gue mau minta maaf karena kejadian makan dikantin tadi. Lo pasti nggak nyaman karena mereka, maaf ya.”

“Emang ada kejadian apa dikantin tadi?” Fei bertanya, “gue gak inget ada kejadian yang aneh-aneh tadi. Yang gue inget lo ngajak gue makan terus habis itu Azka narik gue nyuruh gue makan bareng dia aja.”

Olive tersenyum, mengerti maksud ucapan Fei, “iya, gak ada kejadian yang aneh-aneh kok tadi. Gue cuma pengen minta maaf aja sama lo, Fei. Maafin gue, yah.”

Fei mengangguk, setelah itu Olive memeluknya erat dan berkata, “gue sayang banget sama lo, Fei ... jadi temen gue selamanya yah.”

Fei merasa tercekik akibat pelukan Olive yang amat erat. Ia menepuk-nepuk tangan Olive berharap pelukannya segera dilepaskan. Sadar Fei kesulitan bernapas, Olive melepaskan pelukannya.

Fei bernapas lega lalu berkata, “Gue hampir mati tadi.”

Olive tertawa, begitu juga Azka yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan mereka.

Fei menoleh kearah Azka tapi kemudian membuang muka, ia merasa kesal pada Azka dan sedang malas untuk memaafkannya. Makanya ia selalu membuang muka dari Azka.

Tapi dalam hati Azka bertanya-tanya apa kesalahannya sehingga Fei selalu membuang muka padanya? Dasar tidak peka!

To be continued ...

---

Terima kasih karena telah membaca cerita Fei ♥️

Jangan lupa meninggalkan jejak ya Feiders 🌟

Salam mager dari Ranisa ♥️


(Revisi 070620)

Change My Lazy Girl (Tamat)Where stories live. Discover now