20. Permohonan

187 43 21
                                    

Kabar kalau Fei mengikuti tes ulang bergema diseluruh kelas bahkan sampai ke beberapa siswa lain diluar kelas.

Mereka bertanya-tanya kecurangan apa yang sudah dilakukan Fei sampai-sampai ia harus mengikuti tes ulang. Terkadang diantara mereka ada yang bertanya langsung pada Fei, termasuk Olive. Tapi Fei tidak ambil pusing. Ia malas untuk mempedulikan hal itu.

Dikantin orang berbisik-bisik mengenai Fei namun ketika Fei disana bersama Azka mereka bungkam.

Dasar sampah. Berbisik ketika orangnya tidak ada.

Mereka takut pada Azka. Tapi menurut Fei, apa yang harus ditakutkan dari Azka? Karena dia mantan PD, kah? Karena dia banyak menyimpan rahasia-rahasia murid bermasalah kah yang bisa digunakannya sewaktu-waktu?

Harusnya mereka kalau ingin mengejek Fei, ejek saja dihadapannya langsung. Jangan dibelakang seperti ini. Fei tidak suka.

Sore itu Azka datang lagi kerumah Fei membawa beberapa kantong plastik berisi es milo.

“Fei,” Azka mengetuk-ngetuk pintu kamar Fei.

Tidak ada sahutan. Panggilan Azka terlalu pelan, kah? Atau Fei sedang tidur?

“WOY FEI, BANGUN! NIH GUE BAWAIN ES MILO PESENAN LO TADI,” teriak Azka sambil masih mengetuk-ngetuk pintu kamar Fei. Kali ini lebih keras ketukannya daripada sebelumnya.

“BERISIK!” teriak Fei dari balik kamarnya. Kemudian pintunya terbuka, tanpa basa basi Azka langsung masuk ke kamar Fei.

“Nih gue bawain es milo buat lo,” Azka menggoyang-goyangkan plastik yang ada ditangannya.

Fei berteriak girang, mengambil es milo yang memang menjadi miliknya sesuai kesepakatannya tadi siang dengan Azka.

“Kok cuma empat?” protes Fei, “Coklat Silver Queen gue mana?” tanyanya lagi.

Azka menghembuskan napas perlahan, “Gue gak mau kabulin semuanya langsung Fei. Nanti aja. Entar lo sakit gigi kebanyakan makan coklat.”

Fei mendengus, tapi ia mengerti maksud Azka yang mengkhawatirkan Fei.

“Hmm, serah lo deh. Tapi inget yah, es milo gue masih ada empat dan coklat gue jangan lupa,” peringat Fei.

“SIAP!” Azka mengangkat tangannya, meletakkannya di dahi seperti anak yang hormat pada bendera.

Fei mulai menikmati es nya tanpa menawari Azka terlebih dahulu.

Azka terlihat merenung, seperti memikirkan sesuatu. Fei memperhatikan Azka sambil terus menikmati es milo nya, tapi ia tak ingin bertanya. Bisa jadi hal yang dipikirkan Azka akan merepotkannya jadi ia memutuskan untuk tak usah bertanya.

Ia kembali menikmati es nya.

Azka melirik Fei yang nampak sangat menikmati es milo nya. Sesekali ia mendengar Fei bersenandung riang menyanyikan lagu-lagu favoritnya.

Azka berpikir apa ia tega menghilangkan keceriaan Fei saat ini dengan permintaannya? Tapi jika dia mengingat apa saja ejekan-ejekan dan julukan yang disematkan pada Fei itu membuat darahnya serasa mendidih. Ia benci ketika Fei dijelek-jelekkan. Mereka hanya tidak tahu sifat baik Fei dan seenak jidat mencapnya buruk.

Akhirnya, ia putuskan untuk mengungkapkan saja semuanya pada Fei hari ini. Semoga tidak ada yang berubah diantara mereka harapnya.

“Fei,” panggil Azka.

Fei menoleh, ia merasa tiba-tiba atmosfer yang ada disekitar mereka terasa berat. Fei curiga Azka akan meminta sesuatu kepadanya. Sesuatu yang sulit tentunya.

“Kalo lo mau minta sesuatu yang rumit, gue gak mau kabulin,” peringat Fei langsung.

Azka mendongak, Fei sudah menebaknya dan itu memang benar. Apa yang akan diminta Azka kali ini adalah hal yang sulit buat Fei.

“Gue tahu, tapi gue bakal tetap minta,” Azka tersenyum kecut, “gue minta lo lupain masa lalu lo.”

Tbc ...

---

Masa lalu apa hayooo?

Apa masa lalu ketika kamu putus sama pacar kamu? Atau masa lalu ketika tiba-tiba mantan kamu yang minta putus ngajakin balikan lagi?

Astaga ... sebegitu nya kah? Wkwk.

Jangan lupa di vote dan komen yah gaes.

Salam Ranisa :)

Change My Lazy Girl (Tamat)Where stories live. Discover now