68

2.1K 195 155
                                    

Kadang-kadang aku berfikir, Tuhan sudah menjodohkan kamu denganku, ketika kau tak mau kau sudah berani menentang ketentuan-Nya dan menolak kemauanku.

Pidi Baiq.

Refanya Sastrawijaya POV.

Sudah 2 hari berlalu, setelah Insiden menginterogasi seorang pria yang ternyata teman Fajar/Rian, gue tak hentinya menjadi bahan ledekkan keempat sahabat gue.

Bagaimana tidak, hampir satu jam kami menginterogasi Wahyu, dan bertanya bagaimana kronologis ponselnya di pinjam oleh Fajar/Rian. Dan Wahyu sendiri, baru mengetahui kalau gue merupakan seseorang yang sedang dekat dengan Rian.

Wahyu juga menceritakan kepada gue, dan yang lainnya kelakuan Rian dari tournament All England sampai ke Swiss yang menurutnya aneh, kadang Wahyu melihat Rian yang termenung menatap ponselnya, tapi saat di dekati langsung menyimpan ponselnya seperti takut ketahuan. Wahyu juga memergoki Rian yang terkadang tersenyum sendiri menatap ponselnya dan Wahyu juga sempat melihat Rian menatap Foto Rian dengan seorang perempuan yang memegang bucket bunga di tangannya.

Jelas saja, penuturan Wahyu membuat keempat sahabat gue terpekik bersamaan, dan menggoda gue setelahnya.

Gue sendiri yang mendengar penuturan Wahyu, hanya bisa termenung memikirkan semua perkataannya.

'Ternyata gue gak galau sendirian' gumam gue dalam hati.

"Nya"

"ANYA!" Teriak Disa, membuat gue tersadar dari lamunan.

"Aih, ngelamun dia. mikirin apa sih? Rian? Nanti dibantuin buat balik lagi selow aja, katanya mau senang-senang, tapi kok dengerin lagu galau mulu lewat earphone" Dengus Disa.

Gue hanya menyengir, mendengar penuturannya.

Saat ini kami sedang dalam perjalanan menuju pulau Padar, menggunakan boat kecil dari Labuan Bajo, kami membawa tas kecil dipunggung masing-masing, serta membawa baju ganti dan kebutuhan lainnya.

Perjalanan memakan waktu hampir 2,5 jam, itu pun kami harus berganti ke Boat yang lebih besar untuk LOB bernama kapal noah, dan setelahnya gue serta yang lainnya harus pindah lagi ke boat kecil untuk sampai di bibir pantai pulau Padar.

Saat sampai kami dijajakan air kelapa oleh beberapa orang pria yang ada disini, kata mereka sih untuk melegakan dahaga, karna kami harus menanjak untuk menuju puncak pulau Padar.

Saat menanjak Sabilla dan Disa tak henti-hentinya mengeluh pegal, lelah dan sebagainya membuat gue serta Sarah dan Mitzi harus berhenti sejenak agar mereka berdua dapat beristirahat.

"Jujur, ini nanjak ga kelar-kelar capek kaki gue" Ucap Sabilla.

"Tau ya, mending capek hati dah daripada kayak gini. Aduh balik ke resort gue mau spa aja rasanya" Kata Disa.

Gue, Sarah dan Mitzi menatap keduanya geli.

"Tanggung sih, tuh setengah jalan lagi" Semangat Gue kepada mereka berdua.

"Ayok semangat yok!" Ucap Sarah.

"Gendong bisa gak sih?" Ucap Sabilla, yang langsung mendapat jitakan dari Sarah.

Gue terkekeh pelan setelahnya, Mitzi pun sama.

"Gendong sama abang air kelapa tadi mau lo?" Celetuk Mitzi, membuat Sabilla bergedik ngeri setelahnya.

Kami pun melanjutkan pemandangan kembali setelahnya, 30 menit menanjak secara perlahan bersama, gue dan yang lainnya pun sampai di puncak pulau Padar.

Kami langsung di sajikan pemandangan yang sangat indah, serta memanjakan mata. Membuat gue langsung memejamkan mata dan menikmati semilir angin menerpa wajah gue.

Lose One's Heart | Rian Ardianto ✔Where stories live. Discover now