Wattpad Original
Ada 2 bab gratis lagi

Bab 05: Belinda Qanita

69.6K 8K 246
                                    

Aku dan Indra naik ke atas pelaminan, ingin mengucapkan selamat kepada Windi dan suaminya. Aku sebenarnya cukup grogi dan tidak terbiasa, banyak orang yang memandang penasaran ke arah kami. Jangan heran, popularitas Indra hampir setara dengan CEO kami. Dia memiliki banyak penggemar perempuan di Mahesa Group.

"Selamat ya Win," ujarku tulus menyalami Windi.

Mata Windi terlihat penuh selidik, dia memang tidak tahu mengenai taruhan yang aku lakukan dengan Jessica dan Afnes. Dehaman keras Windi sepertinya kode untukku, sayangnya aku ingin menjadi orang yang paling tidak peka saat ini.

"Selamat Windi," ucap Indra singkat.

"Terima kasih Pak," sahut Windi dengan senyum manis dan lebar. Indra hanya bersalaman dengan suami Windi dan mengucapkan selamat pula.

"Gue juga ngucapin selamat, tapi kok nggak diucapin terima kasih," bisikku pada Windi yang langsung memukul pelan tanganku.

Indra dan suami Windi melihat kami berdua yang sedikit berisik. Aku hanya membalas dengan senyuman garing. Sedangkan Windi tertawa dan kemudian menggandeng lengan suaminya.

"Ayo foto dulu Pak," ajak Windi yang menarik tanganku untuk berdiri di sebelahnya.

Akhirnya, aku dan Indra berfoto dengan mempelai. Aku berdiri tepat di sebelah Windi, dia mencolekku beberapa kali. Bahkan sempat berbisik padaku, "Lo ada hubungan apa sama GADAR?"

Tahan Bel, jangan ngerumpi bareng mempelai.

Kuberikan senyuman terbaik kepada Winda, setelah dua kali pengambilan foto aku dan Indra memberikan ucapan selamat sekali lagi. Aku juga turut berbisik pada Windi dengan berkata, "Ntar gue ceritain kalau lo udah selesai cuti."

Aku dan Indra pun turun dari pelaminan, Indra membantu memegang tanganku saat turun di undakan tangga pelaminan. Dari posisiku sekarang aku bisa melirik Jessica dan Afnes yang menahan wajah agar tidak teriak-teriak.

"Terima kasih Pak," kataku pada Indra yang kini berjalan menuju Putra dan Wika.

Mengenai Wika, aku sendiri baru tahu bahwa kami sepupuan. Mungkin karena aku yang jarang mengikuti Mama ke rumah Bude Lilis jadi tidak begitu tahu dengan saudara dari sepupu iparku, Kak Linda.

Kalau ingin menyombong, sebenarnya secara tidak langsung aku sepupu jauh dengan Putra Mahesa karena istrinya. Tapi, tidak ada temanku dan karyawan di Mahesa Group yang tahu bahwa aku masih keluarga istri CEO mereka.

Ponselku berdenting pelan, aku sedikit tidak nyaman sebenarnya berdiri bersama Putra dan Wika seperti ini. Terlihat seperti aku ini orang penting saja. Padahal aku hanya karyawan biasa yang sedikit beruntung saja.

Sebuah chat whatsapp masuk dari Jessica. Aku membuka chat tersebut dan hampir saja mengumpat saat membacanya.

Jessica

Coba dong kenalin dulu itu gandengannya ke kita. Ajak GADAR ke sini!

Aku mendengus pelan, untunglah Indra dan Putra terlalu sibuk berbicara soal hal yang tidak aku pahami. Sedangkan Wika, dia sibuk menyantap kue yang ada di tangannya.

Belinda

Gila lo, gimana bisa gue nyeret si GADAR ke sana.
Jangan buat gue tambah kayak orang gila deh!

Aku melirik pada Jessica dan Afnes, mereka memberikan kode dengan mata untuk aku bergabung bersama mereka. Bahkan, Kevin dan Gaga ikutan berdiri di dekat Jessica dan Afnes. Apa-apaan ini? Mereka datang bersama? Dasar tidak setia kawan!

Hello BelindaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang