Rasa ini nyata, kamu saja yang tak pernah merasa. Sudah ku coba memberanikan diri mengungkapkannya. Tapi, berkali aku selalu terpaku pada sebuah keadaan yang tak bisa ku jelaskan. Kekuranganku; aku tak cukup pandai dalam hal mengungkapkan. Kelebihanku; aku hebat dalam memendam perasaan.
Ternyata aku saja yang merasa; seakan akan dalam banyak hal, engkau adalah ceminku. Seakan akan jiwamu dan jiwaku bagaikan potongan puzzle dalam satu kotak yang sama. Tapi ternyata tidak.
Tak apa bila kau tak tahu bahwa aku mencintaimu. Biar ku lupakan semua; playlist kesukaanmu, genre film yang kau suka, warna favoritmu, tempat yang kau ingin kunjungi. Semuanya. Akhirnya aku sadar, kamu tak akan pernah bersamaku. Ini hanya kebetulan; kamu sedang kesepian, lalu aku datang. Mengisi malam sepi dengan percakapan yang membuat dirimu tak merasa sendiri.
Ternyata kamu hanya melipir,
Ternyata kamu hanya sekedar mampir.
Tak apa, biar aku yang pergi,
Tugasmu, tak usah kembali.
