2. Shadam Atleo Gavrianza

1.7K 1.1K 1.5K
                                    

            Shadam Atleo Gavrianza

Dering ponsel yang terus menerus menyala, menandakan bahwa si pemilik belum juga mengangkatnya. Video call terpampang jelas dilayar sang pemilik, tapi sang pemilik seakan tak peduli dengan suara berisik dari dering ponsel tersebut. Entah berapa banyak sudah panggilan video call tak terjawab.

"Ckck," decak sang pemilik ponsel. Dia Shadam. Lebih tepatnya Shadam Atleo Gavrianza. Seorang laki-laki bertubuh tinggi, lelaki dengan kepercayaan diri yang tinggi, paras yang tampan dan ia tergolong lelaki yang romantis.

Bukannya mengangkat telepon itu, Shadam malah berjalan menuju tempat dimana koleksi bukunya berada. Dia memang tipe lelaki pecinta buku, apalagi buku tentang kerangka manusia. Shadam adalah laki-laki pecinta IPA.

Tapi Shadam ketempat itu bukan untuk mengambil buku apalagi membacanya, tapi ia ingin mengambil sebuah paket yang berada tepat di atas salah satu tumpukan bukunya.

Dibukanya pintu lemari kaca itu, lalu mengambil sebuah paket yang berada di atas bukunya.

Lalu kembali berjalan sambil membawa paket tersebut menuju tempat dimana ponselnya berada, meja belajar. Ia duduk dikursi lalu membuka paket itu, paket yang beberapa jam yang lalu sampai kerumahnya.

Siapa lagi pengirimnya kalau bukan sahabatnya sendiri? Shadam juga heran mengapa sahabatnya itu tak pernah mau datang ke acara spesialnya, pernah sih sahabatnya itu datang, tapi itu pun hanya dua kali saja saat umurnya menginjak 10 tahun, kelas 5 SD dan itu pun wajahnya terlihat tidak bersemangat dan tangannya merah-merah karena datang hiujan-hujanan dengan naik sepeda, seperti tak berniat datang ke acara spesialnya saja.

Dan satu lagi pada saat kelas 4, itu pun waktu Shadam pertama kali ketemu sahabatnya di sekolah barunya dan jangan lupa, ia sendiri yang dengan pedenya memperkenalkan hari ulang tahunnya ke teman barunya itu.

Ya, ulang tahunnya. Hari ini adalah hari ulang tahunnya.

             –FOLLOWYOURHEART–

                  Senin, 14 Juli 2014

Seorang anak laki-laki dengan semangat menggandeng tangan Ibunya ke ruang kelas barunya, di depan mereka ada seorang guru yang akan mengantarkannya menuju kelas barunya.

Terlihat guru itu mengajak ia untuk masuk ke dalam kelas.

Anak laki-laki itu memutar tubuhnya sepenuhnya kepada sang Mama.

"Mama, Shadam masuk dulu ya, jangan lupa jemput Shadam ya nanti."

"Pasti sayang, sekarang kamu masuk belajar supaya pintar ya, Mama pulang dulu," ucap Mamanya sambil mengecup puncak kepala anaknya dengan sayang.

Shadam melihat sebentar ke arah orang-orang yang akan menjadi teman sekelasnya, lalu menoleh kembali ke arah Ibunya dan mengangguk semangat. "Pasti, Ma."

Dadah

Ibunya pergi, Shadam masuk kelas dipersilakan oleh calon wali kelasnya.

"Silakan perkenalkan namamu, serta alasanmu pindah ke sekolah ini."

"Hai semuanya, perkenalkan namaku Shadam Atleo Gavrianza. Pindahan dari sekolah Panjat Pinang."

"Alasan pindah ke sekolah ini karena sekolah ini ga ada upacaranya. Karena upacara itu cuma bikin pegel," Shadam tersenyum lebar.

Calon wali kelasnya hanya geleng-geleng kepala maklum mendengarkan alasannya.

Sedangkan teman-teman sekelasnya langsung menyorakinya seakan berkata, betul sekali, Bu

FOLLOW YOUR HEARTWhere stories live. Discover now