NINE

15 3 1
                                    

Viola bangun ketika perutnya bergemuruh. Ia lalu mengucek kedua matanya dan menyadari selimut yang berada di atas dirinya. Ia tersenyum kecil, lalu melihat ke arah Orion yang masih saja berada di depan PCnya.

Apa dia tidak lelah?, gumam Viola dalam hati.

Viola kemudian membenarkan rambutnya, dan lalu berdiri di depan meja Orion, membuat pandangan pria itu beralih ke dirinya.

"Kamu mau makan siang ga?", tanya Viola.

"Kamu duluan aja kalau mau makan, aku masih harus edit satu ini dulu", ucap Orion masih dengan nada datarnya.

"Aku beliin deh, tar kita makan bareng, aku juga yakin Xavier dan Iris juga sudah pergi makan bareng", ucap Viola yang melihat jam tangannya.

"Yauda boleh deh", ucap Orion.

"Takoyaki kan?", ucap Viola membuat Orion menatapnya kaget.

"Bagaimana kamu bisa tahu?", tanya Orion heran.

"Ah, waktu kemarin kita papasan di Takoyaki Bar, dan Xavier memberitahuku kamu menyukai Tako", jelas Viola.

"Ah, si bangke", gumam Orion.

"Kenapa?", ucap Viola yang tidak mendengar jelas apa yang diucapkan Orion.

"Tidak apa-apa, pergilah, aku akan menunggumu disini", ucap Orion.

Viola mengangguk dan segera keluar dari ruang SED menuju ke kantin. Di kantin, ia menemukan Xavier dan Iris yang sedang mengantri depan Spaghetti and Pasta.

"Hey", panggil Viola kepada Iris, "dan Kak Xavier", lanjut Viola.

"Hey, are you good?", tanya Iris.

"I'm fine, kamu?", tanya Viola balik.

"I'm fine, aku mulai mengenal lebih dalam tentang Humas, dan itu sangat menyenangkan", ucap Iris sambil melirik ke arah Xavier.

Viola hanya bisa menggelengkan kepalanya. Sepertinya temannya sedang berbunga-bunga.

"Bagaimana dengan kamu? Apa Orion sudah memberitahumu tentang jobdeskmu?", tanya Xavier.

Viola menggelengkan kepalanya, "Aku baru selesai membereskan ruangannya dan ketiduran setelahnya", jelas Viola.

"Wa-wait, that Orion membiarkanmu menyentuh filenya?", tanya Xavier dengan nada kaget.

Viola mengangguk.

"Dan terlebih lagi kamu membereskan semuanya?", Xavier kembali bertanya.

Dan Viola kembali mengangguk.

"Woa...kamu benar-benar sesuatu", ucap Xavier.

"Memangnya kenapa?", tanya Viola bingung.

"Si perfeksionis itu tidak pernah memberi siapapun izin untuk menyentuh bahkan membersihkan ruangannya, itu sebabnya banyak yang tidak betah di bagian Editor dan berakhir keluar dari SED bahkan sebelum genap sebulan, karena itu Editor selalu kekurangan tenaga", jelas Xavier.

"But here you are, kurasa aku tidak perlu khawatir lagi", ucap Xavier dengan senyum yang mengembang.

"Sepertinya aku harus betah mau tidak mau", ucap Viola dengan senyum paksa.

"Goodluck then", ucap Xavier, "Oh, kenapa dia tidak ikut makan siang?"

"Orion masih mengerjakan sesuatu, makanya aku sendiri dan bellin makan siang juga", jelas Viola.

"Bellin makan siang? Progress yang sangat cepat", ucap Xavier membuat Viola hanya bisa menatapnya dengan bingung karena tidak mengerti ucapannya.

The GravityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang