EIGHT

12 3 0
                                    

Viola dan Iris tengah berada di dalam ruang SED. Di dalam ruangan masih sepi, baru terlihat Julian dan Tanaka hadir di dalamnya. Alasan keduanya berada di ruang SED pada pagi hari ini adalah satu, kelas pagi mereka ditiadakan karena dosen mereka harus menghadiri salah satu Internasional Art Exhibition, dan sang dosen baru saja mengabari mereka tepat setengah jam sebelum kelas dimulai. Dua, keduanya hanya memiliki kelas pagi dan acara perayaan penerimaan anggota muda SED baru akan dimulai pukul 5 sore nanti.

Sehingga keduanya tidak tahu harus melakukan apa untuk menghabiskan waktu mereka, dan di ruang SED lah keduanya berakhir.

"Apakah kalian tidak mempunyai tugas atau semacamnya?", tanya Tanaka.

Keduanya menggeleng dengan cepat.

"Kalian tidak ingin pergi jalan-jalan dulu atau gimana?", gantian Julian yang bertanya.

Keduanya kembali menggelengkan kepala.

Tanaka dan Julian kemudian hanya membalas mereka dengan senyum kaku. Sebenarnya tidak dilarang anggota muda untuk masuk ke ruang SED dan menggunakan fasilitas ruangan, secara mereka tidak langsung sudah menjadi bagian dari SED. Namun, Tanaka dan Julian bukanlah Orion ataupun Xavier yang gampang bergaul dengan orang baru, sehingga keduanya sedikit kesulitan untuk berbicara dengan Viola dan Iris.

Krek.

Keempatnya melihat ke arah pintu dan semuanya tersenyum karena Julian dan Tanaka melihat Orion, begitu juga dengan Viola. Sedangkan Iris tersenyum karena melihat Xavier yang berjalan di belakang Orion.

"Loh, kalian kenapa pagi banget kesini?", tanya Xavier sambil menutup pintu.

"Ah, kami gak ada kelas, dan hari ini cuma ada kelas pagi, jadi gatau deh mau kemana", balas Iris.

"Ho, padahal acaranya masih lama banget loh", ucap Xavier sambil mengambil berkas dari meja Orion.

"Kalau ga lo kenalin aja tentang Departemen lo, kalau ga salah dia anak lo kan", ucap Orion sambil menguap.

"Bener juga, kalau gitu Iris ikut ke ruangan aku ya", ucap Xavier.

Iris mengangguk, ia lalu berjalan masuk ke dalam ruang Humas. Sementara Viola sendiri di ruang tamu SED.

"Happy to be here?", tanya Xavier ketika Iris masuk ke dalam ruangannya.

Iris mengangguk pelan, ia tidak bisa menyembunyikan senyumnya karena terlalu senang bisa diterima di SED, dan dalam departemen yang sama. Karena bisa saja diterima, namun dilempar ke departemen yang berbeda karena mereka merasa kemampuanmu lebih cocok di departemen lain.

"Nah aku jelasin singkat ya, Humas kerjaannya banyak dan ribet, tapi ga seribet Editor si.", jelas Xavier yang kini duduk di kursinya sambil melihat file-file yang harus ia periksa hari ini.

"Duduklah, kamu tidak mungkin akan mendengarkanku sambil berdiri kan?", ucap Xavier diiringin dengan tawaan kecil.

"Tidak si, aku hanya bingung mau duduk dimana", ucap Iris melihat keseluruh ruangan yang memiliki banyak kursi dan sofa.

"Just sit in front of me", ucap Xavier yang menyuruh Iris duduk di depannya lewat matanya.

Iris menurut dan duduk di depan Xavier, dan ia menatap pria itu dalam jarak yang lebih dekat, membuatnya senang sekaligus gugup.

Astaga, sepertinya penyakit gugup Viola menular, gumam Iris dalam hati.

"Coba menurutmu tugas Humas apa aja?", tanya Xavier mendadak.

"Sosialisasi, buat pengumuman, mantau kegiatan acara", Iris mengucapkan semua yang ia tahu.

"Itu baru bagian kecilnya saja. Masih banyak lagi kerjaan kita, tinjau proposal, ketemu partner kerjasama, dan lain sebagainya. Aku harap kamu tidak menyesal masuk ke departemenku", ucap Xavier dengan nada bercanda.

The GravityWhere stories live. Discover now