SIX

12 3 0
                                    

Viola masih berdiri di tempat, tidak bergerak sama sekali. Ia benar-benar kaget kenapa pria itu bisa berada di depannya sekarang.

Orion hanya tertawa kecil melihat ekspresi Viola saat wanita itu keluar dari café. Ia sudah menunggu wanita itu 10 menit yang lalu ketika ia sampai di depan café dan menemukan wanita itu sedang mengelap meja. Ia memutuskan untuk keluar dari mobilnya dan bersandar di bagian depan mobilnya sambil melihat gerak-gerik Viola.

Orion berjalan mendekati wanita itu yang masih saja diam ditempatnya.

"Kenapa kamu selalu menunjukkan ekspresi seperti ini tiap kali kamu melihatku?", itu yang Orion ucapkan ketika ia sudah berada di depan wanita itu.

"Ke-kenapa kamu bisa ada disini?", hanya kalimat ini yang terlintas di pikiran Viola.

"Memangnya aku tidak boleh kesini?", tanya Orion.

"Bukan begitu, maksudku kenapa kamu disini di jam segini?", tanya Viola.

"Menjemputmu", ucap Orion secara terang-terangan membuat jantung Viola kembali berdegup kencang.

"Ke-kenapa kamu menungguku?", tanya Viola bingung.

"Karena aku ingin mengantarmu pulang, bahaya kalau wanita pulang jam segini sendirian", ucap Orion yang menatap jamnya.

"Tapi aku sudah biasa sendiri kok", ucap Viola yang berusaha menolak tawaran Orion.

Bisa-bisa jantungku copot kalau berduaan bersamanya, ucap Viola.

"Aku sudah jauh-jauh kesini, kamu tidak mungkin membiarkanku pulang tanpa mengantarmu kan?", ucap Orion.

Viola hanya bisa menahan nafas, sementara jantungnya sudah berdebar bukan main. Ia hanya bisa mengangguk dan itu membuat senyum terbit di atas wajah Orion dan mengeluarkan senjatanya.

That dimple, gumam Viola dalam hati.

Orion membukakan pintu untuk Viola dan Viola masuk ke dalam mobil.

"Udah lama kamu kerja disini?", tanya Orion.

Viola mengangguk, "Sudah 3 tahun."

"Wah lama juga, pantes saja kopi buatanmu enak", puji Orion.

Viola berterima kasih dengan kegelapan yang menyelimuti langit, karena itu Orion tidak bisa melihat wajahnya yang ia yakin sudah memerah itu.

"Ah, tidak, aku hanya amatiran", ucap Viola merendah.

"Let me ask, setiap Jerry order, yang buat selalu kamu kan? Atau barista lain juga buat?", tanya Orion.

"Selalu aku, karena Mr.Jerry selalu datang saat aku sedang dalam shift, jadi orderannya selalu aku buat", jelas Viola.

"Yap, that's why i say it taste good. Pertama kali aku mencoba coffee buatan kamu, aku langsung menyukainya. Padahal ketika aku berpindah dari coffee shop lama tempat biasa aku order ke Lá Tuna, aku sempat ragu karena takut tidak seenak dulu", ujar Orion.

"Kenapa kamu ga meminum kopi di coffee shop yang lama?", tanya Viola penasaran.

"Ah, barista yang biasa membuat coffee untukku sudah meninggal, karena dia sudah tua dan sakit", ucap Orion dengan nada sedih.

"Ah..maaf aku tidak bermaksud", ucap Viola yang merasa tidak enak.

"It's okay, aku sudah menemukan penggantinya, you", ucap Orion.

The GravityWhere stories live. Discover now