FOUR

17 3 0
                                    

Viola masih membeku di tempat.

"Viola?", panggilnya lagi dengan suara beratnya.

Viola tersadar dari lamunannya, "I-iya kak?"

Pria itu menaikkan sebelah alisnya, membuat Viola tahu ia salah, "Maksudku Orion."

"Duduklah, dan jangan gugup, kamu terlalu lucu kalau gugup", ucap Orion dengan senyum yang membuat kedua dimple miliknya muncul kembali ke permukaan wajahnya.

Astaga Viola, breathe, breathe, gumamnya pada dirinya.

Perlahan Viola berjalan mendekat ke meja Orion, dan ia berdiri di depannya.

"Duduklah", ucap Orion.

Viola mengangguk dan ia menarik kursi di depan meja Orion dan duduk. Ia perlahan memberikan formnya kepada Orion.

"Take it slow, relax, aku tidak akan memakanmu", ucap Orion sambil tertawa, "Kenapa kamu selalu gugup ketika melihatku?", tanya Orion.

Aku juga gatau kenapa, gumamnya dalam hati.

"Apakah aku seseram itu?", ucap Orion berusaha membuat ekspresi cute, membuat Viola langsung tertawa kecil.

"Nah, begini baru", ucap Orion.

Viola merasa sedikit tenang setelah tadi. Sepertinya ia mulai bisa terbiasa dengan Orion.

"Aku akan do a little interview to you, tapi bawa santai aja, anggap kita lagi ngobrol biasa", ucap Orion yang berusaha membuat suasana senyaman mungkin.

Orion kemudian menginterview Viola seperti kandidat-kandidat lainnya. Untungnya Viola berhasil menjawab dan memberikan yang terbaik darinya.

"Dengan ini interview selesai, yey", ucap Orion yang bertepuk tangan, membuat Viola juga ikut bertepuk tangan.

Ia benar-benar berterima kasih kepada Orion yang mencoba membuat suasana interview senyaman mungkin, sehingga Viola sama sekali tidak gugup dan lancar sampai akhir.

"Terima kasih", ucap Viola.

"Untuk?", tanya Orion.

"Karena kamu sudah berusaha membuat aku tenang", ucap Viola.

"Ah, sudah kewajibanku, kalau tidak aku juga akan kesulitan", ucap Orion.

Viola kemudian bangkit dari kursinya dan menganggukkan kepalanya kepada Orion sebelum ia keluar dari ruangan.

"Viola!", panggil Iris ketika melihat Viola keluar dari ruangan SED.

"Gimana-gimana?", tanya Iris yang penasaran.

Viola memberikan tatapan dingin kepada Iris, "Kenapa kamu ga bilang ke aku kalau yang akan menginterview aku Orion?", tanya Viola dengan nada dingin.

"Ah, itu karena aku tidak ingin kamu mundur atau gugup sebelum masuk ke dalam ruangan, karena tadi kamu terlihat sangat yakin dan pede", jelas Iris.

Viola hanya diam.

"Kamu marah?", tanya Iris yang kini panik, "Maafkan aku, aku tidak bermaksud", ucapnya dengan nada sedih.

"Tidak, aku tidak marah, hanya isengin saja", ucap Viola yang menyudahi karena melihat kedua mata Iris yang sudah berkaca-kaca.

"Ih, aku kira kamu marah beneran", ucap Iris kesal.

"Jadi bagaimana?", tanya Iris lagi.

"Fine, i done it", ucap Viola.

The GravityWhere stories live. Discover now