SEVEN

11 2 0
                                    

"Wajahmu kenapa?", tanya Iris ketika menghampiri Viola yang berjalan masuk dari gerbang kampus.

"Ah, aku tidak bisa tidur semalam", ucap Viola diiringi dengan nguapan.

"Alasannya?", Iris kembali bertanya lagi.

Viola terdiam, wajahnya kembali memerah. Iris yang menyadarinya pun menyipitkan matanya sambil tersenyum.

"Jawabannya tak lain adalah kak Orion", ucap Iris dengan yakin.

"Shhh...jangan keras-keras nanti ada yang denger", ucap Viola yang dengan cepat membungkam mulut Iris.

"Mending kamu cerita sebelum aku mati penasaran", ucap Iris.

Viola kemudian menceritakannya kepada Iris sambil keduanya berjalan menuju ke kelas. Iris terus saja berteriak kegirangan dan membuat Viola kewalahan membungkam mulut temannya itu.

"JADI CERITANYA KAK ORION NUNGGUIN KAMU KELAR KERJA TERUS ANTERIN KAMU PULANG? YA AMPUN SO SWEET BANGET SI", ucap Iris yang menaikkan satu oktaf pada setiap kata.

"Astaga Iris kecilin suaranya", ucap Viola dengan nada kesal dan berusaha menutupi mulut Iris agar ia mengecilkan suaranya.

"Ah, maaf-maaf, habis kalian berdua lucu sekali", ucap Iris.

"Lucu darimana? Ga ada yang lucu", ucap Viola.

"Lucu dong, katanya ga ada apa-apa tapi udah pergi pulang bareng aja", ucap Iris.

"Itu juga kebetulan doang", ucap Viola yang berusaha untuk tidak memikir lebih.

"Mana ada yang kebetulan datang berkali-kali Viola, kamu kenapa polos banget sih, jadi gemes akunya", ucap Iris yang mencubit pipi Viola.

"Denger ya Vi, kalau cowo terus menerus menghampiri kamu dan deketin kamu itu gak lain lagi, dia suka sama kamu", jelas Iris dari pengalamannya.

"Ga mungkin Orion menyukaiku", ucap Viola langsung.

"Kenapa ga mungkin? Coba sebutin alasan kenapa kak Orion bakalan engga suka sama kamu", tanya Iris.

"Aku gak cantik, gak menarik dan gak pintar.", ucap Viola.

"Siapa bilang kamu gak cantik? Kamu itu cantik Viola, even me as girl find you beautiful and attractive. Dan kalau soal pintar, tidak perlu menjadi pintar agar seseorang menyukaimu.", ucap Iris, "They will love the way you are."

"Tapi aku tetep yakin kalau Orion tidak mungkin menyukaiku, bisa saja dia memang baik ke semua orang", ucap Viola yang berusaha berpikir normal.

"Yasudah kalau itu menurutmu, aku hanya memberitahu kamu", ucap Iris.

Viola hanya mengangguk. Ia benar-benar berusaha untuk mengendalikan pikirannya agar tidak berpikir yang tidak-tidak. Ia tidak ingin berekspektasi atau berharap terlalu tinggi, dan pada akhirnya ia lah yang akan tersakiti. Ia lalu fokus mengerjakan tugas, membuat Iris hanya bisa menggeleng-mengeleng melihatnya.

Ketika mereka sudah selesai kelas, Iris dan Viola dengan cepat berjalan menuju ke depan ruang SED. Di depan ruang SED sudah ramai dikerumunin karena hari ini adalah pengumuman hasil seleksi anggota muda SED.

Viola dan Iris pun menunggu untuk melihat hasil yang belum di tempel di depan papan pengumuman. Pintu ruang SED pun terbuka dan Xavier berjalan keluar, membuat semua mahasiswi berteriak karena ketampanan Xavier, dan termasuk Iris yang tidak bisa mengalihkan pandangan dari Xavier.

Xavier yang menyadari kehadiran Iris pun menatapnya dan tersenyum kecil ke arahnya, membuat Iris tersipu malu. Sementara beberapa mahasiswi yang menyadari tatapan Xavier ke arah Iris membuat mereka menatap Iris dengan tatapan sinis.

The GravityWhere stories live. Discover now