3.1 - WINONA

101 5 0
                                    

"Kenapa kau bisa luka begini??" Tanyaku ketika melihat ada perban di pelipis Edward. Perasaan kemarin wajahnya masih baik-baik saja.

Edward yang masih tidur terbangun karena suaraku, tapi tidak menjawab dan kembali tidur.

"Kak!"

"Hmm?"

"Kenapa kau bisa terluka?"

"Ah, biasa. Di tempat cuci mobil kan banyak benda tajam." Edward mengusap-usap matanya namun berhenti ketika tangannya mendekati pelipis, seakan baru teringat dia punya luka di bagian situ.

"Aduh, kan sudah kubilang hati-hati sedikit saat bekerja!"

"Iya-iya, cerewet. Kau tidak bisa membiarkanku tidur sebentar lagi ya? Aku ngantuk sekali tahu!"

Aku menghela nafas. Kubiarkan Edward tidur selagi aku mandi dan bersiap-siap ke sekolah. Apa lukanya parah? Sampai diperban begitu..

"Winona, kutarik kembali perkataanku kemarin." Ujar Edward saat kami dalam perjalanan ke sekolah.

"Yang mana?"

"Yang aku bilang tidak akan sering-sering mengantar-jemputmu."

Aku sudah akan membuka mulut untuk protes tapi Edward memotong.

"Kemarin ada preman yang suka cari ribut di toko bibi, dia mengikutiku ke bengkel dan mengancam yang tidak-tidak tentangmu."

"Jadi luka di wajahmu karena bertengkar dengan preman itu?"

Edward menyeringai. "Bukan perbuatannya sih, aku cuma tidak sengaja tergores sesuatu waktu dia mendorongku. Pokoknya, waspada sedikit kalau jalan. Takutnya kau juga diikuti."

"Kenapa dia sampai sebegitunya padamu?"

"Kurasa dia marah aku ikut campur urusannya dan bibi."

"Tidak bisa minta maaf ya?"

"Buat apa aku minta maaf, aku tidak salah padanya dan.. aww!"

Edward kesakitan ketika aku memegang pelipisnya. "Lihat ini, sudah sampai seperti ini masih gengsi dan tidak mau mengalah!"

 "Lihat ini, sudah sampai seperti ini masih gengsi dan tidak mau mengalah!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Laki-laki harus begitu."

"Ckck."

Sesampainya di sekolah, aku melihat pemandangan yang sudah tidak mengherankan lagi. Hiro, dikerumuni banyak anak perempuan untuk dimintai tanda tangan. Aku jadi penasaran.. jika masa orientasi sudah berakhir, kira-kira mereka akan memakai alasan apa ya untuk mendekati Hiro?

"Winona!" Hiro yang masih dalam kerumunan tiba-tiba memanggilku. Semua mata kontan memandang ke arahku dan aku jadi merasa tidak enak.

"Nanti sepulang sekolah bisa kerja kelompok di rumahku lagi? Kita selesaikan yang kemarin." Ujarnya dan semua manusia di belakang Hiro mulai saling berbisik.

Under the Same SkyWhere stories live. Discover now