5. First Day

164 12 0
                                    

Hari ini rasanya berjalan begitu cepat bagi Ara. Bel baru saja berbunyi dan menemui Ardo adalah hal yang akan perempuan itu lakukan selanjutnya. Tepat satu hari setelah persyaratan itu diterima, Ardo langsung meminta Ara untuk pergi menemuinya ditaman sepulang sekolah.

"Ishh, males banget ketemu dia" gerutunya dengan langkah yang penuh hati-hati, sebab luka yang ada dilututnya kemarin belum juga mengering.

Perempuan berkuncir kuda itu berjalan menuju taman di saat keadaan sekolah sudah tidak terlalu banyak orang disana. Ia tak mau jika ketiga sahabatnya mengetahui pertemuannya dengan Ardo, pasti mereka akan menggoda Ara. Beruntungnya Ardo tak mempermasalahkan hal itu, asal perempuan itu tetap menemuinya.

"Apa sih susahnya diwawancara? rempong banget harus pakek syarat" gerutu Ara pelan, namun masih bisa didengar oleh seseorang yang kini tengah berdiri dibelakangnya.

"Ngomong apa barusan?"

Ara membalikkan badan saat suara itu baru saja masuk dipendengaranya, dan mendapati Ardo yang entah dari kapan sudah berdiri dibelakang sana.

"REMPONG, KENAPA?" jawab Ara tak takut.

"Mulutnya biasa aja, itu dikuncir bisa"

"Kenapa? Pengen?"

Ardo hanya menghela nafas menghadapi perempuan yang ada dihadapannya ini, lalu menarik tangan perempuan itu dan membawanya pergi dari sana. Beberapa ocehan tak terima dan juga cubitan tak henti-hentinya Ara berikan pada Ardo.

"Sakit curut!" Keluh Ardo sesampainya mereka di depan parkiran sekolah.

"Kamu yang curut, narik seenak jidat, kakiku lagi sakit tau nggak!"

Ardo melirik ke arah lutut milik perempuan itu dan mendapati luka disana. Ia lupa pada kejadian pulang sekolah kemarin, yang menjadi penyebab luka perempuan itu ada.

"Maaf"

"Hmm" sebal Ara.

"Diem disini, gue mau ambil motor"

"Motor siapa?" tanya Ara penasaran, karena yang perempuan itu tahu laki-laki ini menggunakan mobil ketika sekolah.

"Motor bapak lo kali" jawab Ardo kemudian beranjak meninggalkan Ara yang mendengus kesal mendengar jawaban laki-laki itu.

Deruman lembut suara motor Vespa milik Ardo mulai terdengar mendekati Ara, memberhentikan dirinya tepat didepan perempuan itu.

"Ya kali ketaman sekolah aja bawa motor"

"Gajadi ketaman, mau ketoko sepatu"

"Hah? ngapain?"

"Beli soto! Ya beli sepatu lah"

"Gamau, janjinya ke taman doang, ya" tolak Ara.

"Gue ralat"

"Baru kenal juga udah bohong"

"Udah, nurut aja! Nggak bakal gue nyulik cewek kaya lo"

"Gausah sok yes"

"Emang yes"

"Enggak!"

Semoga (On Going)Where stories live. Discover now