12. Nanti

88 10 0
                                    

Happy Reading


"Cepetan dong, Ra. Lemot banget!" Seru Gavin yang tengah berjalan dibelakang Ara. Mereka kini sedang berada dikoridor menuju kantin.

Reyna berjalan beriringan dengan Ica paling depan, kemudian disusul Ara dan Farah, dan paling belakang ada Gavin dan juga Vino.

"Ayangmu ya, yang lemot" jawab Ara tak terima.

Gavin mendelik, melihat ke arah Ica yang kini tengah bercerita dengan Reyna didepan Ara sana "Oh, yaudah. Biarin"

"Halah, kalo aku sama Ara yang gitu, nggak bakal berhenti tuh mulut ngoceh" Sahut Farah menyindir Gavin. Ara mengangguk menyetujui

"Cemburu kalian?" Vino ikut bergabung dalam obrolan.

"Dih. Ogah" Jawab kedua perempuan itu bersamaan.

"Ca, ceritanya nanti aja" Vino bersuara lagi, suaranya sedikit dikeraskan agar sampai ke telinga Ica.

Ica menoleh "Berisik banget tau nggak kalian, ganggu aja" Jawab Ica dengan langkah yang tertahan. Mereka yang dibelakangnya pun ikut berhenti. Rasanya mereka yang berada dibelakang Ica sana, ingin sekali menerkam perempuan itu. Kecuali Gavin, dia justru tersenyum, membatin mengapa pacarnya begitu menggemaskan.

"Ca, udah ya, perutku laper" Ara memutar kembali tubuh Ica ke posisi semula. Perutnya yang sudah butuh asupan itu, rasanya sudah tak sanggup lagi kalau harus mendengar perdebatan itu lebih panjang.

Kantin selalu ramai, mereka mengantri untuk mendapat makanan mereka, lalu duduk dikursi panjang setelahnya. Reyna duduk diantara Farah dan Ara, berhadapan dengan Gavin yang duduk di antara Ica dan juga Vino. Makan.

Vino yang baru saja selesai menghabiskan makanannya itu, memanggil tiga kakak kelasnya yang lewat untuk bergabung dimeja mereka. Ketiga kakak kelasnya itu tak lain ialah Ardo, Dito dan Reno.

Vino dan Gavin bergabung menjadi anggota tim sepakbola yang ada disekolah bersama ketiga kakak kelasnya itu. Bisa dibilang mereka cukup akrab, dan kali ini mereka akan membicarakan hal mengenai pertandingan futsal antara kelas mereka.

"Marahan sama ayang lo, No?" tanya Dito pada Reno yang mulanya merasa ragu untuk bergabung di meja yang ada Farah.

"Nggak" bohongnya. Reno tak bermaksud untuk tidak ingin menemui perempuan itu, namun ia tahu Farah pasti merasa kesal jika melihat wajahnya saat ini.

"Yaudah duduk sini" Dito langsung saja mendudukkan temannya itu disamping Farah, dan ia memilih untuk duduk disamping Vino.

Farah hanya diam menyibukkan diri dengan memakan baksonya yang masih setengah mangkok itu, tak ingin memperdulikan orang yang baru saja duduk disampingnya.

Reno yang kini duduk disamping perempuan itu, hanya bisa menghela nafas sabar melihat Farah yang tak kunjung menoleh sedikitpun ke arahnya.

"Ardo, ih, nyebelin" Keluh Reyna pada sepupunya yang baru saja mengacak-acak rambut miliknya.

Laki-laki itu kemudian mendudukkan dirinya tepat disamping Ara yang kini duduk dipaling ujung. Masih ada sedikit tempat untuk satu orang disana.

"Lah, si Ardo anjir" ucap Vino yang mendapati kejadian antara kedua persepupuan itu.

"Sepupunya Vin" jelas Ica agar temannya itu tak salah paham.

"Laaah?!" kaget Gavin yang juga baru tahu.

"Bener?" tanya Vino kaget.

"Iya, suka lo?" jawab Ardo.

"Kepo lo"

"Bangsat"

"Wahhh, minta di gantung nih, Do, adik kelas" Timpal Dito sembari berlagak sok keren.

"Gantungin, To" jawab Ardo menyetujui.

Dito langsung berdiri berlagak "Mau digantung dimana?"

"Udah, ayo bahas sparing" ucap Vino menarik kakak kelasnya itu agar segera duduk kembali.

Mereka mulai membahas kapan dan dimana kelas mereka akan melakukan pertandingan futsal itu. Pertandingan ini tidak ada hadiah atau semacamnya, hanya untuk keseruan aja seperti saat mereka ekskul atau bisa disebut sparing futsal. Hitung-hitung untuk melatih skill mereka. Selain itu juga untuk memperat dan menjalin persaudaraan.

"Oke. Besok pulang sekolah dilapangan sekolah" kata Ardo menyepakati waktu dan tempat yang telah ditentukan. Sebenarnya besok ialah jadwal ekstrakurikuler mereka, namun diliburkan oleh pembina karena ada suatu kesibukan, dan mereka memanfaatkannya untuk hal ini.

"Wah, asik nih, besok harus liat pokoknya" ucap Ica semangat.

"Iya, ayo liat pokoknya" balas Reyna tak kalah senang.

"Aku mau bawa botol deh, terus aku isi kelereng adekku"

"Aku juga deh, bawain kelereng sekalian dong"

Seru heboh kedua manusia itu seolah akan ada pertandingan besar yang akan mereka lihat. Yang lain hanya menggeleng heran melihat mereka berdua.

Ardo menoleh pada perempuan yang duduk disampingnya. Perempuan itu tidak mengeluarkan suaranya sama sekali selama mereka berada disana.

"Aw" pekik Ara tiba-tiba saat kakinya di injak oleh kaki laki-laki yang ada disampingnya itu. Ya, itu kelakuan Ardo.

Pekikan Ara membuat orang- orang yang berada dimeja itu menatap tanya ke arahnya.

"Kenapa Ra?" tanya Reyna yang berada disampingnya mewakili pertanyaan dari mereka yang berada dimeja itu.

"Eh, gapapa. Ini ada semut gigit" bohongnya.

"Udah, lanjutin aja ngobrolnya" lanjutnya mencoba mengalihkan perhatian mereka.

"Manis soalnya, mbak" goda Dito membuat dirinya mendapati banyak sorakan disana. Tanpa mereka sadari, Dito juga mendapat tatapan elang dari Ardo.

"Apasih lo pada. Ya, kan emang manis" ucap Dito lagi.

"To, diem nggak!" Seru Ardo yang tak ingin mendengar lagi temannya itu menggoda Ara. Entahlah tiba-tiba saja mulutnya tergerak untuk mengatakannya.

"Lah, kok ngamok"

"Cemburu kali" sahut Reyna yang lagi-lagi menggoda kedua manusia itu. Bahkan, ada sebuah harap untuk mereka berdua.

"Reyna!" Ucap Ara kesal mencubit sahabatnya itu.

"Enggak-enggak gaes, becanda" ucap Reyna meluruskan. Takut temannya ini akan mendiami dirinya berhari-hari.

"Iya juga gapapa, Do" ucap Gavin.

"Deketin lah, Do. Kasian jomblonya awet" Ucap Vino menambahi.

"Kalian diem, nggak!" sentak Ara pada kedua teman laki-lakinya itu.

"Eh, salting tuh" Ucap Gavin semakin menggoda Ara.

"Gimana, Do? Kalau emang iya, gue gajadi maju. Gapapa gue mah" Dito memegang dadanya dramatis.

Ardo hanya diam tak menanggapi, meskipun sebenarnya ia ingin berkata, 'Iya, gue mau dia'. Tapi sekarang belumlah menjadi waktu yang tepat untuk mengucapkan kalimat itu.

Ra, nanti ya, sama gue. Jangan bercinta dengan manusia yang bukan gue. Kata Ardo dalam hati dengan penuh harap.

Bersambung...

Buat kalian yang sempetin baca cerita aku, makasih ya ♥

Semoga (On Going)Where stories live. Discover now