10. Seperti Mengulang Kembali

94 9 0
                                    

***

10 tahun lalu.

"Kalo nangis jangan ditengah jalan!" Tegur gadis kecil berusia sekitar 7 tahunan pada anak laki-laki gendut yang berumur tidak jauh darinya. Anak laki-laki itu menangis ditengah jalan yang cukup sepi. Lututnya berdarah, terbentur dengan permukaan jalan yang keras.

Anak laki-laki itu hanya menatap diam pada gadis kecil yang sedang berdiri didepannya ini, sembari memeluk bola yang baru saja dia ambil ditengah jalan hingga membuat dirinya terjatuh.

"Ayo minggir! pengen ditabrak orang kamu nangis disini?" Gadis kecil itu mengulurkan tangannya untuk membantu. Dengan ragu anak laki-laki itu meraih tangan gadis kecil yang ada didepannya itu dan menerima bantuannya.

Ada sebuah taman yang terletak tidak jauh dari tempat mereka berada. Keduanya duduk disalah satu kursi yang ada di taman sana. Anak laki-laki itu sudah menghentikan tangisnya, memperhatikan gerak gadis kecil yang mengambil sesuatu dari kantong baju yang gadis kecil itu kenakan.

"Ini, buat kamu" Sebuah plester bergambar Doraemon, gadis kecil itu berikan pada anak laki-laki itu agar dipakai dilututnya yang terluka.

"Buat aku?"

Gadis kecil itu menarik nafas dalam "Iya, bego, buat siapa lagi"

"Kenapa kamu panggil aku bego?"

"Menurut kamu?"

Anak laki-laki itu menghela nafasnya sabar sembari mengambil plester dari gadis kecil itu.

"Dipake plesternya!" Perintah gadis kecil itu menunjuk plester doraemon yang ia berikan tadi.

Pandangan anak laki-laki itu pun teralihkan ke plester yang ada ditangannya, dan dengan hati-hati mulai menempelkan plester itu pada lututnya yang terluka, menuruti kata gadis kecil itu.

"Mak--" belum selesai anak laki-laki itu ingin mengucapkan terimakasih, namun ucapannya terpotong oleh suara panggilan dari arah belakang gadis kecil yang kini bersamanya.

"Araaa" panggil wanita paruh baya pada gadis kecil itu. Dia, bunda dari gadis kecil ini.

"Eh iya, Bun" gadis kecil itu langsung berlari menghampiri bundanya yang baru saja memanggil. Tidak ada kata apapun yang ia ucapkan untuk anak laki-laki gendut itu sebelum pergi meninggalkan.

"Semoga bertemu kembali" Batin anak laki-laki itu.

***

Kini, anak laki-laki gendut itu telah tumbuh menjadi remaja SMA yang berbadan jangkung. Wajahnya semakin tampan. Orang sering memanggilnya Ardo. Ditempat yang sama kini, di kursi taman, bersama orang yang sama pula, gadis kecil yang dulu pernah ia temui disini dengan plester doraemonnya. Dia Ara.

Pertemuan dia dengan Ara di supermarket yang lalu itu, rasanya seperti mengulang kembali kejadian di tempat ini. Ardo merasakan kebaikan dari perempuan itu lagi. Ara membantunya kembali. Sekalipun saat menerima bantuan itu kembali, Ardo juga mendapat sebuah makian dari perempuan itu lagi.

Terkadang Ardo tak menyangka, dia bisa berada disatu sekolah yang sama dengan perempuan itu. Bahkan, dia harus berurusan dengannya. Seolah semesta memang menyetujui untuk mereka bertemu kembali. Ada proses panjang, dibalik bagaimana Ardo secara perlahan bisa mengenali, bahwa gadis didepannya ialah gadis kecil dengan plester doraemon itu. Dan, semesta punya banyak peran didalamnya.

Semoga (On Going)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu