23. Hanya Untuk Menaiki Bus Bersama

29 3 0
                                    

Didepan rumah miliknya, seorang laki-laki berseragam putih abu-abu tengah menatap heran ke arah temannya yang baru saja selesai memarkirkan mobil digarasi miliknya.

"Gajelas lu Do, sumpah" ucap Dito tak habis pikir dengan Ardo yang pagi ini memutuskan untuk berangkat satu motor dengannya dan memilih memarkir mobilnya di garasi milik Dito.

"Pagi hari naik motor sejuk, To. Nggak ada yang aneh"

"Kan lo juga punya motor, monyet!"

"Pengen dibonceng lo"

"Dih, najis!" Seru Dito memasang ekspresi geli.

"Udah, ayo cepetan! bacod amat" Ajak Ardo setelah melihat ke arah jam yang ada dilayar ponselnya, 15 menit lagi jam menunjukkan pukul 7 pagi, tanda pelajaran akan dimulai.

Tepat disana--di parkiran SMA Highclassy, mereka sampai ketika bel masuk berbunyi, bertepatan pula dengan Reno yang baru saja keluar dari parkiran. Melihat kedua temannya, Reno memutuskan untuk menunggu mereka lalu berjalan ke kelas bersama.

Banyak siswa yang berlalu lalang dikoridor sekolah dengan perasaan gugup, tergesa-gesa masuk kedalam kelas setelah suara bel berbunyi. Suasana yang tidak asing lagi di area sekolah.

"Tumben boncengan?" Reno menatap ke arah dua temannya bergantian.

"Nggak jelas temen lo, No" Dito mulai menceritakan tentang kejadian pagi hari ini pada Reno. Tentang Ardo yang lebih memilih memarkir mobilnya dirumah Dito dan berangkat menggunakan motor bersamanya. 

Reno menggelengkan kepalanya heran. Sudut bibirnya terangkat. Tersenyum.

"Yaudah, nanti gue ikut pulang kerumah lo. Main PS ayo!" Reno menoleh kekiri tempat dimana Dito berjalan disampingnya.

"Bwoleh, tapi wajib beliin gue batagor sih" Reno membuang muka mendengarnya.

"Gimana, Do?" Reno berganti bertanya pada Ardo.

"Ayo aja. Tapi gue nyusul, nggak lama" Reno dan Dito serempak menyipitkan matanya seolah bertanya mau kemana?

Ardo bilang dia ada urusan sebentar, tidak akan lama, sebelum pukul 4 dia pastikan sudah sampai di rumah Dito. Laki-laki itu meminta kedua temannya untuk pulang ke rumah Dito lebih dahulu dan jangan banyak bertanya.

***

Pukul 14.55 guru dikelas Ardo pamit undur diri, jam pelajaran hari ini telah usai. Murid dikelas itu menyimpan kembali buku dan juga alat tulis mereka ke dalam tas, bersiap untuk pulang. Guru keluar dari kelas diikuti oleh murid-murid setelahnya.

"Duluan gue" Ardo pamit pada kedua temannya. Mereka berpisah dibelokan, Ardo memisahkan diri dari mereka yang akan berjalan menuju parkiran.

"Hati-hati sayang" Gurau Dito membuat siapapun yang mendengar merasa geli. Sedangkan Reno hanya mengangguk sambil mengangkat tangannya.

Sampai digerbang keluar dekat pos satpam Ardo berdiri disana, masuk kedalam pos satpam dan berbincang dengan satpam yang cukup akrab dengannya. Matanya setiap 3 detik mengedarkan pandangannya mencari seseorang.

Berjarak tidak jauh dari tempatnya sekarang, dua perempuan berjalan beriringan menuju gerbang depan hendak pulang. Persis didepan pos satpam, kedua perempuan itu berpisah, satu pergi ke halte, satunya lagi berjalan menuju mobil yang sudah menjemputnya.

Mobil jemputan itu terlihat sudah pergi dari area sekolah, bergabung dengan kendaraan yang ada dijalan. Saat itu juga Ardo keluar dari post satpam, berjalan mengikuti  perempuan yang tadi berjalan menuju ke arah halte.

Halte ramai menyisakan satu tempat. Ara yang baru saja berjalan ke arah halte duduk ditempat yang tersisa dan menunggu bus untuk pulang. Ardo berdiri disamping perempuan itu ikut menunggu bus disana.

Semoga (On Going)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon