🏳️‍🌈 Chapter 2

415 84 27
                                    

"Apakah kau tinggal sendiri? Dimana keluargamu?" lagi-lagi pria paruh baya itu bertanya, membuat Baekhyun sedikit risih sebenarnya.

"Aku tinggal sendiri dan aku tak punya keluarga"

Bukannya Baekhyun tak mau menganggap keluarganya, hanya saja hatinya masih terlalu sakit bila harus mengingat kembali tentang ibunya yang meninggal karena menderita kanker hati, dan nasib sang ayah yang juga meninggal karena Baekhyun sendiri yang membunuhnya.
Ia benar-benar tak kuat bila harus direndahkan terus menerus oleh ayahnya sendiri.

Flashback on....

pada suatu malam saat ayahnya pulang ke rumah.

"Anak sialan! Dimana kau?" teriak tuan Byun yang pulang dalam keadaan mabuk. Ia berjalan sempoyongan karena tak kuat menahan pening dikepala dan juga kantuk berlebih yang menyerang.

"Apa yang appa inginkan dariku? Bahkan appa sudah membunuh eomma" lirih Baekhyun sambil menahan tangis.

"Ibumu meninggal karena sakit, bukan karena aku yang membunuhnya, jadi jaga ucapanmu itu BERENGSEK!"  tuan Byun sungguh murka, ia tak terima jika disalahkan oleh sang putra.

"Eomma tak akan meninggal jika appa mengurusnya dengan baik!
Eomma sedang sakit saat itu dan apa yang appa lakukan? Berjudi? Atau appa malah bermain wanita di luar sana?" Baekhyun lelah menghadapi ayahnya, Suami macam apa yang pergi bersenang senang disaat istrinya sedang sakit? Baekhyun bukannya tidak tau jika ibunya membutuhkan sang ayah untuk mendungkungnya sembuh.

"Kau sudah berani melawanku? Asal kau tau AKU TAK PERNAH MENGINGINKANMU ANAK SIALAN!"

Suara langkah kaki yang semakin cepat terdengar hingga sepasang kaki tuan Byun benar-benar sampai di depan Baekhyun.

"Kau memang anak tak berguna"
Kini tuan Byun mencekik leher Baekhyun dengan kedua tangannya sampai-sampai ia bisa melihat wajah Baekhyun yang mulai membiru.

"A-apakah ap-appa ingin me-membunuhku juga?" tanya Baekhyun dengan susah payah karena sungguh, ia kehabisan nafas saat ini.

"Apa kau masih ingin hidup,  putraku sayang?" tuan Byun  menyeringai dengan mata sayu. Dan saat melihat wajah Baekhyun yang memucat ia langsung melepaskan tangan dari leher putranya dan tak lupa menghempaskannya kasar ke lantai. Ia tak ingin masuk penjara gara-gara membunuh anak sialan yang sayangnya adalah putranya sendiri.

"A-appa benar-benar jahat!" 

Baekhyun berusaha untuk berdiri walaupun kakinya bergetar lemah tak bertenaga.

"Lalu? Kau mau menghajarku hah? Hahahaha kau itu hanyalah anak tak berguna dan kau itu lemah Byun Baekhyun, kau sama sekali tak pantas menjadi putraku! Kau lebih pantas menjadi gembel di luar sana" ucapan tuan Byun ternyata membuat Baekhyun sangat marah. Ia benar-benar membenci pria itu hingga tak bisa berpikir jernih. Pelan-pelan ia mengambil pisau yang terletak di meja kecil dibelakangnya.

"Akkhhh!!" teriakan kesakitan itu menggema saat Baekhyun menikam perut sang ayah dalam satu hentakan. Dan itu sangat dalam.

"k-kau" pria tua itu tergagap sambil melirik bagian perutnya yang kini mengalir darah merah pekat dan lima detik kemudian ia  ambruk dengan pisau yang masih setia menancap di perut.

Jangan katakan Baekhyun kejam karena ia tak akan senekat ini jika tak dipancing terlebih dulu. Kesabaran yang sudah ia tabung menguap rakus hingga melayangkan sebuah nyawa yang memang bersalah.

I AM A PSYCHOPATHWhere stories live. Discover now