40~REYHANA

3.1K 138 5
                                    

"Tuhan punya cara tersendiri untuk membuat kita bahagia. Percayalah."

🍡🍡🍡🍡🍡


Sepi dan kesepian. Itulah yang Hana rasakan. Rumah mewahnya bak tak berpenghuni. Rasanya Hana ingin pindah ke kontrakan saja. Dan, mengapa harus Hana yang merasakannya? Seperti anak broken home yang ditinggal kerja orang tuanya.

Hana berjalan ke dapur. Ia melihat kulkasnya yang penuh dengan berbagai macam cemilan dan bahan untuk memasak.

Hana menghela nafas pelan. Ia tak mungkin membeli junk food setiap hari. Lagi pula, ia lumayan pandai memasak.

Hana mengambil beberapa bahan dari kulkas. Ia mulai sibuk memasak. Rambutnya ia cepol asal. Hana berharap masakannya akan berhasil dengan rasa yang lezat.

"Jadi, yey."

Hana meletakkan hasil masaknya ke meja makan. Hanya omlet dan capcay yang tersedia. Hana melahapnya. Akhir akhir ini porsi makan Hana bertambah. Entahlah.

Tok Tok Tok

Hana menghentikan makannya. Pintu rumahnya ada yang mengetuk. Ia berjalan santai untuk membuka pintu.

"Reyhan? Ngapain?"

"Main."

Hana mengangguk singkat. Sebenarnya, ia masih kecewa dengan ucapan Reyhan tadi pagi. Dan pria itu terlihat sangat tidak bersalah.

Hana kembali melanjutkan makannya. Matanya fokus ke piring, tak berniat untuk mengalihka pandangannya ke Reyhan.

"Sepi."

"Sepi lah. Udah tau Hana di sini sendiri."

Reyhan mengangguk singkat. Ia masih berniat untuk mengajak Hana menginap di rumahnya. Sumpah, Reyhan tak punya niat yang membuat kalian ambigu. Ia hanya tidak ingin Hana kesepian. Dan dengan begitu, Reyhan bisa menjaga Hana dengan mudah.

"Ayo tinggal di rumah gue."

"Hana bukan gelandangan. Reyhan mending cari anak jalanan yang bisa Reyhan ajak buat tinggal di rumah Reyhan," tutur Hana.

"Gue khawatir, Na. Please, jangan berfikir cetek. Lo pacar gue, dan gue harus jaga dan lindungin lo."

"Tapi rumah ini gimana?"

Reyhan mengangkat kedua alisnya. Ciri khasnya ketika ia sedang berfikir.

"Lo bisa dateng ke rumah gue untuk nginap. Dan lo bisa kesini setiap pulang sekolah. Jadi, rumah ini akan tetap lo tempatin."

Hana mengangguk setuju. "Benar juga. Tumben Reyhan pinter."

"Ck. Gue pinter dari lahir."

"Sombong."

"Ganteng."

"Emang."

"Oke."

🍡🍡🍡🍡🍡


"

Gajah, lo ngapain disini?"

Reyhan menganga. Bagaimana bisa di rumahnya ada manusia konyol yang selalu menghabiskan stok makanannya?

"Gue? Makan."

"Lang." Reyhan menggeram.

"Santai. Gue hanya berusaha melupakan masa lalu. Masa lalu biarlah masa lalu."

Reyhan berdecak sebal, tak ada habisnya jika menghadapi seorang Gilang Mahendra.

"Cari cewek sana. Jangan lo jadiin kamar gue korban pelarian lo."

REYHANA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang