4~REYHANA

5.8K 285 5
                                    

"Duh, kenapa pake kempes segala, sih. Hana pulang naik apa dong? Bang Nandan udah pulang duluan lagi."

"Apes banget sih Hana."

Hana heboh sendiri. Ban sepedanya kempes dan ia tidak tahu harus pulang naik apa. Jarak dari sekolah ke rumahnya cukup jauh. Gak mungkin dong ia jalan kaki. Bisa bengkak jempol kakinya.

Memang, akhir akhir ini Hana lebih suka naik sepeda dibanding berangkat bareng abangnya menggunakan mobil. Menurutnya, bersepeda lebih asik, bisa menghirup udara pagi hari, dan yang pastinya cari perhatian, siapa tau ada orang ganteng lewat gitu kan?

"Udah jam setengah enam. Udah sore banget. Pasti semuanya udah pulang."

Hana menunduk. Jujur, ia sangat takut kali ini. Langit mulai gelap, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.Ia takut gelap. Ia benci gelap.

Mengapa tak terlintas di fikirannya untuk naik ojek online?

Tidak tidak. Ia trauma dengan ojol. Pernah sekali ia naik ojol, abang abangnya dalam keadaan mengantuk, menyebabkan motornya oleng dan jatuh. Tidak parah, hanya lecet di bagian kaki dan tangan. Tapi yang membuat Hana trauma, abang ojek tersebut malah menyalahkan Hana karena duduknya yang tidak bisa diam. Padahal, selama di motor ia tak melakukan apa apa selain bernafas dan melihat pemandangan. Abang ojek tersebut marah, sangat marah. Sampai pipi Hana hampir ditampar. Hampir saja, karena pada saat itu ada orang yang menghentikan aksi abang ojek tersebut.

Dan dari situ, Hana berjanji tidak akan naik ojek online lagi. Bukannya menyelamatkan, malah mengganggu kenyamanan penumpang, menurutnya.

"Arrghhh... Gimana dong."

Sedang sibuk berfikir, matanya tak sengaja menangkap seseorang yang sedang berjalan dengan menuntun motornya. Matanya berbinar saat mengetahui siapa orang tersebut.

"Reyhan." Yang dipanggil menoleh. Hanya sesaat.

"Reyhan." Hana bangkit dan menahan tangan Reyhan.

"Apa sih lo." Reyhan menepis kasar tangan Hana.

"Reyhan baru mau pulang?"

"Menurut lo?"

"Kok baru pulang? Kan bel udah dari tadi."

"Gue ketua osis. Banyak hal yang harus gue urus."

"Oh iya. Ketua osis ya," ujar Hana. "Eh tunggu tunggu." Hana menahan lengan Reyhan untuk kedua kalinya.

"Apa lagi sih?" tanya Reyhan berusaha untuk sabar. Dirinya sudah lelah. Ingin rasanya cepat cepat pulang dan tidur di kasur empuknya.

"Hmm... Apa ya?" Hana mengetuk dagunya. "Sebentar, Hana lupa."

Reyhan menghela nafas gusar. "Cepet, gue capek."

"Aha." Hana mengangkat jari telunjuknya ke atas bak orang yang baru saja mendapatkan ide yang cemerlang. "Reyhan, ban sepeda Hana bocor."

Reyhan menatapnya datar. "Terus?"

"Hana gak tau pulang naik apa."

"Bego. Sekarang udah canggih. Lo bisa naik ojek on--"

"Gamau," sergah Hana. Dirinya kini nampak ketakutan kala mengingat kejadian dimana ia dimarahi dan hampir dibentak oleh abang ojek tersebut.

"Kenapa?"

"Hana trauma sama ojek." Hana menundukkan kepalanya. Air matanya mulai mengalir. Entahlah mengapa ia sangat trauma dengan ojek. "Hana... Hiks... Gak mau lagi... Hikss... Naik ojek," ujarnya dengan lirih.

"Lebay."

"Reyhan. Hana nebeng ya?"

"Gak."

Hana mengedipkan kedua matanya, membuatnya terlihat sangat menggemaskan.

REYHANA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang