The Lover

1.3K 111 6
                                    

Keep a good company- that is go to the Louvre.

Haura dan Tama duduk di sisi kolam yang langsung menghadap kearah museum Louvre. Pemandangan piramida bening langsung berada di depannya. Pintu masuk museum masih sesak oleh pengunjung yang mendapatkan antrian, sisanya harus kecewa diantara dua pilihan, datang besok pagi lagi atau hanya puas melihat didepannya saja.

"we're a bit late" ucap Tama sedikit kecewa karena museum sudah tidak menerima pengunjung.

"tetapi senja disini sangat menyenangkan, kamu harus menikmatinya" Ucap Haura melihat langit Paris yang mulai menguning.

"Ya" Jawab Tama yang ikut melihat pemandangan langit jingga Paris.

"Besok kita harus kesini lagi" gumam Tama.

"For monalisa?"

"The moment i guess, i like it when i'm with you"

Haura tertegun mendengar jawaban yang tidak jelas dari Tama, dia memandang Tama lama. Kemudian tertawa terbahak bahak.

"aku tahu bar enak disini, mau kesana?" Tanya Haura setelah beberapa saat mereka menikmati langit.

Tama hanya mengangguk menyetujui ajakan Haura. 

Mereka sampai pada sebuah bar kecil di dekat museum Louvre, bar favorit Haura jika berkunjung ke Louvre. Namun sayangnya  bar sudah penuh sesak oleh pengunjung, paramuniaga yang berjaga sudah mengatakan tidak ada tempat duduk, harus menunggu sekitar satu jam untuk mendapatkan tempat. Disaat makan malam seperti ini semua tempat pasti penuh sesak dengan orang orang yang bersiap makan malam, dan akan ada antrian yang panjang lainnya.

"sepertinya kita tidak bisa makan malam sampai dua jam kedepan, semua tempat penuh" ucap Haura pasrah.

"bagaimana jika kita makan ditempatku" ucap Tama yang hanya di jawab wajah penuh tanya dari Haura.

"tempatku menginap cukup dekat dari sini, dekat dengan eiffeel tower, tiga kilometer dari sini. Bagaimana?"

Haura berpikir.

"kita juga bisa minum disana" ucap Tama lagi.

Mereka sampai di depan Shangri-La Hotel. Haura hampir hampir terkejut begitu Tama mengajaknya masuk. Dia tidak percaya jika laki-laki teman Cecil ini adalah seseorang yang super kaya. Seharusnya dia sudah menyadarinya sejak Maserati yang dikendarainya kemarin. Cecil benar benar tidak bercanda begitu tidak mau menyianyiakan laki laki ini.

"wow, you lived here?" bisik Haura ketika melewati lobby. Tama hanya tersenyum mendengarnya.

Tama berjalan ke meja Resepsionis, berbicara sebentar dengan salah seorang penerima tamu disana. Kemudian ia kembali dan mengajak Haura ke kamarnya.

Kamar bertipe terrace suit dengan balkon berpemandangan menara eiffel yang megah, dia tinggal disana. Haura semakin yakin, jika pria ini benar benar bukan sembarangan orang.

"is it okay?" tanya Tama begitu mereka masuk kedalam apartemen.

"wow, this is good" jawab Haura jujur sekaligus terkagum kagum dengan arsiteltur bangunan dan desain interior hotel itu.

Hotel yang berupa istana milik Pangeran Roland Bonaparte dulunya, kemudian saat ini digunakan sebagai salah satu luxury Hotel di paris, dengan sentuhan asia ditengah tengah kemegahan seni prancis. Restoran dengan Michelin star, dan berbagai fasilitas mewah lainnya.

"this is company facilities, perusahaan pemilik tempat ini bekerja sama dengan perusahaan tempatku bekerja" jawab Tama yang langsung duduk di sofa, di susul Haura.

IN YOUR ATMOSPHEREWhere stories live. Discover now