SEEING YOU

2.5K 154 5
                                    

Cause i left my mind in the airport

My thoughts in a taxi

my heart in reception

the last thing i saw was you

Airport Taxi Reception-Sondre Lerche mengalun diantara airpod yang terpasang dikedua telinganya saat tiba tiba supir taksinya mengerem mendadak. Seorang perempuan yang wajahnya telah pucat pasi berdiri dengan jarak kurang dari satu meter dari moncong mobil.

"maafkan saya pak" ucap Supir itu yang kemudian segera keluar menghampiri perempuan di depan mobil.

Tama memperhatikan supir taksinya yang kemudian menuntun perempuan itu menepi. Mereka terlihat beradu argumen sebentar sebelum pada akhirnya supir itu kembali ke mobilnya.

"maafkan saya pak, saya agak melamun tadi, untungnya mbak itu tidak mempermasalahkannya" ucapnya meminta maaf sekali lagi.

Tama hanya menjawab dengan anggukan kepala. Pandangannya kearah perempuan yang hampir saja tertabrak, berdiri diujung jalan dengan koper silvernya, terlihat dia sudah sibuk menelfon seseorang, rambutnya tergelung ala kadarnya, wajahnya terlihat lelah luar biasa, dan Jantung Tama berdetak dua kali lebih keras begitu menyadari siapa perempuan itu.

Pikirannya berkecamuk, kepulangannya justru membuatnya bertemu dengan perempuan itu lagi, secepat ini. Bahkan ketika dia baru saja keluar dari bandara.

*****

Haura sudah berada di kantor pagi-pagi sekali. Sakit karena kelelahan pada tubuhnya tidak dihiraukannya. Karena kabar direktur baru mereka datang. Setelah firma arsitektur tempat ia bekerja resmi bergabung dengan Nikken Sekkei firma arsitektur besar dari jepang.

"Haura, Lu ikut gua rapat direksi, sekaligus perkenalan direktur baru kita" ucap pak Adi project manager desain interior begitu melihat Haura masuk ruangan.

"siap pak" Jawab Haura setelah meletakkan tas di bangkunya, dan mulai menyalakan komputer dihadapannya.

"here there are, our new lanyard" Teriak Vika begitu masuk ruangan dengan membawa sekotak lanyard baru dari HR.

"nih punya lo, segera dipakai beb, katanya sebelum rapat direksi mulai semua orang harus udah pake lanyard baru" ucapnya ketika membagikan lanyard sekaligus namecard baru.

NIKKEN SEKKEI ID begitu tulisan di sepanjang lanyard berwarna biru dengan ornamen garis garis yang menarik. Haura mencopot lanyard merah yang tergantung dilehernya dan mengganti dengan yang baru.

"Haura, ayok" Pak adi sudah bersiap dengan buku jurnal ketika menginstruksikan Haura untuk segera mebgikutinya.

Haura dengan segera menyambar buku agenda dan kacamata kemudian menyusul bosnya menuju lantai lima ruang rapat kantor.

Firma arsitektur Breathing Room tempatnya bekerja merupakan penyedia jasa arsitektur dan consultan yang usianya masih cukup muda tetapi telah dikenal di Indonesia dan asia, khususnya Asia Tenggara. Selain itu juga menyediakan furniture dengan merk dagang bernama Dream Design yang tak kalah terkenalnya dikalangan dunia interior design dan furnitur. Produk produk furnitur yang dirilis sering kali terjual habis hanya dalam beberapa waktu. Bahkan sampai waiting list untuk katalog yang akan diluncurkan. Hingga kemudian Nikken Sekkei tertarik untuk bekerja sama dan mengembangkan Breathing Room menjadi lebih besar, sekaligus menjadi perwakilan kantor Nikken Sekkei di Indonesia.

Para manager dan chief project sudah duduk didalam ruangan, menunggu para direktur untuk datang. Tak selang beberapa lama pintu terbuka empat orang laki laki dan seorang perempuan masuk. Perempuan itu adalah Ibu Emilia Carolin ketua bagian HR perusahaan, dan empat orang yang lainnya adalah perwakilan Nikken Sekkei yang bertanggung jawab untuk perusahaan di Indonesia.

IN YOUR ATMOSPHEREWhere stories live. Discover now