HAUTE COUTURE

1.3K 117 1
                                    


And now here is my secret, a very simple secret: It is only with the heart that one can see rightly; what is essential is invisible to the eye.



Aku telah sampai....

Pesan dari Tama. Haura yang baru saja selesai mandi cepat cepat melihat dari jendelanya. Ia melihat Tama dibawah di pingir jalan dengan rokoknya bersandar pada tiang lampu jalan. Cepat cepat Haura menuju kamar cecil, mencari pakaian yang layak ia kenakan untuk hari ini. Dia memilih sebuah midi dress dengan rok span buatan cecil herwarna silver yang sedikit berkilau. Cepat cepat Haura turun menemui tama yang sudah berada di bawah.

"Hei" sapa Haura begitu keluar dari lobby apartment.

"You ready? Oke, come on" jawab Tama yang kemudian membuang rokoknya.

Tama berjalan ke sisi jalan dan membuka sebuah mobil Maserati biru di depannya.

Haura sedikit terkejut, karena dia berpikir mereka akan berjalan atau naik kereta seperti yang biasa dia lakukan. Dia lupa jika teman teman cecil adalah tipe orang kelas atas.

"Oh, oke" jawab Haura segera masuk ke bangku penumpang di sebelah Tama.

Dia bersyukur telah memilih dress yang tepat untuk hari ini.

"I have a sudden quick meeting this time. Aku harap kamu tidak masalah menemaniku rapat sebentar" ucap tama begitu mobil melaju.

"it's oke, take your time"

Setelah tiga puluh menit perjalanan mereka sampai di Le Saint Règis, sebuah resto yang cukup terkenal dengan hidangan mewahnya.

Mereka kemudian duduk di bangku pojok dekat dengan jendela, sehingga dapat melihat sisi jalan dengan leluasa.

"Sebentar lagi rapatku akan dimulai. Here's a book, agar kamu tidak bosan menunggu" ucap Tama menyerahkan sebuah buku.

"The little prince, kamu memberiku buku anak anak?" Tanya haura dengan keheranan.

"Aku hanya tidak tahu buku apa yang harus ku beli, aku mendapatkanya di hotel pagi ini" jawab Tama jujur.

Setelah memesankan sepiring kukis dan secangkir kopi Tama meninggalkan Haura untuk rapat tak jauh dari bangkunya, dan Haura mulai membuka halaman pertama.

Dua jam Haura larut dalam bukunya. Hingga tidak menyadari kehadiran Tama yang sudah duduk di depannya.
Dia terkejut begitu selesai membaca bagian akhir dari buku itu.

"On ne voit bien qu'avec le cœur, l'essentiel est invisible pour les yeux." Ucap Haura menjawab tatapan mata Tama.

"You can only see well with the heart, the essential is invisible to the eyes.hmm.... sepertinya aku menemukan buku yang tepat untukmu" jawab tama dengan menyesap espresso di depannya.

"merci beaucoup" ucap Haura sangat berterima kasih.

Haura meneguk habis kopi susu di gelasnya yang kini sudah benar benar dingin.

"Oke, ini saatnya mengikuti rencanamu. Kemana kita?" Tanya Tama.

Haura mengambil sesuatu dari pouch silver miliknya.

"Here" dia mengeluarkan sebuah undangan bersampul mewah, 'Elie Saab haute couture' tulisan pada sampul yang berkilau. "Kamu mau datang denganku?"

Haura ingat Cecil memberikannya undangan ini, undangan peragaan busana standar tinggi yang tidak sembarangan rumah mode dapatenyematkan kata Haute Couture di belakang nama mereka kecuali telah mendapatkan Appellation dari Chambre Syndicale de la Haute Couture.

Dia tidak mengetahui banyak hal tentang ini, tapi setidaknya dia sudah berkali kali mengikuti acara ini, bersama Cecil tentu saja. Jadi Haura cukup percaya diri untuk mengajak Tama menghadirinya, selain itu Cecil memintanya untuk datang. Dia memberikan undangan itu untuk Haura.

"Peragaan busana?" Tanya Tama tidak yakin.

"Yes... Bukan peragaan busana bisa, this is haute couture. Setidaknya ketika berada di sini cobalah untuk melihatnya"

"Well.... Oke" jawab tama setelah pada akhirnya menyetujui. "But wait, datang ke acara seperti itu apa yang harus aku kenakan?"

"Today your suit just perfect" jawab Haura cepat tidak ingin menambah pusing dan panjang dengan mencari pakaian. Lagi pula Tama sudah mengenakan jas Armani yang sangat bagus, tidak ada yang ia perlukan lagi.

*****

Mereka duduk di baris ketiga di sisi kanan cat walk yang panjang. Orang orang sudah ramai berdatangan, terutama designer designer muda dan designer terkenal lainnya. Semuanya duduk tenang menunggu lampu diredupkan dan hanya lampu utama yang menyorot panggung yang dinyalakan.

Satu persatu peraga busana mulai keluar memamerkan pakaian pakaian cantik yang di buat oleh sang designer.

Haura bersemangat datang ke acara ini karena dia salah satu penggemar Elie Saab. Elie selalu menampilkan mode fashion yang sering kalibsesuaindengan karakternya. Charming, elegan dengan menonjolkan kemewahan yang berbeda.

Begitu selesai Haura segera menarik Tama untuk segera keluar, mereka tidak akan mebikuti acara pesta setelah acara yang biasanya sangat ditunggu tunggu untuk menyapa designer terkenal yang turut hadir disana.

"So, do you get some inspiration?" Tanya Tama.

Haura terkejut hingga terbatuk.

"Ah.. yaa... Much inspiration" jawabnya cepat, dia lupa jika masih memerankan peran sebagai Cecil. "How's yours?"

"Interesting, haute couture ternyata lebih dari sekedar peragaan busana seperti yang biasanya"

"kau pernah melihat ini sebelumnya?"

"Ya, but not in pairs. Anyway, i got some new inspiration, thanks to you"

"Really? For your architecture thing?"

"Yes"

"Nice to hear that"

" a dinner?" tanya Tama

"sure"

Paris dimalam hari benar benar sangat ramai, semua orang keluar rumah dan semua orang menyesaki restoran restoran. Hampir tidak ada satu tempat pun yang sepi pengunjung. Seperti sebelumnya, mereka makan malam dengan percakapan yang menyenangkan, sebelum pada akhirnya mereka menyadari hari mulai malam.

"Thank you for today" ucap Tama begitu mobil berhenti di depan apartment.

"Thank you for the book, its a super overwhelming children book"

"Senang sekali mendengarnya, à la prochaine" ucap Tama dengan mengecup singkat pipi Haura.

Seketika Haura membeku.

Pintu mobil di sebelahnya terbuka. Tama sudah membukakan pintu untuknya, Haura tersenyum, berterima kasih pada Tama dan segera masuk kedalam apartemen.

Jantungnya tiba tiba berdetak dengan sangat cepat. Dia bersandar pada pintu memegangi dadanya dengan wajah memanas dan pikiran yang tiba tiba buntu. Dia baru menyadari apa yang baru saja dia lakukan.

Ponsel di tasnya beegetar. Sebuah pesan masuk.


Yang, are you okay? Aku tidak mendapatkan kabar darimu seharian ini. 

IN YOUR ATMOSPHERETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang