Aku berharap kamu datang

2.9K 166 0
                                    

Author pov
Setelah selesai urusannya di butik. Wanita cantik itu pulang dengan mengendarai mobilnya

Nama lengkapnya adalah Raisa Andriana.

Sesampainya dirumah, Raisa dapat melihat kedua orang tuanya tengah asik berbincang dengan dua orang paruh baya yang seumuran kedua orang tuanya, dan sepertinya mereka suami istri.

Raisa tersenyum lembut kearah sepasang suami istri itu, dan mereka membalas senyuman Raisa dengan penuh kelembutan pula. Raisa memang tipe wanita yang lemah lembut.

Raisa pun langsung bergegas menuju kamarnya, karena hari ini dia benar-benar lelah.

Belum sempat ia memejamkan matanya. Pintu kamarnya diketuk oleh seseorang yang tak lain adalah kedua orang tuanya.

"Ada apa ma, pa?" Kedua orang tua Raisa saling melirik satu sama lain, Raisa dapat melihat kegugupan diwajah kedua orang tuanya.

"Papa ingin menjodohkan Kamu dengan anak teman papa," Raisa tentu terkejut dengan pernyataan itu, papanya tau dia memiliki kekasih, kenapa sekarang malah ingin menjodohkan dirinya dengan orang lain.

"Dijodohkan? Raisa nggak mau pa, ma. Papa sama mama justru tau kalau Raisa lagi nunggu kedatangan Arga, Raisa nggak mau khianatin cinta Arga!!"

"Tapi sampai kapan kamu akan menyendiri terus nak? Sudah tiga tahun Arga pergi, dan dua tahun terakhir ini dia hilang kabar. Umur kamu ini sudah matang untuk menikah Raisa," Raisa merasa sangat heran dengan perkataan papanya, papanya bukan tipekal orang tua yang mempermasalahkan umur. Bahkan setau Raisa, kedua orang tuanya menikah diumur 27 ke atas.

"Terserah mama sama papa, pokoknya Raisa nggak suka dijodohkan." ujar Raisa lalu menutup pintu kamarnya dengan sedikit kencang untuk menunjukkan bahwa dia benar-benar tak suka keputusan kedua orang tuanya itu.

Dia menangis sejadi-jadinya didalam kamarnya, menumpahkan semua keluh kesahnya, dan perasaan risau yang selama ini ia rasakan. Dia tidak ingin dijodohkan, sangat tidak ingin.

Bagaimana caranya dia menikah dengan orang yang tidak ia cintai. Semuanya pasti akan berjalan begitu buruk nantinya, membayangkannya saja Raisa enggan.

Raisa bangun dari tidurnya akibat matahari yang sudah menerangi kamarnya.

"Astaga aku ketiduran tadi malam," ujar Raisa lalu mengusap wajahnya dengan kasar.

Setelah ia sudah memakai baju untuk berangkat kebutiknya, dia menuruni tangga rumahnya, dan mamanya langsung menghampirinya.

"Makan dulu Nak," kata mamanya

"Nanti Raisa makan di kantor aja ma," walau Raisa masih kesal dengan kedua orang tuanya, tapi dia tak ingin durhaka, dia pun menyalimi tangan kedua orang tuanya seperti biasanya, lalu melangkah pergi.

"Setuju atau tidak perjodohan itu akan tetap terlaksana!" Kata-kata papanya itu membuat Raisa menghentikan langkahnya.

Dia menghirup nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan kasar, setelah itu dia memasuki mobilnya dan berangkat menuju butiknya.

Sesampainya dibutiknya, Raisa langsung masuk keruangannya dan menulis sebuah surat. Rencananya dia akan mengirimkan surat itu ke Inggris untuk memberitahu Arga agar cepat kembali ke Indonesia dan melamarnya.

Dear Arga.
Sudah dua tahun aku tak mendapat kabar apapun lagi darimu. Kau tau aku sangat merindukanmu.

Arga pulanglah, dan wujudkan impian kita untuk segera menikah. Mama sama papaku ingin menjodohkan aku dengan pria lain jika kau tak kunjung datang.

Arga kumohon datanglah, perjuangkan cinta kita, aku akan selalu menunggumu. I love you.

Raisa.

Itulah isi surat yang akan Raisa kirim. Setelah mengirim surat itu, Raisa benar-benar berharap akan mendapat balasan dari Arga bahwa lelaki itu akan datang, dan memperjuangkan cinta mereka. Bahkan sampai detik ini setelah dua tahun berlalu, perasaan cinta itu tak pernah hilang sedikit pun walau memang Raisa sedikit kecewa karena Arga tak pernah menghubunginya lagi.

Broken Heart (End)Where stories live. Discover now