🎋 28 ♧ Pilu yang Memilukan

4K 613 136
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

One Squell of Kasta Cinta
-- happy reading --

Ma®entin Niaga®a

✏✏✏

Bagi yang bilang....ribet...riweh, atau nggak suka dengan cerita yang  saya tulis, boleh kok nggak usah ngelanjutin membacanya.

Mungkin saya nulisnya nggak sebagus tulisan-tulisan pembaca yang komennya agak kurang enak di bacanya. Rasanya bukan cuma saya saja yang ngerasa seperti ini, bahkan mereka yang tulisannya sudah masuk dapur penerbit ternama dan dengan ratusan ribu follower pun pernah mengeluh hal seperti ini.

_____________________________________

Menyesal itu tidak akan pernah bisa mengembalikan keadaan. Yasna tidak menyesal dia hanya berpikir mungkin akan lebih marah lagi ketika dia berada di posisi Syaddam. Terlebih saat kini sedang berada di pelukan sang baba dan bibir laki-laki cinta pertamanya itu bercerita banyak tentang apa yang telah dilakukan oleh Syaddam untuk mendapatkannya.

Fix, Yasna meneteskan air matanya kini.

Ghulam memenuhi janjinya. Keesokan hari setelah Yasna menelpon dan mengatakan kangen ingin bertemu dengannya. Seketika itu juga Ghulam bersiap untuk bertolak ke Jakarta. Penerbangan pertama dan secepat itu akhirnya bisa bertemu dengan salah seorang putri yang sangat dicintainya.

Yasna memang berbeda dengan Azza meski pada waktu kecil dulu Yasna cenderung pendiam namun setelah sama-sama dewasa, keadaan itu berbalik. Azza yang memilih untuk diam sedangkan Yasna lebih ekspresif. Itu juga yang membuat Ghulam tidak bisa berpikir kedua kali saat Yasna mengatakan jika dia sedang merindukan babanya maka kewajiban sebagai orang tua adalah untuk memenuhi permintaan putrinya.

"Mengapa Baba menyembunyikan semua itu dari Yas?"

"Karena Baba tidak ingin putri baba menjadi bucin." Jawab Ghulam.

"Baba tahu istilah bucin?" tanya Yasna kaget serta merenggangkan pelukan mereka. Mendengar pertanyaan Yasna Ghulam kembali tersenyum sambil mengusap kepala 'princess'nya yang tertutup jilbab. "Adikmu, Wafiq yang ngajari Baba."

Langit memang sedari pagi mendung. Sama seperti dengan keadaan Yasna kali ini. Jika kehadiran Ghulam sedikit bisa menorehkan rasa yang tersibak di dalamnya. Namun bukan berarti kabar yang diterimanya pagi ini bisa melenyapkan rasa bersalahnya. Pantas jika Syaddam meninggalkannya kemarin saat dia meminta menikahi Adira setelah dia memperjuangkan semuanya sendiri di hadapan kedua orang tuanya tanpa Yasna ketahui.

"Yasna mencintai kak Syaddam, Ba. Meski Yasna tahu itu salah. Dan yang dilakukan kak Syaddam ke Baba itu juga merupakan kebenaran."

"Kamu tahu hukumnya mencintai sebelum halal?"

"Yasna keliru Ba. Tapi bolehkah Yasna memohon kepada baba untuk itu supaya kami tidak terus berjalan di jalan yang salah?"

"Syaddam?"

"Apa Baba melihat yang lain di mata Yas selain itu?"

"Risyad?" Yasna memilih untuk menggeleng lemah sebelum Ghulam bercerita. "Risyad banyak bercerita tentang inginnya mempersuntingmu sebagai istri Kak. Tanpa dia berusaha untuk memaksakan inginnya kepadamu. Dia hanya berkomunikasi dengan Baba dan menitipkanmu pada Allah. Apa selama ini Risyad pernah menunjukkan sikap inginnya kepadamu?"

Yasna kembali menggeleng. Risyad memang laki-laki tanpa cela yang datang kepadanya dan keluarganya. Bisa menarik hati dan perhatian babanya hanya dengan kedekatan yang tidak berapa lama dari mereka berkenalan. Yasna tahu itu tapi hatinya memang bukan untuk seorang Risyad.

You Before Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang