🎋 07 ♧ Pengakuan Syaddam

5K 671 35
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

One Squell of Kasta Cinta
-- happy reading --

Ma®entin Niaga®a

✏✏✏

Sejauh apapun menghindar kala hati tidak lagi bernyali untuk bisa menguatkan, apalah daya. Perkara cinta ibarat dua sisi mata uang. Karenanya, kita bisa jadi yang paling berbahagia pun merasa paling menderita di dunia.

Lalu apalagi yang bisa tersisa kala penghuni hati lebih memilih untuk berlabuh di dermaga hati yang lain?

Salahkah dengan adanya cinta dalam diamnya? Sementara Yasna tidak memiliki hak untuk mengungkapkan segala isi yang ada di dalam hatinya.

Luapan air mata yang menganak sungai dari pelupuk matanya bukan hanya tidak bisa menggantikan segala rajam yang dirasa. Cinta pada pasangan yang tepat pasti akan menjadikan hidup menjadi lengkap. Lalu bagaimana saat pilihan tentang cinta itu salah? Pastinya akan membuat hilang arah.

Namun, bukankah cinta selalu jadi misteri dan teka-teki? Siapa pasangan yang tepat dan mana pilihan yang salah bisa terjawab setelah kita tuntas menjalani.

Padahal semua sudah masuk dalam rancangan Allah. Garis kehidupan dari setiap manusia. Allah tidak menciptakan segala sesuatu tanpa alasan. Tidak pula menjadikan setiap peristiwa secara kebetulan. Jika kita belum mengerti akan apa yang terjadi sekarang, kelak kita akan mengerti mengapa Allah menjadikan alur yang sedemikian indahnya.

Adanya rasa kecewa karena sudah kehilangan sesuatu yang diinginkan memanglah sesuatu hal yang wajar dirasakan. Namun sekali lagi, pengendalian emosi hanya bisa dilakukan oleh diri sendiri.

Menerima keadaan, hal paling mendasar yang harus dilakukan. Menerima keadaan tanpa menyesali dan berharap tidak akan terulang kembali. Memang harus perlahan, apapun yang kini harus Yasna lalui dia harus bisa merelakan dan mengikhlaskan.

Kembali, Yasna harus berpasrah atas apa yang Allah pilihkan untuk jalan hidupnya.

Biarlah malam ini dia menutup dirinya dengan rapat. Tak membiarkan seorangpun menyapanya saat hampir seluruh keluarganya berkumpul. Yasna memilih untuk mengasingkan diri di dalam kamar tidurnya. Semesta seolah tidak berpihak kepadanya dengan memberikan kejutan termewah yang sukses membelah hatinya menjadi kepingan tak bersisa.

'Wahai sang penjaga hati, ku kembalikan kepadamu tentang hidup, mati dan jodohku. Jika memang yang terbaik untuk keluargaku ikhlaskanlah hatiku menerima semua ketentuanMu.' Linangan air mata tentu masih mengucur deras membasahi kedua pipi Yasna.

Masih berada di atas sajadah panjang yang sedari tadi dia gelar untuk mengagungkan namaNya. Kemana lagi dia memilih untuk berlari kecuali kepadaNya. Mengadukan segala kegundahan hatinya bak pecundang yang menerima kekalahan sebelum berperang.

Bukan, ini bukan sebuah peperangan atau jihad. Ini tentang garis jodoh dan takdir Allah untuknya.

Malam yang sangat panjang menurut hitungan jam yang ada di dinding kamar Yasna. Besok pagi, lebih tepatnya setelah acara pembacaan qabul nikah oleh Syaddam untuk kakaknya hilang sudah semua mimpinya. Terkubur bersama harap dan angan yang selama ini telah menjadi doa di setiap malam panjangnya.

Hingga malam berlalu, Azza telah bersiap dengan gaun pernikahannya. Sedangkan Yasna masih berkutat dengan es pack yang ada di tangannya untuk mengompres kedua matanya yang membengkak karena semalaman mengeluarkan air mata.

You Before Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang