🎋 22 ♧ Seminar Membiru

3.8K 601 90
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

One Squell of Kasta Cinta
-- happy reading --

Ma®entin Niaga®a

✏✏✏

HASIL tidak pernah mengkhianati sebuah usaha. Apa yang telah kita tanam itulah nanti yang kan kita tuai. Entah untuk kehidupan kita sendiri ataupun untuk kehidupan anak cucu kita kelak.

Satu kata dengan sejuta makna, SKRIPSI. Seolah seperti momok besar dalam perjalanan mahasiswa dalam proses studinya memperoleh gelar sarjana. Atau bisa jadi skripsi merupakan satu kata yang membuat jutaan orang bergembira karena telah berhasil menyelesaikannya. Tahukah kita? Sebenarnya di balik proses pengerjaan skripsi ini mengisyaratkan makna bahwa diri kita sedang ditempa. Kok bisa? Jika kita telah berhasil menyelesaikannya, cobalah untuk mengingat kembali proses dari sebuah perjuangan, bagaimana jatuh bangunnya, dan pastinya akan tersenyum saat sampai di ujung perjuangan.

Tidak berbeda dengan Yasna, tugas akhir yang akan mempertaruhkan masa kuliahnya selama tiga setengah tahun itu hanya akan terealisasikan dengan tiga kata, lulus atau mengulang.

Dan inilah detik terpenting bagi seorang Izdihar Yasna, seminar proposal skripsi tentu hanya sampai dengan metodologi penelitian, mengapa memilih variabel dan apa pentingnya dilakukan penelitian itu.

Bersama teman satu angkatan yang memang sudah dijadwalkan untuk mengikuti seminar proposal ini, Yasna bersiap dengan pakaian kebesaran mahasiswa. Atasan putih bawahan hitam dengan almamater kuning melengkapkan penampilannya pagi ini. Bergelut dengan skripsi, penulisan judul, pengajuan ke jurusan hingga penentuan dosen pembimbing skripsi membuat Yasna seolah tidak banyak waktu untuk memikirkan yang lain. Bahkan masalahnya dengan Syaddam justru masih menggantung sampai dengan saat ini. Bukannya membiarkan namun Yasna tidak memiliki cukup waktu untuk memperdebatkan sesuatu yang seharusnya tidak perlu diperdebatkan.

Beberapa kali Yasna bertanya kepada ummanya, namun jawabannya masih sama. Syaddam belum memintanya kepada sang baba. Mungkinkah wanita yang telah membuatnya menghirup udara di dunia itu memilih untuk berbohong kepadanya? Lalu apa untungnya bagi umma Omaira melakukan itu semua? Hanya karena sebuah titel yang akan Yasna peroleh? Rasanya bagi muslimah yang sangat mengerti akan ilmu agama, ummanya bukan orang yang berpikiran sempit seperti itu.

Dering gawai Yasna bergetar sebuah panggilan video call terpampang disana, siapa lagi jika bukan Malika. Mahasiswa semester akhir yang juga sahabatnya itu memilih untuk mengajukan cuti kuliah satu semester untuk menyambut kehadiran buah hatinya bersama Rafi.

"Malik, aku deg-degan sumpah." Sapa Yasna saat wajah Malika menghiasi gawainya.

"Yas, harusnya kita bisa lulus bareng tapi aku harus ngalah demi si baby." Yasna tersenyum melihat bibir Malika yang maju beberapa senti. Ada rasa kecewa yang tersirat di sana namun bersamaan itu pula ada senyum bahagia yang akhirnya menguar saat dia mengusap perutnya yang membuncit.

Mungkin nanti Yasna juga akan merasakan hal yang sama saat dia sedang mengalami fase yang bernama hamil dan menunggu buah hati bersama dengan orang yang disayanginya. Orang yang disayangi? Bahkan sampai sekarang Yasna sendiri belum tahu siapa nanti lelaki yang kirimkan Allah untuk menjadi imamnya. Jika kemarin dia begitu yakin dengan adanya Syaddam sekarang mengapa sepertinya keyakinan itu menjadi terjun bebas, meski diantara keduanya juga masih berhubungan melalui pesan suara atau chating.

"Yas, lu kenapa?" Malika yang mengetahui perubahan wajah Yasna langsung merusak lamunan sahabatnya yang sedari tadi terlihat bengong menatapnya dengan tatapan kosong.

You Before Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang