🎋 17 ♧ Ujian Syaddam

4.2K 579 86
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

One Squell of Kasta Cinta
-- happy reading --

Ma®entin Niaga®a

Nah sebelum mulai mari kita vote dulu,
Mana suaranya 🙋‍♀️🙋‍♀️🙋‍♀️

1. Tim YaSyadd

2. Tim YaRis

✏✏✏

Lagi-lagi rasa cemburu yang menguasai hati cukup untuk membuktikan seberapa besar cinta dan obsesi itu bertarung dalam diri. Raut muka Syaddam jelas menampakkan semua itu namun sekali lagi dia memilih untuk diam dan tidak lagi ingin berbicara banyak manakala kedua matanya melihat sosok Adira kini berdiri tegak di belakang tubuhnya.

Kalau seperti ini pasti akan salah faham lagi ceritanya. Syaddam datang seorang diri ke rumah sakit. Setelah menerima pesan Adira kalau Malika di rawat di rumah sakit dia mengusahakan segera meluncur setelah semua urusan pekerjaannya dia selesaikan terlebih dulu.

Padahal seharusnya hari ini Syaddam juga harus bertolak ke Blitar. Menemui Ghulam dan Omaira adalah keputusan terbaik setelah semuanya jelas. Baginya cukup Yasna menjawab iya tidak perlu memperdulikan orang lain lagi. Dia akan menunjukkan bahwa apa yang pernah Syaddam janjikan kepada Yasna akan segera mereka wujudkan. Terlalu lama menunda semakin banyak cobaan yang harus mereka jalani terlebih dengan wanita yang mengaku sebagai sahabat Yasna ini. Syaddam benar-benar muak.

Dengan helaan nafas panjang Syaddam mencoba meredam rasa cemburunya. Berjalan perlahan mendekati Yasna yang berdiri tidak jauh dari bed Malika. Keduanya masih bungkam dan sesekali saling bertatapan. Hingga akhirnya bibir Syaddam bergerak untuk menanyakan kondisi Malika.

"Hai, gimana keadaannya Malika. Mas Rafi lagi di luar negeri?" sapa Syaddam.

"Baik Kak. Ah jadi ngerepotin ceritanya ini. Mas Rafi lagi ke Sydney tapi sudah ngerti kok. Justru ini akunya disuruh menginap di RS saja supaya bisa benar-benar bedrest. Hai Dir, lu ngapain berdiri aja di situ? Nggak pengen peluk gue." Jawab Malika.

Adira melangkah mendekat ke hospital bed dimana Malika kini tengah berbaring. Jika Syaddam memilih untuk berdiri di samping Yasna, Adira harus merelakan dirinya berdiri di sisi bed yang masih kosong.

"Kamu bagaimana kondisinya Lik?" tanya Adira pelan.

"Ya seperti yang lu lihat. Gegara lu bedua pada berantem sih, makanya orok gue protes. Sono gih baekan kagak baik sesama muslim berantem. Lagian kita sohiban masa iya musti berantem gegara ngerebutin kak Syaddam. Kek anak SMA aja sih kalian." Kata Malika yang kali ini memilik tidak memakai saringan.

Ya sebaiknya memang Malika berada di tengah. Senyampang ada Syaddam juga di ruangannya. Ada baiknya kalau semuanya berbaikan.

"Hai Dir, maaf ya kalau aku banyak salah." Ucap Yasna memilih untuk membuka percakapan terlebih dulu sambil mengulurkan tangan kanannya.

Meski merasa enggan Adira menerima juga uluran tangan Yasna terlebih saat dia melihat senyum kecil yang nampak dari bibir Syaddam. Rasanya dunia penuh dengan keberkahan.

"Sudah ya kalian ini. Nih lagian mumpung kak Syaddam ada di sini juga. Gimana Kak?" kata Malika dengan senyum khasnya.

Sebenarnya tidak ingin menjatuhkan siapapun namun daripada timbul perpecahan selanjutnya Malika memilih untuk meluruskan semuanya.

You Before Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang