🎋 06 ♧ Pertemuan Kedua

5.4K 610 54
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

One Squell of Kasta Cinta
-- happy reading --

Ma®entin Niaga®a

Memorian lagi yukkkk dengan GoCD

✏✏✏

Pernah mengetahui bagaimana seorang pria memperjuangkan apa yang mereka inginkan dalam hidupnya?

Orang yang merasa pernah dicintai pasti akan mengetahui detailnya. Bahkan begitu dekat dengan yang namanya perjuangan cinta. Ah demikianlah mungkin kiranya yang dirasakan para pejuang bucin.

See, setelah Hanif pulang bersama kedua adik kembarnya Yasna menatap dalam kakak perempuannya. Bukan untuk menjudge namun hanya meminta klarifikasi lebih lanjut. Apa hubungannya? Jelas tidak berhubungan sama sekali, hidup kakaknya tetaplah dia yang akan mempertanggungjawabkan. Namun sikap diam sang kakak membuatnya harus menanyakan sesuatu hingga semuanya jelas. Dia sungguh tidak ingin membuat kakak perempuannya merasa terbebani atas suatu hal.

Jika sewaktu kecil Azza yang begitu ekspresif, kini setelah keduanya sama-sama dewasa Yasna lebih bisa diandalkan untuk mengolah hati menjadi suara yang bisa diperdengarkan kepada orang lain. Yasna juga yang lebih kritis untuk mengkritik sesuatu hal dan memberikan pandangan yang berbeda dengan kritikan yang dia berikan.

Katakan Yasna lebih cerewet, tapi demikianlah adanya kini.

Yasna lebih bisa mengakrabkan diri dengan orang lain daripada Azza.

Hingga dia melihat bahasa tubuh yang diperlihatkan sang kakak ketika bertemu dengan Hanif. Dokter muda yang merawatnya tadi memang memiliki wajah diatas rata-rata pria Indonesia. Tubuh tegap atletisnya juga menyempurnakan penampilannya. Aura dingin yang menguar membuatnya semakin misterius. Melihat Hanif ingatan Yasna langsung teringat kembali dengan Risyad. Dia juga sama tinggi seperti Hanif, pahatan hidung yang tidak jauh berbeda karena sepertinya mereka berdua memiliki ras yang sama.

Ah itu tidak penting lagi sekarang. Bagi Yasna sekarang adalah jawaban jujur dari kakaknya. "Kakak bisa menjelaskan semuanya pada Yas?" kata Yasna setelah mereka berdua berada di kamar.

Jelas Yasna menanyakan masalah Hanif, Azza dan juga Syaddam hingga Azza akhirnya bercerita bagaimana awalnya dia mengenal Hanif. Pertemuan mereka 5 tahun yang lalu sebelum Azza berangkat ke Mesir yang akhirnya beberapa minggu yang lalu membawa Hanif datang bersama keluarganya bermaksud untuk mengajak ta'aruf Azza namun Azza telah menjawab lebih dahulu ajakan ta'aruf Syaddam.

"Bolehkan aku bertanya sesuatu yang lebih dalam lagi kak?" tanya Yasna.

"Apa itu?"

"Apakah kakak menyimpan perasaan yang lebih kepada mas Hanif? Sorot matamu mengatakannya tadi saat mata kalian saling bersirobok pandang." Kata Yasna kemudian.

Sikap diam Azza semakin membuat kesimpulan Yasna memang benar bahwa di hati kakaknya ini bukan menjadi milik calon suaminya namun telah menjadi milik lelaki lainnya. Apalagi ditambah dengan cerita hutang budi keluarga. Sungguh Yasna merasa tersentuh dan ingin membantu sang kakak untuk keluar dari masalah besarnya.

"Jangan sampai kelak kakak menyesal. Mulut kakak bisa bohong kepada siapa pun tapi hati kakak tidak akan bisa membohongi diri kakak sendiri. Sepertinya memang aku harus bertemu dengan kak Syaddam, Kak." Kata Yasna.

"Boleh, hanya saja Syaddamnya sedang ke Madinah untuk seminggu kedepan." Jawab Azza yang dibalas anggukan kepala oleh Yasna.

"Mengapa di gawai kakak hanya ada photonya mas Hanif, mengapa kakak tidak menyimpan photo kak Syaddam?"

You Before Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang