Langit berkisah

196 17 2
                                    

Wanita buta itu merasakan getaran. Rotasi yang bersinggungan membuat dirinya bungkam akan masa lalu yang menyerang. Wajah yang dulu berpendar dapat ia genggam, lamat-lamat ia dapat meledakkan kerinduan secara berlebihan. Bukan lagi tangisan namun raungan memanggil sebuah nama.

Tapi dia kalah, sebelum melakukannya. Kedua tangan hangat itu terlepas dari wajah Taehyung. Mimik wajahnya berusaha untuk tidak mengiyakan keinginan hatinya. Wanita itu membereskan segera peralatan melukisnya, tergesa-gesa.

Lelaki itu heran dengan sikap wanita itu, bukannya tadi dia yang menawarkan untuk melukis malah sekarang dia bergegas untuk pergi.

"Ada apa?" Suara Taehyung membuat wanita buta itu menjatuhkan kuas yang tadinya akan dimasukkan kedalam tasnya. Dia menggeleng, air mata menguasai.

"Bahkan suaramu...." Dia tak melanjutkan kalimatnya. Tertahan diujung lidah. Padahal ada barisan aksara yang siap untuk disuarakan. Wanita itu nampak tak berdaya. Baik fisik maupun hatinya.

"Kenapa dengan suaraku? Apa kita saling mengenal?" Taehyung menuntut jawaban.

Wanita itu menggeleng.

"Mungkin aku hanya salah orang." Wanita itu sudah membereskan peralatan lukisnya. Berlalu dengan memakai tongkat dijadikan bantuan jalan.

"T-ttunggu... Kenapa aku merasa kita seolah-olah saling mengenal?" Taehyung berusaha mencerna isi otaknya, berusaha untuk mencari kebenaran didalamnya. Pasti dia bertemu dengan wanita itu sebelumnya.

Wanita itu tak berbalik. Hanya terhenti disana, ada sesak didadanya. Ada kesedihan dimatanya.

"Ah,,, maukah kau pergi denganku membeli ice cream?" Ajak Taehyung, hanya kalimat itu yang terlintas.

Kuat wanita itu berbalik, pandangan kosongnya penuh air mata. Taehyung yang melihatnya seakan merasakan duka yang teramat menyakitkan. Dadanya berdentum kencang, dan benar saja, langit mulai bergemuruh. Lelaki itu meneteskan air matanya, tiba-tiba saja gerimis jatuh membasahi bumi.

Wanita itu pergi ditengah kerumunan orang-orang yang berlalu lalang mencari tempat teduh sebelum kehujanan.

"Kawan, kau buruk sekali." Jungkook menyender di pundak Taehyung. Tatapannya kasihan.

Lalu,,,,
Jungkook meledakkan tawanya.

"Apakah hujan ini kau yang buat?" Tangan Jungkook menadahkan tetesan hujan yang turun.

Lelaki itu hanya mengangguk, kedua mata hampir tertutupi rambut basahnya. Sungguh beruntung, baik rambut maupun hujan dapat menyembunyikan air matanya.

Semesta telah bercerita,
Biarkan sesuatu yang disembunyikan segera terungkap dengan cara yang indah,
Atau malah menyakitkan.

Tinggalkan jejak (vote, komen dan share) jejak itu akan menjadi kenangan.

Back To The StarWhere stories live. Discover now